26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Kabel Listrik Diduga Masuk ke Air, Korslet dan Semburkan Api

Foto: Pardi/PM Kapolres Tanah Karo, AKBP Viktor Togi Tambunan turun ke lokasi terowongan PLTA PT WEP yang meledak, untuk melakukan olah TKP, Kamis (25/2/2016).
Foto: Pardi/PM
Kapolres Tanah Karo, AKBP Viktor Togi Tambunan turun ke lokasi terowongan PLTA PT WEP yang meledak, untuk melakukan olah TKP, Kamis (25/2/2016).

KARO, SUMUTPOS.CO – Tragedi meledaknya terowongan proyek pembangunan PLTA yang dikelola PT. Wampu Elektrik Power (WEP) yang menewaskan 6 pekerja, dan 7 lainnya mengalami luka bakar serius, berbuntut panjang. Polres Karo yang menangani kasus ini siap menindak tegas perusahaan yang dikelola warga negara Korea itu.

“Kita tengah melakukan penyelidikan. Sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah peristiwa ini murni kecelakaan kerja, atau ada unsur kelalaian. Jika tim Labfor Poldasu yang melakukan olah TKP menemukan ada pelanggaran atau tindak pidana, kita akan tindak sesuai hukum yang berlaku,” tegas Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan saat dikonfirmasi, Kamis (25/2).

Orang nomor satu di Polres Karo itu mengaku, sejauh ini pihaknya telah memeriksa lima orang saksi, sekaligus pekerja PT.WEP di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Rabu (24/2) pagi itu. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Poldasu untuk melakukan olah TKP guna mengetahui penyebab pasti terjadinya peristiwa itu. Kelima karyawan PT. WEP itu aalah Mariel Gersang (24), Dicky Azhari Margolang (28), Irwanda Pulus Ginting (26), Agus Muharam (34) dan Sung Huan Im (46).

“Keenam korban meninggal dunia sudah kita lakukan identifikasi dan sudah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing. Sedangkan 6 orang korban luka bakar masih menjalani rawat inap di RS Efarina Etaham. Satu orang korban hanya mengalami luka ringan dan tidak menjalani rawat inap,” jelas Viktor.

Dari hasil penyelidikan sementara, ledakan itu berawal saat keluarnya asap dari Persion Panel Tunnel (hawa udara) terowongan sekira pukul 09.00 WIB. Keterangan itu diperoleh pihaknya dari mandor/civil engineering PT. PEN Indonesia, Iwan Ginting (29) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh.

Melihat asap itu, Iwan langsung mematikan mesin genset dan memerintahkan pekerja lain untuk melakukan pengecekan ke terowongan. Namun tak lama berselang, 7 dari 13 pekerja keluar dari dalam terowongan dengan luka bakar. Sedangkan 6 pekerja lainnya ditemukan telah tewas dalam terowongan. Para korban akhirnya dievakuasi menggunakan mobil crane dan langsung dilarikan ke RS Efarina Etaham.

“Dari hasil cek TKP di dalam terowongan, penyebab sementara terjadinya kecelakaan akibat korsleting listrik. Kabel listrik diduga masuk ke dalam air yang mengakibatkan korsleting dan adanya semburan api. Para pekerja saat itu sedang mengerjakan pembuatan mall beton untuk menutup terowongan,” beber Kasat Reskrim Polres Karo, AKP Martua Manik.

Data diperoleh, keenam korban tewas di antaranya Hamzah (19) warga Tebing Tinggi, Indra Sanjaya (21) warga Binjai, Anto Cibro (50) warga Sidikalang, Ruben Manurung (50) warga Porsea, Putra alias Ihsan (19) warga Tebing Tinggi dan Jali Mbako (32) warga Sidikalang.

Sementara, korban luka bakar serius di antaranya Sadam (20) dan Doli F. Sialagan alias Panjang (23) keduanya warga Siantar, Erwin Syahputra (31) warga Tanjung Morawa, Didit Pradana (23), Dermansyah (25) dan Mahrizal Yunus (25) ketiganya warga Tebing Tinggi. Sedangkan korban luka ringan yakni Ramadan Berutu (21) warga Desa Rih Tengah.

Foto" Anita/PM Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.
Foto” Anita/PM
Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.

Amatan di lokasi, sekira pukul 14.30 WIB, tim Labfor Poldasu bersama jajaran Polres Karo berangkat menuju PT. WEP di Desa Rih Tengah, guna melakukan olah TKP. Informasi yang diperoleh dari salah satu petugas Polres Karo, hingga pukul 17.00 WIB tim Labfor Poldasu masih melakukan penyelidikan di sekitar TKP.

Dikatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa menyampaikan hasil penyelidikan, karena tim labfor baru bisa masuk ke dalam terowongan hari hari, Jumat (26/2) dikarenakan faktor cuaca.

Foto: Pardi/PM Kapolres Tanah Karo, AKBP Viktor Togi Tambunan turun ke lokasi terowongan PLTA PT WEP yang meledak, untuk melakukan olah TKP, Kamis (25/2/2016).
Foto: Pardi/PM
Kapolres Tanah Karo, AKBP Viktor Togi Tambunan turun ke lokasi terowongan PLTA PT WEP yang meledak, untuk melakukan olah TKP, Kamis (25/2/2016).

KARO, SUMUTPOS.CO – Tragedi meledaknya terowongan proyek pembangunan PLTA yang dikelola PT. Wampu Elektrik Power (WEP) yang menewaskan 6 pekerja, dan 7 lainnya mengalami luka bakar serius, berbuntut panjang. Polres Karo yang menangani kasus ini siap menindak tegas perusahaan yang dikelola warga negara Korea itu.

“Kita tengah melakukan penyelidikan. Sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah peristiwa ini murni kecelakaan kerja, atau ada unsur kelalaian. Jika tim Labfor Poldasu yang melakukan olah TKP menemukan ada pelanggaran atau tindak pidana, kita akan tindak sesuai hukum yang berlaku,” tegas Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan saat dikonfirmasi, Kamis (25/2).

Orang nomor satu di Polres Karo itu mengaku, sejauh ini pihaknya telah memeriksa lima orang saksi, sekaligus pekerja PT.WEP di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Rabu (24/2) pagi itu. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Poldasu untuk melakukan olah TKP guna mengetahui penyebab pasti terjadinya peristiwa itu. Kelima karyawan PT. WEP itu aalah Mariel Gersang (24), Dicky Azhari Margolang (28), Irwanda Pulus Ginting (26), Agus Muharam (34) dan Sung Huan Im (46).

“Keenam korban meninggal dunia sudah kita lakukan identifikasi dan sudah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing. Sedangkan 6 orang korban luka bakar masih menjalani rawat inap di RS Efarina Etaham. Satu orang korban hanya mengalami luka ringan dan tidak menjalani rawat inap,” jelas Viktor.

Dari hasil penyelidikan sementara, ledakan itu berawal saat keluarnya asap dari Persion Panel Tunnel (hawa udara) terowongan sekira pukul 09.00 WIB. Keterangan itu diperoleh pihaknya dari mandor/civil engineering PT. PEN Indonesia, Iwan Ginting (29) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh.

Melihat asap itu, Iwan langsung mematikan mesin genset dan memerintahkan pekerja lain untuk melakukan pengecekan ke terowongan. Namun tak lama berselang, 7 dari 13 pekerja keluar dari dalam terowongan dengan luka bakar. Sedangkan 6 pekerja lainnya ditemukan telah tewas dalam terowongan. Para korban akhirnya dievakuasi menggunakan mobil crane dan langsung dilarikan ke RS Efarina Etaham.

“Dari hasil cek TKP di dalam terowongan, penyebab sementara terjadinya kecelakaan akibat korsleting listrik. Kabel listrik diduga masuk ke dalam air yang mengakibatkan korsleting dan adanya semburan api. Para pekerja saat itu sedang mengerjakan pembuatan mall beton untuk menutup terowongan,” beber Kasat Reskrim Polres Karo, AKP Martua Manik.

Data diperoleh, keenam korban tewas di antaranya Hamzah (19) warga Tebing Tinggi, Indra Sanjaya (21) warga Binjai, Anto Cibro (50) warga Sidikalang, Ruben Manurung (50) warga Porsea, Putra alias Ihsan (19) warga Tebing Tinggi dan Jali Mbako (32) warga Sidikalang.

Sementara, korban luka bakar serius di antaranya Sadam (20) dan Doli F. Sialagan alias Panjang (23) keduanya warga Siantar, Erwin Syahputra (31) warga Tanjung Morawa, Didit Pradana (23), Dermansyah (25) dan Mahrizal Yunus (25) ketiganya warga Tebing Tinggi. Sedangkan korban luka ringan yakni Ramadan Berutu (21) warga Desa Rih Tengah.

Foto" Anita/PM Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.
Foto” Anita/PM
Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.

Amatan di lokasi, sekira pukul 14.30 WIB, tim Labfor Poldasu bersama jajaran Polres Karo berangkat menuju PT. WEP di Desa Rih Tengah, guna melakukan olah TKP. Informasi yang diperoleh dari salah satu petugas Polres Karo, hingga pukul 17.00 WIB tim Labfor Poldasu masih melakukan penyelidikan di sekitar TKP.

Dikatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa menyampaikan hasil penyelidikan, karena tim labfor baru bisa masuk ke dalam terowongan hari hari, Jumat (26/2) dikarenakan faktor cuaca.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/