25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Idaham Perintahkan Bayi Penderita Hidrocephalus Diobati di Penang

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
M Idaham melihat Gilang Aditya yang digendong sang nenek, Mulyani. Lalu mengambil kebijakan akan menerbangkan Gilang ke Penang untuk menjalani pengobatan.

SUMUTPOS.CO  – Tangisan Gilang terdengar cukup keras meski sang nenek, Mulyani berupaya menenangkan. Bayi 11 bulan tersebut terus saja menangis sambil meronta dalam gendongannya perempuan 44 tahun itu.

Pemandangan itu terekam di Pendopo Umar Baki Kota Binjai usai peringatan Hari Kartini ke-138. Sontak Wali Kota Muhammad Idaham yang turut menyaksikan kaget, dan langsung menaruh rasa simpati kepada Gilang.

Sang nenek, tetap berusaha menenangkan cucunya, lalu mengambil dot berisi air susu dan memberikannya kepada Gilang. Perlahan, jeritannya mereda. Namun tetap saja sesekali buah hati pasangan Herman (23) dan Ningning (22) tersebut menangis sembari merengek.

“Mungkin kepanasan dia,” ujar para peserta peringatan Hari Kartini ke-138 di Kota Binjai, menduga-duga.

Bayi dengan nama lengkap Gilang Aditya itu tak dapat bermain seperti biasa anak-anak seusianya. Sebab, ia mempunyai kelebihan cairan di kepala. Dokter menyebut penyakit yang diidap Gilang adalah Hidrocephalus.

Hidrocephalus adalah penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel, yang mengakibatkan ventrikel-ventrikel di dalamnya membesar dan menekan organ tersebut. Cairan ini akan terus bertambah sehingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur dan jaringan otak di sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.

Warga yang bermukim di Jalan Sawi, Lingkungan I, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat tersebut memang sengaja datang ke Pendopo Umar Baki membawa Gilang. Kedatangannya untuk meminta bantuan kepada Idaham yang ketepatan hadir dalam kegiatan itu.

Mulyani menceritakan, Gilang sudah menderita Hidrocephalus sejak kecil. Bahkan, sudah dua kali dipasang selang. Meski sudah dilakukan upaya medis, cucunya tak kunjung sembuh.

“Setiap malam tidak bisa diam, selalu menangis. Saya berharap, cucu saya ini sembuh. Seperti anak-anak normal lainnya,” pintanya, sembari mengaku senang karena mendapat perhatian dari orang nomor satu di Kota Binjai.

Melihat kondisi bayi malang itu, Idaham langsung memerintahkan Camat Binjai Barat, Samuel Lumbantoruan dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai, Mahaniary Manalu untuk melakukan pendataan. Idaham berencana, akan membawa putra penarik becak itu ke Penang, Malaysia, guna mendapatkan perawatan medis secara maksimal.

“Urus semua keperluannya, nanti kita bawa ke Penang,” kata Idaham.

Dia menambahkan, sudah tanggung jawab Pemko Binjai untuk melayani rakyatnya. “Kita doain semoga adik Gilang bisa disembuhkan, dan berharap kepada Allah SWT. Mudah-mudahan diberikan kekuatan,” ujar Idaham.

Sementara, Camat Binjai Barat menyatakan, pihaknya akan mengurus semua kebutuhan dan keperluan Gilang untuk dapat berangkat ke Negeri Jiran, demi mendapatkan perawatan medis maksimal.

Untuk sumber anggaran untuk biaya pengobatan Gilang, Mahaniary masih lebih memikirkan bagaimana caranya Gilang dapat diberangkat dengan cepat. “Biaya nantilah itu. Saat ini masih diurus paspornya oleh camat untuk bisa berangkat ke Malaysia,” kara Mahaniary Manalu. (ted/yaa)

 

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
M Idaham melihat Gilang Aditya yang digendong sang nenek, Mulyani. Lalu mengambil kebijakan akan menerbangkan Gilang ke Penang untuk menjalani pengobatan.

SUMUTPOS.CO  – Tangisan Gilang terdengar cukup keras meski sang nenek, Mulyani berupaya menenangkan. Bayi 11 bulan tersebut terus saja menangis sambil meronta dalam gendongannya perempuan 44 tahun itu.

Pemandangan itu terekam di Pendopo Umar Baki Kota Binjai usai peringatan Hari Kartini ke-138. Sontak Wali Kota Muhammad Idaham yang turut menyaksikan kaget, dan langsung menaruh rasa simpati kepada Gilang.

Sang nenek, tetap berusaha menenangkan cucunya, lalu mengambil dot berisi air susu dan memberikannya kepada Gilang. Perlahan, jeritannya mereda. Namun tetap saja sesekali buah hati pasangan Herman (23) dan Ningning (22) tersebut menangis sembari merengek.

“Mungkin kepanasan dia,” ujar para peserta peringatan Hari Kartini ke-138 di Kota Binjai, menduga-duga.

Bayi dengan nama lengkap Gilang Aditya itu tak dapat bermain seperti biasa anak-anak seusianya. Sebab, ia mempunyai kelebihan cairan di kepala. Dokter menyebut penyakit yang diidap Gilang adalah Hidrocephalus.

Hidrocephalus adalah penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel, yang mengakibatkan ventrikel-ventrikel di dalamnya membesar dan menekan organ tersebut. Cairan ini akan terus bertambah sehingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur dan jaringan otak di sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.

Warga yang bermukim di Jalan Sawi, Lingkungan I, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat tersebut memang sengaja datang ke Pendopo Umar Baki membawa Gilang. Kedatangannya untuk meminta bantuan kepada Idaham yang ketepatan hadir dalam kegiatan itu.

Mulyani menceritakan, Gilang sudah menderita Hidrocephalus sejak kecil. Bahkan, sudah dua kali dipasang selang. Meski sudah dilakukan upaya medis, cucunya tak kunjung sembuh.

“Setiap malam tidak bisa diam, selalu menangis. Saya berharap, cucu saya ini sembuh. Seperti anak-anak normal lainnya,” pintanya, sembari mengaku senang karena mendapat perhatian dari orang nomor satu di Kota Binjai.

Melihat kondisi bayi malang itu, Idaham langsung memerintahkan Camat Binjai Barat, Samuel Lumbantoruan dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai, Mahaniary Manalu untuk melakukan pendataan. Idaham berencana, akan membawa putra penarik becak itu ke Penang, Malaysia, guna mendapatkan perawatan medis secara maksimal.

“Urus semua keperluannya, nanti kita bawa ke Penang,” kata Idaham.

Dia menambahkan, sudah tanggung jawab Pemko Binjai untuk melayani rakyatnya. “Kita doain semoga adik Gilang bisa disembuhkan, dan berharap kepada Allah SWT. Mudah-mudahan diberikan kekuatan,” ujar Idaham.

Sementara, Camat Binjai Barat menyatakan, pihaknya akan mengurus semua kebutuhan dan keperluan Gilang untuk dapat berangkat ke Negeri Jiran, demi mendapatkan perawatan medis maksimal.

Untuk sumber anggaran untuk biaya pengobatan Gilang, Mahaniary masih lebih memikirkan bagaimana caranya Gilang dapat diberangkat dengan cepat. “Biaya nantilah itu. Saat ini masih diurus paspornya oleh camat untuk bisa berangkat ke Malaysia,” kara Mahaniary Manalu. (ted/yaa)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/