23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Tambang Martabe Bangun Jembatan Gantung Pulo Godang

Foto: Istimewa Peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung Pulo Godang Kecamatan Batangtoru WIB oleh Bupati Tapanuli Selatan, Rabu (24/9).
Foto: Istimewa
Peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung Pulo Godang Kecamatan Batangtoru WIB oleh Bupati Tapanuli Selatan, Rabu (24/9).

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung Pulogodang, dilangsungkan tadi pagi pukul 10.00 WIB, oleh Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu. Pembangunan jembatan gantung yang dibiayai Tambang Emas Martabe itu bertujuan untuk memberikan akses kepada para petani dalam mengangkut hasil pertanian.

”Jembatan Gantung yang akan dibangun sepanjang 215 meter, didesain oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan. Pembangunan jembatan diperkirakan berlangsung dalam waktu 6-8 bulan, dan sepenuhnya dibiayai oleh Tambang Emas Martabe,” kata Stevi Thomas, Community Relations, Community Development and General Affairs Senior Manajer Tambang Martabe.

Pembiayaan itu merupakan bagian dari implementasi program Tanggung Sosial Perusahaan/CSR, khususnya untuk memperkuat infrastruktur pedesaan guna peningkatan pengelolaan peluang ekonomi masyarakat. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan jembatan gantung ini sekitar 1,75 miliar rupiah.

Daerah Pulo Godang di Kecamatan Batangtoru merupakan lumbung padi dengan luas berkisar 250 hektar. Saat ini terdapat sembilan kelompok tani yang merupakan dampingan Tambang Emas Martabe. Ke-9 kelompok tani ini berasal dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan Batangtoru, antara lain Desa Wek 1, Wek 2, Wek 3, Wek 4, Hapesong Baru, Telo dan Napa.

Selama ini para petani menggunakan perahu dengan menyeberangi Sungai Batangtoru. Sarana penyeberangan ini sangat terbatas, khususnya untuk membawa hasil panen.

”Pembangunan jembatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian bantuan yang pernah diberikan Tambang Martabe, yaitu pemberian bantuan 7 traktor tangan, 7 mesin perontok padi, pupuk dan juga bibit padi. Peningkatan pengetahuan petani diberikan melalui studi banding yang dilakukan ke Deli Serdang, juga Sumatra Barat,” kata Stevi Thomas

Pada Januari 2014, Tambang Martabe juga telah memperbaiki jembatan gantung sepanjang 155,5 meter di Pulo Goya, Desa Bandar Hapinis. Jembatan ini merupakan akses transportasi yang penting bagi warga yang tinggal di Desa Bandar Hapinis dan Desa Bandar Tarutung. Biaya perbaikan jembatan mencapai sekitar 170 juta rupiah. Perbaikan yang dilakukan meliputi mengganti seluruh lantai kayu jembatan, memperbaiki pilar jembatan, dan mengganti pagar kawat jembatan

Selanjutnya pada Februari 2014, Tambang Martabe bekerja sama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Batangtoru, telah mendirikan bangunan saung berukuran 8×6 meter di lokasi persawahan Pulo Godang yang diberi nama “Saung Parsadaan Parsaba Martabe”. Bangunan ini difungsikan untuk kegiatan Sekolah Lapang bagi para petani. Sekolah Lapang diadakan dengan tujuan memberikan bimbingan pengetahuan dan penyuluhan keterampilan bagi para petani agar dapat memaksimalkan produktivitas sawah di Pulo Godang.

Rata-rata produksi padi para petani di Pulo Godang sekitar 6 ton/hektar, jumlah ini telah mengalami peningkatan sebelumnya sebesar 4 ton/hektar. Dengan adanya sekolah lapang, diharapkan, para petani dapat meningkatkan produksi padi mereka mendekati atau bahkan menyamai rata-rata produksi padi nasional sebesar 9 – 10 ton per hektar. (rel/mea)

Foto: Istimewa Peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung Pulo Godang Kecamatan Batangtoru WIB oleh Bupati Tapanuli Selatan, Rabu (24/9).
Foto: Istimewa
Peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung Pulo Godang Kecamatan Batangtoru WIB oleh Bupati Tapanuli Selatan, Rabu (24/9).

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Peletakan batu pertama pembangunan jembatan gantung Pulogodang, dilangsungkan tadi pagi pukul 10.00 WIB, oleh Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu. Pembangunan jembatan gantung yang dibiayai Tambang Emas Martabe itu bertujuan untuk memberikan akses kepada para petani dalam mengangkut hasil pertanian.

”Jembatan Gantung yang akan dibangun sepanjang 215 meter, didesain oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan. Pembangunan jembatan diperkirakan berlangsung dalam waktu 6-8 bulan, dan sepenuhnya dibiayai oleh Tambang Emas Martabe,” kata Stevi Thomas, Community Relations, Community Development and General Affairs Senior Manajer Tambang Martabe.

Pembiayaan itu merupakan bagian dari implementasi program Tanggung Sosial Perusahaan/CSR, khususnya untuk memperkuat infrastruktur pedesaan guna peningkatan pengelolaan peluang ekonomi masyarakat. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan jembatan gantung ini sekitar 1,75 miliar rupiah.

Daerah Pulo Godang di Kecamatan Batangtoru merupakan lumbung padi dengan luas berkisar 250 hektar. Saat ini terdapat sembilan kelompok tani yang merupakan dampingan Tambang Emas Martabe. Ke-9 kelompok tani ini berasal dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan Batangtoru, antara lain Desa Wek 1, Wek 2, Wek 3, Wek 4, Hapesong Baru, Telo dan Napa.

Selama ini para petani menggunakan perahu dengan menyeberangi Sungai Batangtoru. Sarana penyeberangan ini sangat terbatas, khususnya untuk membawa hasil panen.

”Pembangunan jembatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian bantuan yang pernah diberikan Tambang Martabe, yaitu pemberian bantuan 7 traktor tangan, 7 mesin perontok padi, pupuk dan juga bibit padi. Peningkatan pengetahuan petani diberikan melalui studi banding yang dilakukan ke Deli Serdang, juga Sumatra Barat,” kata Stevi Thomas

Pada Januari 2014, Tambang Martabe juga telah memperbaiki jembatan gantung sepanjang 155,5 meter di Pulo Goya, Desa Bandar Hapinis. Jembatan ini merupakan akses transportasi yang penting bagi warga yang tinggal di Desa Bandar Hapinis dan Desa Bandar Tarutung. Biaya perbaikan jembatan mencapai sekitar 170 juta rupiah. Perbaikan yang dilakukan meliputi mengganti seluruh lantai kayu jembatan, memperbaiki pilar jembatan, dan mengganti pagar kawat jembatan

Selanjutnya pada Februari 2014, Tambang Martabe bekerja sama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Batangtoru, telah mendirikan bangunan saung berukuran 8×6 meter di lokasi persawahan Pulo Godang yang diberi nama “Saung Parsadaan Parsaba Martabe”. Bangunan ini difungsikan untuk kegiatan Sekolah Lapang bagi para petani. Sekolah Lapang diadakan dengan tujuan memberikan bimbingan pengetahuan dan penyuluhan keterampilan bagi para petani agar dapat memaksimalkan produktivitas sawah di Pulo Godang.

Rata-rata produksi padi para petani di Pulo Godang sekitar 6 ton/hektar, jumlah ini telah mengalami peningkatan sebelumnya sebesar 4 ton/hektar. Dengan adanya sekolah lapang, diharapkan, para petani dapat meningkatkan produksi padi mereka mendekati atau bahkan menyamai rata-rata produksi padi nasional sebesar 9 – 10 ton per hektar. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/