25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Nonton TV Baterai, Ngecas HP Rp1.000

Puluhan Tahun, 25 KK  di Tanjung Beringin Sergai tanpa Listrik

Warga Sumatera Utara pada umumnya akan menikmati laga El Clasico antara FC Barcelona melawan Real Madrid dengan gampang. Namun, tidak dengan warga Dusun V Penggatalan, Desa Pematang Cermai, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdang Bedagai (Sergai). Pasalnya, hingga kini aliran listrik belum juga masuk ke kawasan mereka.

Darmawan, Sergai

Meski begitu, bukan berarti gocekan maut Lionel Messi dan atraksi yahud Cristiano Ronaldo tidak bisa mereka nikmati. Tetap saja laga kedua di even Copa del Rey itu bisa mereka tonton, tapi dengan menggunakan tenaga baterai. Maksudnya, televisi di rumah-rumah mereka harus memakai tenaga baterai agar menyala, tidak seperti warga Sumut pada umumnya yang sudah manja dengan listrik.

“Untuk menonton TV kami harus menggunakan tenaga baterai yang mampu bertahan tiga hari saja. Setelah habis baterainya, harus diisi kembali dengan biaya Rp8 ribu,” jelas Kaeran (65), warga setempat.

Karean pun menambakan, sejak 1986 lalu ketika program listrik masuk desa bergulir, dusun itu belum juga menikmati aliran listrik hingga saat ini. Tak pelak, ketika matahari terbenam, warga hanya menggunakan lampu teplok dengan minyak tanah. “Kami warga dusun ini sangat berharap agar Pemerintah Sergai mendengarkan keluhan kami,” harap Kaeran.

Harapan Kaeran tentunya menjadi harapan 24 KK lainnya. Bagaimana tidak, selain terbatas untuk menikmati tayangan televisi, benda-benda bertenaga listrik lainnya juga tersendat penggunaannya. Misalnya, handphone (HP) yang sudah digunakan oleh warga dusun tersebut. Bukan masalah jaringan, tapi masalah baterai HP. Mau bagaimana mereka ngecasnya? Beruntung, soal ngecas bisa diatasi. Namun, tetap saja membutuhkan biaya lebih. “Untuk mengecas baterai HP saja kita harus bayar seribu,” keluh warga lainnya, Sukirman (45).

Tetangga Kaeran ini mengungkapkan kalau usaha mereka untuk mendapatkan listrik sudah banyak. Selain itu, mereka juga sudah bolak-balik mendapat janji. Baik itu saat Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada.). Bahkan, mereka juga mendapat janji saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). “Kami justru hanya diberi harapan hingga sekarang belum juga bisa menikmati aliran listrik,” jelas Sukirman.

Kenyataan ini langsung dikonfirmasi ke Kecamatan Tanjung Beringin. Camat Tanjung Beringin Aminuddin jelas-jelas tak membantah. Dia membenarkan kalau 25 KK warganya di dusun tersebut memang belum mendapat fasilitas listrik. “Ya, benar. Tapi pihak kecamatan sudah mengusulkan kepada pihak terkait. Kita tunggu saja,” kata Aminuddin, Selasa (24/1).

Kembali bersabar adalah langkah yang harus diambil oleh warga Dusun V Penggatalan. Termasuk bersabar untuk bisa nyaman menonton televisi serta tanpa mengeluarkan biaya ekstra untuk ngecas HP. “”Kami sangat berharap agar Pemerintah Sergai mendengarkan keluhan kami,” harap Kaeran lagi. (*)

Puluhan Tahun, 25 KK  di Tanjung Beringin Sergai tanpa Listrik

Warga Sumatera Utara pada umumnya akan menikmati laga El Clasico antara FC Barcelona melawan Real Madrid dengan gampang. Namun, tidak dengan warga Dusun V Penggatalan, Desa Pematang Cermai, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdang Bedagai (Sergai). Pasalnya, hingga kini aliran listrik belum juga masuk ke kawasan mereka.

Darmawan, Sergai

Meski begitu, bukan berarti gocekan maut Lionel Messi dan atraksi yahud Cristiano Ronaldo tidak bisa mereka nikmati. Tetap saja laga kedua di even Copa del Rey itu bisa mereka tonton, tapi dengan menggunakan tenaga baterai. Maksudnya, televisi di rumah-rumah mereka harus memakai tenaga baterai agar menyala, tidak seperti warga Sumut pada umumnya yang sudah manja dengan listrik.

“Untuk menonton TV kami harus menggunakan tenaga baterai yang mampu bertahan tiga hari saja. Setelah habis baterainya, harus diisi kembali dengan biaya Rp8 ribu,” jelas Kaeran (65), warga setempat.

Karean pun menambakan, sejak 1986 lalu ketika program listrik masuk desa bergulir, dusun itu belum juga menikmati aliran listrik hingga saat ini. Tak pelak, ketika matahari terbenam, warga hanya menggunakan lampu teplok dengan minyak tanah. “Kami warga dusun ini sangat berharap agar Pemerintah Sergai mendengarkan keluhan kami,” harap Kaeran.

Harapan Kaeran tentunya menjadi harapan 24 KK lainnya. Bagaimana tidak, selain terbatas untuk menikmati tayangan televisi, benda-benda bertenaga listrik lainnya juga tersendat penggunaannya. Misalnya, handphone (HP) yang sudah digunakan oleh warga dusun tersebut. Bukan masalah jaringan, tapi masalah baterai HP. Mau bagaimana mereka ngecasnya? Beruntung, soal ngecas bisa diatasi. Namun, tetap saja membutuhkan biaya lebih. “Untuk mengecas baterai HP saja kita harus bayar seribu,” keluh warga lainnya, Sukirman (45).

Tetangga Kaeran ini mengungkapkan kalau usaha mereka untuk mendapatkan listrik sudah banyak. Selain itu, mereka juga sudah bolak-balik mendapat janji. Baik itu saat Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada.). Bahkan, mereka juga mendapat janji saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). “Kami justru hanya diberi harapan hingga sekarang belum juga bisa menikmati aliran listrik,” jelas Sukirman.

Kenyataan ini langsung dikonfirmasi ke Kecamatan Tanjung Beringin. Camat Tanjung Beringin Aminuddin jelas-jelas tak membantah. Dia membenarkan kalau 25 KK warganya di dusun tersebut memang belum mendapat fasilitas listrik. “Ya, benar. Tapi pihak kecamatan sudah mengusulkan kepada pihak terkait. Kita tunggu saja,” kata Aminuddin, Selasa (24/1).

Kembali bersabar adalah langkah yang harus diambil oleh warga Dusun V Penggatalan. Termasuk bersabar untuk bisa nyaman menonton televisi serta tanpa mengeluarkan biaya ekstra untuk ngecas HP. “”Kami sangat berharap agar Pemerintah Sergai mendengarkan keluhan kami,” harap Kaeran lagi. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/