Mantan Kapolres Tobasa inipun mengindikasi ada transaksi jual-beli narkoba di dalam Lapas Klas II B Lubukpakam.
“Kita akan melakukan penyelidikan, ini adalah kegiatan masif. Razia ini tidak hanya sekali, tapi akan dilakukan secara terus-menerus dan mengikutsertakan pihak Lapas,” timpal Kepala BNN Deliserdang AKBP Joko Susilo.
Sayangnya, saat petugas melakukan penyisiran, Kepala Lapas Klas II B Lubukpakam ini tak berada di lokasi. Ditemui sore hari, Kepala Lapas Setia Budi Irianto mengaku saat itu sedang mengikuti kegiatan yang dihadiri Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan.
Menurut dia, razia di Lapas Klas II B Lubukpakam ini sudah berdasarkan hasil kordinasi lintas sekotral yang terkait di dalamnya. Tak hanya ruang karaoke, ruang untuk kecantikan wanita yakni salon pun ada.
“Ruang karaoke untuk pegawai. Sebenarnya mau diresmikan nanti tanggal 1 April ini. Tapi karena suaranya belum bagus, masih keluar dan belum kedap sekali, jadi masih ada perbaikan. Untuk rileks pegawai juga, daripada karaoke di luar. Salon ini disiapkan untuk napi yang punya keahlian. Orang luar juga kadang masuk, wanita-wanita yang mau belajar,” jawab Setia Budi saat disinggung soal ruang eksklusif karaoke.
Dia mengakui, masih ada kelemahan dalam pengawasan terhadap warga binaan yang berjumlah 1.230 orang di Lapas Deliserdang. Sehingga tak dipungkirinya kalau narkoba bisa masuk ke Lapas. Lantas, apakah ada oknum di Lapas yang menyediakan atau menjadi kaki tangan Bandar narkoba sehingga bisa masuk ke Lapas? “Mungkin saja ada dibawa pegawai. Atau mungkin juga (narkoba itu, Red) dilempar dari luar. Itu kemungkinannya. Bukan jatuh dari langit,” kata Setia Budi.
Dia juga mengakui kalau razia yang digelar di Lapas Klas II B Lubukpakam, merupakan permintaan darinya saat rapat lintas sektoral beberapa waktu lalu. Dia menambahkan, daya tampung warga binaan di Lapas Klas II B Lubukpakam, sebanyak 326 orang dengan 65 persen napi yang terjerat kasus narkoba. (ted)