Foto: Dok/Sumut Pos Tengku Erry Nuradi, memilih hengkang dari Partai Golkar ke Partai Nasdem.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepindahan T Erry Nuradi ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) ternyata tak membuat Partai Golongan Karya meradang. Golkar malah cenderung sangat ikhlas meski kadernya itu melakukan tindak khianat.
“Tidak ada pengaruhnya kepada Partai Golkar, karena kita punya banyak kader,” sebut Sekretaris DPD Golkar Sumut Yasyir Ridho Loebis, kemarin.
Ridho pun mengatakan jika seorang kader berpindah ke partai lain, maka secara otomatis sudah dianggap mengundurkan diri serta seluruh hak dan kewajibannya sudah gugur. Meskipun secara administratif, pihaknya belum menerima surat dari Erry maupun mengeluarkan surat pemberhentian kepada mantan Bupati Serdang Bedagai itu. “Di Golkar lagi, otomatis itu dianggap mengundurkan diri. Sampai saat ini beliau belum ada memberikan surat pernyataan itu,” ujar Ridho.
Dirinya juga menegaskan pindahnya Tengku Erry ke Nasdem tidak mempengaruhi eksistensi Golkar sebagai partai yang besar dan sudah sarat pengalaman ditinggalkan kadernya hijrah ke partai lain. Sehingga jika sebutan ‘kutu loncat’ disematkan kepada yang bersangkutan, itu satu penilaian yang wajar.
Yang pasti, Ridho menyayangkan sikap Erry yang kurang beretika. Apalagi sebagai pejabat publik, harusnya menjaga nilai kehormatan sekalipun sudah tidak ingin lagi bertahan di partainya yang lama. “Memang kalau dia (Erry) mau mundur ya silahkan saja, itu kan tinggal soal administrasi saja. Tetapi menyangkut etika, hendaknya beliau menyampaikan dulu bahwa sudah mengundurkan diri (ke Golkar),” sebutnya lagi.
Ketua fraksi Golkar DPRD Sumut itu juga mengatakan jika partainya akan dapat melahirkan kader terbaik. Bahkan untuk keluar dari Golkar, sudah banyak yang melakukan hal seperti itu. Termasuk ‘big boss’ Partai NasDem saat ini Surya Paloh adalah mantan kader Golkar. (bal)
Foto: Dok/Sumut Pos Tengku Erry Nuradi, memilih hengkang dari Partai Golkar ke Partai Nasdem.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepindahan T Erry Nuradi ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) ternyata tak membuat Partai Golongan Karya meradang. Golkar malah cenderung sangat ikhlas meski kadernya itu melakukan tindak khianat.
“Tidak ada pengaruhnya kepada Partai Golkar, karena kita punya banyak kader,” sebut Sekretaris DPD Golkar Sumut Yasyir Ridho Loebis, kemarin.
Ridho pun mengatakan jika seorang kader berpindah ke partai lain, maka secara otomatis sudah dianggap mengundurkan diri serta seluruh hak dan kewajibannya sudah gugur. Meskipun secara administratif, pihaknya belum menerima surat dari Erry maupun mengeluarkan surat pemberhentian kepada mantan Bupati Serdang Bedagai itu. “Di Golkar lagi, otomatis itu dianggap mengundurkan diri. Sampai saat ini beliau belum ada memberikan surat pernyataan itu,” ujar Ridho.
Dirinya juga menegaskan pindahnya Tengku Erry ke Nasdem tidak mempengaruhi eksistensi Golkar sebagai partai yang besar dan sudah sarat pengalaman ditinggalkan kadernya hijrah ke partai lain. Sehingga jika sebutan ‘kutu loncat’ disematkan kepada yang bersangkutan, itu satu penilaian yang wajar.
Yang pasti, Ridho menyayangkan sikap Erry yang kurang beretika. Apalagi sebagai pejabat publik, harusnya menjaga nilai kehormatan sekalipun sudah tidak ingin lagi bertahan di partainya yang lama. “Memang kalau dia (Erry) mau mundur ya silahkan saja, itu kan tinggal soal administrasi saja. Tetapi menyangkut etika, hendaknya beliau menyampaikan dulu bahwa sudah mengundurkan diri (ke Golkar),” sebutnya lagi.
Ketua fraksi Golkar DPRD Sumut itu juga mengatakan jika partainya akan dapat melahirkan kader terbaik. Bahkan untuk keluar dari Golkar, sudah banyak yang melakukan hal seperti itu. Termasuk ‘big boss’ Partai NasDem saat ini Surya Paloh adalah mantan kader Golkar. (bal)
