BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Kartini zaman now, diminta menyediakan waktu untuk belajar memanfaatkan teknologi secara maksimal, untuk meningkatkan kapasitas dalam karier dan kehidupan personal.
“Di zaman teknologi canggih ini, di mana sebagian besar aspek kehidupan melibatkan teknologi, para Kartini zaman now perlu mengikuti kemajuan teknologi. Itu kalau dia pengen maju. Bahkan Ibu Kartini pun belajar teknologi di zamannya untuk melakukan perubahan. Yakni belajar membaca dan menulis,” kata Dr. Fatma Sari Diahpermata dari Universitas Prasetiya Mulya, pada forum group discussion (FGD) Kartini Now Melek Teknologi, di Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Kamis (25/4).
Perempuan yang tidak berkarir pun, menurut Fatma, perlu belajar beragam teknologi yang memudahkan berbagai pekerjaan di rumah. Seperti masak menggunakan microwave, menggunakan alat pemanas air, dan sebagainya.
“Termasuk menggunakan smartphone atau komputer. Kalau tidak mau belajar, nanti dia hanya mampu kirim SMS dan telepon. Atau mengetik di komputer. Padahal banyak yang bisa dimanfaatkan jika ia menyediakan diri dan waktu untuk belajar,” kata Fatma.
Untuk melakukan pembelajaran.itu, menurutnya, dimulai dari diri sendiri. “Dimulai dari self leadership and work-life balancing in digital area. Pedulilah. Dan lakukan managemen pribadi. Sekarang, bukan nanti. Karena teknologi masa depan bukan akan terjadi, tapi sudah terjadi. Masing-masing orang harus mempersiapkan diri,” cetusnya.
Solusi dalam manajemen pribadi para Kartini zaman now, lanjutnya, adakah fleksibilitas. Agar bisa menyeimbangkan antara karir dan kehidupan personal. Misalnya kerja sama dengan pasangan. Cuti bergantian. Dan belajar mengutamakan prioritas.
“Bagaimana cara mengetahui prioritas? Indikatornya adalah urgen dan emergency. Urgen adalah waktu x dampak, impacnya fatal atau tidak. Managelah waktumu. Belajarlah kapan berkata tidak kapan iya. Dan sukai pekerjaanmu, agar kamu lebih kreatif,” katanya
FGD yang digelar PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, sebagai rangkaian kegiatan perayaan Hari Kartini 2019 dengan tema “In A World of Technology, People Make the Difference”, diikuti puluhan karyawan perempuan dan laki-laki.
Direktur External Relation PT AR. Linda Siahaan, dalam sambutannya di awal acara mengatakan, perusahaan mengadakan diskusi forum informal ini untuk menghubungkan kepemimpinan senior dengan tenaga kerja perempuan, untuk berbicara dan berbagi berbagai topik tentang teknologi yang dapat mendukung karier, kehidupan, informasi tambahan, dll.
“Tujuan dari forum diskusi ini adalah untuk mendorong karyawan wanita dan laki-laki memotivasi mereka untuk mengembangkan diri mereka dengan melakukan informal diskusi & penilaian diri. Selain itu kegiatan ini dimaksudkan untuk melayani pemahaman diri individu, dan bagaimana mengekspresikan diri sebagai talenta potensial, dan dapat digunakan sebagai cara komunikasi bagi karyawan wanita untuk menyuarakan gagasan serta memotivasi peserta bahwa teknologi dapat mendukung karir para peserta ” katanya.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources Katarina Siburian Hardono menyebutkan, pada era digital saat ini, penguasaan teknologi maju merupakan faktor utama pendorong kompetensi dan motivasi, tak terkecuali bagi para karyawan perempuan, khususnya dalam pengembangan karier. Penguasaan teknologi maju memungkinkan untuk menemukan, mengevaluasi, memproduksi hingga berkomunikasi bermodalkan arus informasi melalui berbagai saluran dengan mudah dan cepat.
“Penguasaan teknologi maju juga bisa memudahkan pekerjaan hingga meningkatkan efisiensi dan motivasi sehingga kinerja perusahaan secara keseluruhan ikut terdorong. Teknologi maju harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan karier bahkan untuk peningkatan kualitas kehidupan personal. Pada tahun ini rangkaian kegiatan perayaan Hari Kartini berupaya memfasilitasi itu semua untuk para karyawan perempuan tak terkecuali laki-laki Tambang Emas Martabe,” jelas Katarina.
Pada FGD ini, para karyawan didorong untuk lebih mengenal diri mereka sendiri, potensi dan bakat, serta cara berkomunikasi terbaik dalam penyelesaian masalah terutama dalam karier, melalui analisis metode MBTI (Myers-Birggs Type Indicator).
“Bagi karyawan perempuan, sesi diskusi ini kami harapkan mampu mendukung mereka untuk lebih ‘menyuarakan’ ide-ide terbaik untuk pengembangan perusahaan ke depan. Tentunya dengan memanfaatkan teknologi. Dunia pertambangan hampir seluruh aspek operasionalnya memanfaatkan teknologi, bahkan bagi pekerjaan seperti pengemudi alat berat dan manhaul,” tambah Katarina.
Rangkaian kegiatan perayaan Hari Kartini 2019 di Tambang Emas Martabe dimulai sejak 22 hingga 25 April 2019 dengan beberapa agenda seperti aerobic zumba, dan berbagai perlombaan seperti kompetisi penulisan, desain poster serta video blog. Tak hanya itu, pada tahun ini Tambang Emas Martabe juga kembali menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis meliputi USG mamae, pap smear, dan pemeriksaan prostat bagi para karyawan laki-laki.
“Di industry pertambangan emas, teknologi adalah aspek utama untuk memastikan keberhasilan operasional. Tambang Emas Martabe memfasilitasi dan mendukung pemanfaatan serta penggunaan teknologi bagi seluruh karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong kinerja perusahaan secara keseluruhan,” pungkas Katarina.
Tambang Emas Martabe berkomitmen untuk terus meningkatkan penerapan inisiatif keberagaman gender, tak hanya dari sisi kuantitas tapi juga kualitas. Perusahaan meyakini bahwa keberagaman gender akan meningkatkan kekuatan dan kinerja perusahaan, melalui keberagaman ide pengembangan, pemecahan masalah, dan inovasi. Tak hanya itu, perusahaan pun menyadari bahwa kewajiban untuk terus mengedukasi dan mendiskusikan keberagaman gender ini dan melibatkan seluruh karyawan baik laki-laki maupun perempuan.
Penerapan keberagaman gender di Tambang Emas Martabe juga merupakan bentuk dukungan terhadap konvensi internasional PBB tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan atau CEDAW (Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Against Women). Indonesia pun telah meratifikasinya sejak 1984 melalui UU No.7/1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita. (mea)