25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sehari, Sinabung 20 Kali Meletus

Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). //AMINOER RASYID/SUMUT POS
Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

SUMUTPOS.CO – Sempat dinyatakankan berstatus siaga setelah meletus dan membuat abu vulkanik mencapai ketinggian 10.000 meter beberapa hari lalu, kini status Gunung Sinabung telah dinyatakan Awas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan aktivitas Gunung Sinabungn
semakin meningkat. Bahkan, kemarin, untuk pertama kalinya erupsi Sinabung mencapai 20 kali dalam sehari.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (24/11). “Berdasarkan data dari PVMBG, terhitung mulai tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 WIB, status Gunung Sinabung menjadi Awas,” ujarnya.

Dikatakannya, status awas adalah status tertinggi dari aktivitas gunung api. Diperkirakan akan terjadi letusan lagi. Bukan hanya itu, dinaikkannya menjadi status Awas juga karena diindikasikan dengan peningkatan intensitas letusan dan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm hingga mencapai jarak 4 km.

“Masyarakat yang bermukim di radius 5 km dari kawah Gunung Sinabung agar segera diungsikan terlebih dahulu. Perkiraan awal sekitar 15.000 jiwa masyarakat yang tinggal di radius 5 km harus mengungsi. Saat ini persiapan evakuasi sedang disiapkan,” kata Sutopo.

Awan Panas Meluncur 1,8 Km

Kemarin, pada erupsi pukul 20.02 WIB dengan material  kolom debu setinggi 4.000 meter.Terdapat lontaran bola pijar dari puncak Sinabung. Awan panas teramati  ke Tenggara dengan jarak luncur 1,8 km.

Pihak Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung menyebut, dengan menggunakan kamera thermal miliknya, lontaran pijar tampak terlontar setinggi 300 meter dari titik erupsi. Ini pun diyakinkan dengan keterangan warga Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket, Jepri Bangun. Menurut pria yang masih setia menjadi penjaga kampung, dari Posko yang mereka dirikan kelihatan api keluar dari puncak Sinabung.

Sebelumnya, setelah status dinaikan menjadi Awas, 20 desa di radius 5 km yang berada di empat kecamatan, yakni Tiganderket, Payung, Namanteran, dan Simpang Empat langsung dikosongkan. Perpanjangan masa tanggap darurat yang seyogianya berlangsung 1 pekan ke depan juga telah direvisi hingga 2 pekan.

Rekomendasi PVMBG juga didasarkan tingginya aktivitas gunung api Sinabung mulai Sabtu (23/11) malam. Terdapat tiga kali letusan sejak hingga pergantian hari, antara lain pukul 21.26 WIB, 21.38 WIB, dan 22.02 WIB. Pada ketiga masa erupsi ini, ditemui hujan batu yang sesuai keterangan berukuran 0,5 -1 cm atau dalam bahasa rakyat ukurannya sebesar biji salak.

Akibatnya malam itu, terdapat ribuan orang yang harus dievakuasi ke Kabanjahe. Bahkan, akibat rasa kuatir yang tinggi, ribuan orang juga sempat menyelamatkan diri ke Hutan Jalan Jahe (Jalan Tembus Karo-Langkat). Debu vulkanik pada erupsi akhir pekan kemarin ditemui jauh menyeberang hingga sampai di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Binjai, dan Langkat.

Seakan tak mau berhenti, Minggu (24/11) Sinabung terekam belasan kali mengeluarkan material vulkanik. Dari catatan Pos Pengamatan Gunung Api ( PPGA) Sinabung saja, hingga pukul 18.00 WIB gunung ini telah 16 kali erupsi. Sesuai data, erupsi pertama di Minggu kemarin, dimulai pukul 00.43 WIB, 02.32 WIB, 07.27 WIB, 08.12 WIB, 08.47 WIB, 08.55 WIB, 11.50 WIB, 13.00 WIB, 13.26 WIB, 14.00 WIB, 14.19 WIB, 14.45 WIB, 15.09 WIB, 15.16 WIB, 15.36 WIB, 15.51 WIB, 20.02 WIB, 20.28 WIB, 21.05 WIB, dan 23.30 WIB.

“Sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh PVMBG kita wajib ikuti hingga penentuan status Awas yang didasari tingginya intensitas di gunung Sinabung,” ujar Koordinator Media Centre Tim Tanggap Darurat, Jhonson Tarigan, Minggu (24/11) sekira pukul 10.15 WIB.

Apalagi, dari 16 kali erupsi sepanjang hari kemarin (sebelum erupsi pukul 20.02 WIB), Sinabung diketahui menembakkan material yang terhitung kolom debunya minimal 500 meter, sedangkan yang tertinggi berkisar 8.000 meter. Debu vulkanik yang keluar rata rata bergerak ke arah Timur dan Timur Laut. Selama masa erupsi itu juga muncul awan panas yang tetap mengarah ke Tenggara Sinabung, di atas Desa Sukameriah dan Gurukinayan, Kecamatan Payung. Tercatat awan panas keluar sebanyak 5 kali, yakni pada pukul 07.27 WIB meluncur 800 m , 11.50  WIB meluncur 500 m, 13.00 WIB meluncur 500 m, 14.19 WIB meluncur 800 m, dan 15.36 WIB meluncur 700 m.

Pascakeluarnya kepastian kenaikan status tadi, evakuasi warga pun dilangsungkan oleh Tim Tanggap Darurat. Berbagai kenderaan baik milik TNI, Polri, Pemkab Karo, Basarnas, dan BNPB bersama personel menjemput warga yang berada di daerah yang disebut kawasan rawan bencana ( KRB) pada radius 5 km. Sebelumnya pada masa Siaga serta setelah awan panas terdapat 9 Desa yang masuk KRB yang berada di radius 3-4 km.

Posko Pengungsian Dipindah

Akibat dari langkah pengosongan ini, dua posko pengungsi yang selama ini berada pada radius 5 juga harus dipindahkan. Pos pengungsi Tiganderket ke Tigabinanga (Los Pasar Buah) dan Namanteran ke Berastagi (Klasis GBKP Berastagi, GBKP Jalan Udara, dan Masjid Istihrar ).  Akibatnya, jumlah pengungsi di lokasi tersebut menumpuk. “Sebelumnya di Paroki Kabanjahe jumlahnya 570 jiwa, tapi dengan kondisi sekarang sampai tadi pagi (kemarin) sudah ada sekitar 1.200 orang pengungsi, jadi naik 100 persen dari yang lama, “ ujar Ka Posko Pengungsi Paroki Kabanjahe, Bastanta Purba.

Jumlah pengungsi sendiri menurut Koordinator Media Centre Tim Tanggap Darurat Erupsi Sinabung sampai dengan evaluasi terakhir pukul 16.00 WIB sebanyak 11.618 jiwa. Tetapi ini diyakini bakal bertambah hingga perkiraan 15.000 jiwa. Apalagi, hingga pukul 19.00 WIB proses evakuasi masih berlangsung di tengah Tim Evakuasi yang terjebak di Jalan Tembus Karo-Langkat.

“Kita harapkan semua berlangsung baik,” terangnya.

Mengungsi ke Langkat

Sementara itu, sedikitnya 102 warga dari tiga desa yakni Desa Kebayekan, Kutagugung, dan Kutarakyat Kecamatan Namanteran sejak kemarin mengungsi ke Desa Telaga Kecamatan Sei Bingai, Langkat.

Keseluruhan warga dikumpulkan di balai desa, diperkirakan pengungsi memilih desa tersebut karena jaraknya atau lokasinya lebih dekat dengan kampung asal mereka sekaligus tidak menyulitkan jika nantinya kembali ke pemukiman asal.

Kabag Humas Pemkab Langkat, Rizal Gunawan Gultom, yang dikonfirmasi terkait pengungsi tersebut mengakui setelah berkoordinasi dengan pihak kecamatan diketahui sejumlah pengungsi dimaksud menerima perhatian Pemkab melalui instansi atau dinas terkait.

“Karena sifatnya sedikit terdesak, penanggulangan bencana daerah kita (Langkat) sesuai informasi diperoleh dari pihak kecamatan sementara waktu sudah mendistribusikan makanan atau minuman,” kata Gultom kepada Sumut Pos, Minggu (24/11).

Terkait dengan itu, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), juga menambah personel untuk diterjunkan di lokasi bencana gunung berapi ini.

“Sudah kita stanby-kan personel tambahan, untuk dikerahkan ke Karo, semua itu, sesuai arahan dari Polres Tanah Karo,”ucap Kepala Operasional (Karaops) Polda Sumut, Kombes Pol Sadono Budi Nugroho, kemarin.

Perwira melati tiga ini, menguraikan, bahwa personel yang dikerahkan dalah 60 anggota Brimob, 1 tim medis baik dokter dan perawat dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid.Dokkes), 1 tim polisi penerangan masyarakat (Penmas) Polda Sumut, dan logistik penanganan bencana alam dari logistik Polda Sumut. “Kita juga kerahkan ambulans dan obat-obatan untuk penanganan medis,” pungkasnya. (nng/smg/put/jie/gus/sid)

Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). //AMINOER RASYID/SUMUT POS
Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

SUMUTPOS.CO – Sempat dinyatakankan berstatus siaga setelah meletus dan membuat abu vulkanik mencapai ketinggian 10.000 meter beberapa hari lalu, kini status Gunung Sinabung telah dinyatakan Awas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan aktivitas Gunung Sinabungn
semakin meningkat. Bahkan, kemarin, untuk pertama kalinya erupsi Sinabung mencapai 20 kali dalam sehari.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (24/11). “Berdasarkan data dari PVMBG, terhitung mulai tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 WIB, status Gunung Sinabung menjadi Awas,” ujarnya.

Dikatakannya, status awas adalah status tertinggi dari aktivitas gunung api. Diperkirakan akan terjadi letusan lagi. Bukan hanya itu, dinaikkannya menjadi status Awas juga karena diindikasikan dengan peningkatan intensitas letusan dan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm hingga mencapai jarak 4 km.

“Masyarakat yang bermukim di radius 5 km dari kawah Gunung Sinabung agar segera diungsikan terlebih dahulu. Perkiraan awal sekitar 15.000 jiwa masyarakat yang tinggal di radius 5 km harus mengungsi. Saat ini persiapan evakuasi sedang disiapkan,” kata Sutopo.

Awan Panas Meluncur 1,8 Km

Kemarin, pada erupsi pukul 20.02 WIB dengan material  kolom debu setinggi 4.000 meter.Terdapat lontaran bola pijar dari puncak Sinabung. Awan panas teramati  ke Tenggara dengan jarak luncur 1,8 km.

Pihak Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung menyebut, dengan menggunakan kamera thermal miliknya, lontaran pijar tampak terlontar setinggi 300 meter dari titik erupsi. Ini pun diyakinkan dengan keterangan warga Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket, Jepri Bangun. Menurut pria yang masih setia menjadi penjaga kampung, dari Posko yang mereka dirikan kelihatan api keluar dari puncak Sinabung.

Sebelumnya, setelah status dinaikan menjadi Awas, 20 desa di radius 5 km yang berada di empat kecamatan, yakni Tiganderket, Payung, Namanteran, dan Simpang Empat langsung dikosongkan. Perpanjangan masa tanggap darurat yang seyogianya berlangsung 1 pekan ke depan juga telah direvisi hingga 2 pekan.

Rekomendasi PVMBG juga didasarkan tingginya aktivitas gunung api Sinabung mulai Sabtu (23/11) malam. Terdapat tiga kali letusan sejak hingga pergantian hari, antara lain pukul 21.26 WIB, 21.38 WIB, dan 22.02 WIB. Pada ketiga masa erupsi ini, ditemui hujan batu yang sesuai keterangan berukuran 0,5 -1 cm atau dalam bahasa rakyat ukurannya sebesar biji salak.

Akibatnya malam itu, terdapat ribuan orang yang harus dievakuasi ke Kabanjahe. Bahkan, akibat rasa kuatir yang tinggi, ribuan orang juga sempat menyelamatkan diri ke Hutan Jalan Jahe (Jalan Tembus Karo-Langkat). Debu vulkanik pada erupsi akhir pekan kemarin ditemui jauh menyeberang hingga sampai di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Binjai, dan Langkat.

Seakan tak mau berhenti, Minggu (24/11) Sinabung terekam belasan kali mengeluarkan material vulkanik. Dari catatan Pos Pengamatan Gunung Api ( PPGA) Sinabung saja, hingga pukul 18.00 WIB gunung ini telah 16 kali erupsi. Sesuai data, erupsi pertama di Minggu kemarin, dimulai pukul 00.43 WIB, 02.32 WIB, 07.27 WIB, 08.12 WIB, 08.47 WIB, 08.55 WIB, 11.50 WIB, 13.00 WIB, 13.26 WIB, 14.00 WIB, 14.19 WIB, 14.45 WIB, 15.09 WIB, 15.16 WIB, 15.36 WIB, 15.51 WIB, 20.02 WIB, 20.28 WIB, 21.05 WIB, dan 23.30 WIB.

“Sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh PVMBG kita wajib ikuti hingga penentuan status Awas yang didasari tingginya intensitas di gunung Sinabung,” ujar Koordinator Media Centre Tim Tanggap Darurat, Jhonson Tarigan, Minggu (24/11) sekira pukul 10.15 WIB.

Apalagi, dari 16 kali erupsi sepanjang hari kemarin (sebelum erupsi pukul 20.02 WIB), Sinabung diketahui menembakkan material yang terhitung kolom debunya minimal 500 meter, sedangkan yang tertinggi berkisar 8.000 meter. Debu vulkanik yang keluar rata rata bergerak ke arah Timur dan Timur Laut. Selama masa erupsi itu juga muncul awan panas yang tetap mengarah ke Tenggara Sinabung, di atas Desa Sukameriah dan Gurukinayan, Kecamatan Payung. Tercatat awan panas keluar sebanyak 5 kali, yakni pada pukul 07.27 WIB meluncur 800 m , 11.50  WIB meluncur 500 m, 13.00 WIB meluncur 500 m, 14.19 WIB meluncur 800 m, dan 15.36 WIB meluncur 700 m.

Pascakeluarnya kepastian kenaikan status tadi, evakuasi warga pun dilangsungkan oleh Tim Tanggap Darurat. Berbagai kenderaan baik milik TNI, Polri, Pemkab Karo, Basarnas, dan BNPB bersama personel menjemput warga yang berada di daerah yang disebut kawasan rawan bencana ( KRB) pada radius 5 km. Sebelumnya pada masa Siaga serta setelah awan panas terdapat 9 Desa yang masuk KRB yang berada di radius 3-4 km.

Posko Pengungsian Dipindah

Akibat dari langkah pengosongan ini, dua posko pengungsi yang selama ini berada pada radius 5 juga harus dipindahkan. Pos pengungsi Tiganderket ke Tigabinanga (Los Pasar Buah) dan Namanteran ke Berastagi (Klasis GBKP Berastagi, GBKP Jalan Udara, dan Masjid Istihrar ).  Akibatnya, jumlah pengungsi di lokasi tersebut menumpuk. “Sebelumnya di Paroki Kabanjahe jumlahnya 570 jiwa, tapi dengan kondisi sekarang sampai tadi pagi (kemarin) sudah ada sekitar 1.200 orang pengungsi, jadi naik 100 persen dari yang lama, “ ujar Ka Posko Pengungsi Paroki Kabanjahe, Bastanta Purba.

Jumlah pengungsi sendiri menurut Koordinator Media Centre Tim Tanggap Darurat Erupsi Sinabung sampai dengan evaluasi terakhir pukul 16.00 WIB sebanyak 11.618 jiwa. Tetapi ini diyakini bakal bertambah hingga perkiraan 15.000 jiwa. Apalagi, hingga pukul 19.00 WIB proses evakuasi masih berlangsung di tengah Tim Evakuasi yang terjebak di Jalan Tembus Karo-Langkat.

“Kita harapkan semua berlangsung baik,” terangnya.

Mengungsi ke Langkat

Sementara itu, sedikitnya 102 warga dari tiga desa yakni Desa Kebayekan, Kutagugung, dan Kutarakyat Kecamatan Namanteran sejak kemarin mengungsi ke Desa Telaga Kecamatan Sei Bingai, Langkat.

Keseluruhan warga dikumpulkan di balai desa, diperkirakan pengungsi memilih desa tersebut karena jaraknya atau lokasinya lebih dekat dengan kampung asal mereka sekaligus tidak menyulitkan jika nantinya kembali ke pemukiman asal.

Kabag Humas Pemkab Langkat, Rizal Gunawan Gultom, yang dikonfirmasi terkait pengungsi tersebut mengakui setelah berkoordinasi dengan pihak kecamatan diketahui sejumlah pengungsi dimaksud menerima perhatian Pemkab melalui instansi atau dinas terkait.

“Karena sifatnya sedikit terdesak, penanggulangan bencana daerah kita (Langkat) sesuai informasi diperoleh dari pihak kecamatan sementara waktu sudah mendistribusikan makanan atau minuman,” kata Gultom kepada Sumut Pos, Minggu (24/11).

Terkait dengan itu, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), juga menambah personel untuk diterjunkan di lokasi bencana gunung berapi ini.

“Sudah kita stanby-kan personel tambahan, untuk dikerahkan ke Karo, semua itu, sesuai arahan dari Polres Tanah Karo,”ucap Kepala Operasional (Karaops) Polda Sumut, Kombes Pol Sadono Budi Nugroho, kemarin.

Perwira melati tiga ini, menguraikan, bahwa personel yang dikerahkan dalah 60 anggota Brimob, 1 tim medis baik dokter dan perawat dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid.Dokkes), 1 tim polisi penerangan masyarakat (Penmas) Polda Sumut, dan logistik penanganan bencana alam dari logistik Polda Sumut. “Kita juga kerahkan ambulans dan obat-obatan untuk penanganan medis,” pungkasnya. (nng/smg/put/jie/gus/sid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/