29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Kapolres: Murni Bunuh Diri

Menurut Junaidi, mereka akhirnya berembuk yang berujung mengeluarkan kata sepakat damai, terjadi di luar Mapolsek Binjai Timur. “Kalau lengkap, pengaduannya diterima dan pasti ditahan mereka (korban, Hendra dan Hendri). Tapi karena enggak lengkap, kami arahkan ke Medan. Mereka berdamai di luar, tidak di Polsek. Memang ramai waktu itu,” ujarnya.

Kesepakatan damai itu akhirnya membolehkan Hendra dan Hendri pulang setelah keluarga mereka menyediakan uang damai sebesar Rp4 juta dari jumlah Rp15 juta yang diminta oknum polisi tersebut. Disoal itu, Junaidi mengaku tak mengetahuinya. Petugas SPKT Polsek Binjai Timur, kata dia, tak mencampuri urusan damai mereka lantaran itu terjadi di luar Mapolsek.  “Ya semua pulang. Tidak ada dititip ke Polsek. Memang 2 dijemput dan 1 lagi pulang sama dia (oknum polisi). Yang jelas, tidak ada terjadi penganiayaan di Mako,” tandasnya.

Diketahui, korban ditemukan tewas dengan kondisi hanya mengenakan celana dalam. Korban diduga gantung diri dengan lehernya dililit kain. Namun, keluarga tak yakin korban bunuh diri. Pasalnya, keluarga merasa ada yang janggal dari kematian korban. Sejatinya orang tewas bunuh diri dengan cara digantung, tentu menunjukkan tanda-tanda seperti lidah menjulur keluar.

Tapi, lidah korban tidak menjulur. Bahkan, kaki korban yang tergantung, tampak memijak lantai. Hal itulah yang menjadi dasar keluarga korban membantah jika Tengku Ibtar tewas gantung diri. Keluarga menduga, Tengku Ibtar tewas dianiaya yang kemudian digantung seperti orang bunuh diri. Karenanya, keluarga melaporkan hal tersebut ke Polda Sumut atas dugaan penganiayaan yang berujung kematian itu. (ted/adz)

Menurut Junaidi, mereka akhirnya berembuk yang berujung mengeluarkan kata sepakat damai, terjadi di luar Mapolsek Binjai Timur. “Kalau lengkap, pengaduannya diterima dan pasti ditahan mereka (korban, Hendra dan Hendri). Tapi karena enggak lengkap, kami arahkan ke Medan. Mereka berdamai di luar, tidak di Polsek. Memang ramai waktu itu,” ujarnya.

Kesepakatan damai itu akhirnya membolehkan Hendra dan Hendri pulang setelah keluarga mereka menyediakan uang damai sebesar Rp4 juta dari jumlah Rp15 juta yang diminta oknum polisi tersebut. Disoal itu, Junaidi mengaku tak mengetahuinya. Petugas SPKT Polsek Binjai Timur, kata dia, tak mencampuri urusan damai mereka lantaran itu terjadi di luar Mapolsek.  “Ya semua pulang. Tidak ada dititip ke Polsek. Memang 2 dijemput dan 1 lagi pulang sama dia (oknum polisi). Yang jelas, tidak ada terjadi penganiayaan di Mako,” tandasnya.

Diketahui, korban ditemukan tewas dengan kondisi hanya mengenakan celana dalam. Korban diduga gantung diri dengan lehernya dililit kain. Namun, keluarga tak yakin korban bunuh diri. Pasalnya, keluarga merasa ada yang janggal dari kematian korban. Sejatinya orang tewas bunuh diri dengan cara digantung, tentu menunjukkan tanda-tanda seperti lidah menjulur keluar.

Tapi, lidah korban tidak menjulur. Bahkan, kaki korban yang tergantung, tampak memijak lantai. Hal itulah yang menjadi dasar keluarga korban membantah jika Tengku Ibtar tewas gantung diri. Keluarga menduga, Tengku Ibtar tewas dianiaya yang kemudian digantung seperti orang bunuh diri. Karenanya, keluarga melaporkan hal tersebut ke Polda Sumut atas dugaan penganiayaan yang berujung kematian itu. (ted/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/