MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fungsionaris DPP Golkar kubu Agung Laksono, Leo Nababan, mengingatkan Erry agar segera mengajukan surat pengunduran diri sebagai ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Sumut.
Alasannya, mundurnya Tengku Erry itu akan berdampak pada susunan kepengurusan Partai Golkar Sumut.
“Kalau tak mundur, itu ada implikasi hukumnya. Nanti namanya dia tercantum di susunan kepengurusan di dua partai. Kan bisa bikin repot. Ya saya hanya mengingatkan saja,” ujar Leo, Selasa (24/2).
Leo sendiri mengaku tahu mengenai hengkangnya Tengku Erry dari pemberitaan media massa. Dia lantas mencoba mengkonfirmasi langsung ke Tengku, hanya saja belum ada jawaban. “Saya sudah SMS, belum dijawab,” ujarnya.
Pengamat politik Shohibul Anshor Siregar, sikap Erry ini merupakan bentuk kecemasan yang punya ambisi politik untuk maju sebagai calon kepala daerah yang diperkirakan akan berlangsung tiga tahun
mendatang.
“Itu adalah bentuk kecemasan dia (Tengku Erry) terhadap masa depan politiknya,” ujar Shohib.
Namun ia memprediksi jika di bawah kepemimpinan Erry, masih kecil kemungkinan partai Nasdem di Sumut akan bisa besar. Sebab yang terbaca adalah, ambisi untuk maju sebagai calon Sumut 1, yang jika masih bertahan di partainya sebelumnya, hal itu sangat sulit terjadi.
Prediksi ini dikatakan Shohibul karena melihat kampanye partai saat pertama kali diperkenalkan ke publik sebagai organisasi massa (ormas) pada awalnya begitu besar. Tetapi hasil yang diperoleh pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, tidak begitu besar.
“Kita tahu deklarasinya Nasdem itu besar sekali. Mulai dari Ormas menjadi partai politik, sangat luar biasa. Padahal hasilnya tidak begitu,” katanya.
Oleh karenanya, ia meragukan jika NasDem Sumut bisa besar di bawah kepemimpinan Tengku Erry, termasuk jika dilihat dari tidak begitu berpengaruhnya ia bagi Golkar saat masih didalam atapun sudah keluar dari partai.
“Apakah NasDem nanti jadi besar dibawah kepemimpinannya (Tengku Erry), kita lihat saja nanti. Menurut saya tidak juga, sebab dia kan hanya ingin memastikan maju di pilkada. Tidak ada alasan (kuat) lain yang bisa kita lihat selain itu,” pungkasnya. (bal/sam/rbb)