32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Miris! Keempat Anak Ini Dipaksa Makan Kotoran Kambing

Foto: Darwis Halawa/New Tapanuli/JPNN Keempat bocah yang kerap mengalami tindak kekerasan dan dipaksa memakan kotoran kambing dan cicak, oleh pembimbing panti asuhan tempat mereka tinggal.
Foto: Darwis Halawa/New Tapanuli/JPNN
Keempat bocah yang kerap mengalami tindak kekerasan dan dipaksa memakan kotoran kambing dan cicak, oleh pembimbing panti asuhan tempat mereka tinggal.

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Empat bocah penghuni Panti Asuhan di Kabupaten Tapanuli Tengah mengaku jadi korban penyiksaan pembimbingnya. Selain mendapat kekerasan fisik, para korban juga ngaku dipaksa makan kotoran kambing dan cicak sebanyak 10 sendok.

Perlakuan tak manusiawi ini dialami Boy Trenget Bancin (11) asal Pakpak Barat, kelas 4 SD. Sura Padang (11) asal Pakpak Barat, kelas 5 SD. Haikal Akbar (9) asal Medan Polonia, kelas 5 SD dan Febriyan Abi Eza (10) asal Medan Polonia, kelas 4 SD. Kasus ini terungkap atas kecurigaan guru saat melihat luka di tubuh korban setiba di sekolah. Bukan itu saja, para korban juga kerap tak mengerjakan PR dan ngantuk di kelas.

“Mereka ini sudah beberapa kali kelihatan datang ke sekolah, mukanya sudah luka. Sudah begitu, mereka juga sering ngantuk dan jarang mengerjakan PR. Tapi setelah kita ketahui kondisi yang dialami oleh ke 4 siswa kami ini, maka kami sekarang sudah maklum. Kami juga merasa kasihan melihat mereka ini, karena mereka ini tidak tinggal bersama orangtua masing-masing,”ujar salah seorang guru yang minta namanya tak dikorankan dengan dalih keselamatan jiwa pada NEW TAPANULI (group SUMUTPOS.CO), Selasa (24/2) siang.

Keempat bocah yang mengalami tindak kekerasan ini awalnya enggan mengungkapkan tindak kekerasan yang selama ini mereka alami. Mereka baru mengaku setelah diyakinkan oleh guru kelasnya.

“Awalnya mereka ini gak mau jawab. Tapi setelah dirayu, karena merasa prihatin, barulah ke 4 anak ini mau mengaku atas tindak kekerasan yang mereka alami ditempat mereka tinggal,” kenang guru.

Foto: Darwis Halawa/New Tapanuli/JPNN Keempat bocah yang kerap mengalami tindak kekerasan dan dipaksa memakan kotoran kambing dan cicak, oleh pembimbing panti asuhan tempat mereka tinggal.
Foto: Darwis Halawa/New Tapanuli/JPNN
Keempat bocah yang kerap mengalami tindak kekerasan dan dipaksa memakan kotoran kambing dan cicak, oleh pembimbing panti asuhan tempat mereka tinggal.

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Empat bocah penghuni Panti Asuhan di Kabupaten Tapanuli Tengah mengaku jadi korban penyiksaan pembimbingnya. Selain mendapat kekerasan fisik, para korban juga ngaku dipaksa makan kotoran kambing dan cicak sebanyak 10 sendok.

Perlakuan tak manusiawi ini dialami Boy Trenget Bancin (11) asal Pakpak Barat, kelas 4 SD. Sura Padang (11) asal Pakpak Barat, kelas 5 SD. Haikal Akbar (9) asal Medan Polonia, kelas 5 SD dan Febriyan Abi Eza (10) asal Medan Polonia, kelas 4 SD. Kasus ini terungkap atas kecurigaan guru saat melihat luka di tubuh korban setiba di sekolah. Bukan itu saja, para korban juga kerap tak mengerjakan PR dan ngantuk di kelas.

“Mereka ini sudah beberapa kali kelihatan datang ke sekolah, mukanya sudah luka. Sudah begitu, mereka juga sering ngantuk dan jarang mengerjakan PR. Tapi setelah kita ketahui kondisi yang dialami oleh ke 4 siswa kami ini, maka kami sekarang sudah maklum. Kami juga merasa kasihan melihat mereka ini, karena mereka ini tidak tinggal bersama orangtua masing-masing,”ujar salah seorang guru yang minta namanya tak dikorankan dengan dalih keselamatan jiwa pada NEW TAPANULI (group SUMUTPOS.CO), Selasa (24/2) siang.

Keempat bocah yang mengalami tindak kekerasan ini awalnya enggan mengungkapkan tindak kekerasan yang selama ini mereka alami. Mereka baru mengaku setelah diyakinkan oleh guru kelasnya.

“Awalnya mereka ini gak mau jawab. Tapi setelah dirayu, karena merasa prihatin, barulah ke 4 anak ini mau mengaku atas tindak kekerasan yang mereka alami ditempat mereka tinggal,” kenang guru.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/