28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Hadapi Kasus Bansos Sendirian, Gatot Gejala Stroke

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (03/08/2015). Gatot dan istrinya ditahan terkait kasus dugaan suap terhadap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (03/08/2015). Gatot dan istrinya ditahan terkait kasus dugaan suap terhadap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho tampaknya mulai merasakan beban berat menjalani proses hukum yang dihadapinya. Pria kelahiran 1962 itu kemungkinan sedang mengalami penyempitan pembuluh darah di kepala bagian belakang, alias gejala stroke.

Indikasi ini terungkap dari pernyataan Kepala Sub Direktorat Penyidikan Tindak Pidana Khusus Kejagung Sarjono Turin, Rabu (26/8). Saat ditanya mengenai alasan penghentian proses pemeriksaan Gatot sebagai saksi kasus korupsi bansos, di gedung KPK, Selasa (25/8), Turin mengatakan saat itu Gatot mengeluhkan rasa sakit di kepala bagian belakang.

“Yang bersangkutan merasa sakit, ada penyempitan. Kami meminta dokter KPK untuk memeriksa. Kemudian dokter menyatakan Gatot harus dirujuk ke salah satu dokter spesialis,” terang Turin kemarin.

Saat menucapkan kata “ada penyempitan”, telunjuk Turin mengarah ke bagian belakang kepalanya, untuk meyakinkan kalimatnya. Hanya saja, untuk kepastian jenis penyakit yang mendera Gatot, Turin mengatakan, masih harus menunggu hasil pemeriksaan dokter spesialis yang kemungkinan baru keluar Rabu sore.

Dari hasil pemeriksaan dokter spesialis itulah nantinya akan ditentukan waktu yang tepat untuk melanjutkan pemeriksaan Gatot dalam kasus bansos.

Terkait dengan materi pemeriksaan, Turin menjelaskan, Gatot kepada tim penyidik kejagung mengaku tidak tahu detil hasil audit BPK terkait penyaluran dana bansos. Gatot mengaku urusan itu diserahkan kepada Sekretaris Daerah dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk melakukan kajian.

Meski demikian, Turin mengklaim anak buahnya sudah mengantongi bukti penyelewengan dana bansos. “Sampai saat ini sudah menemukan sekitar Rp 1,3 miliar karena itu fiktif,” tegas Turin.

Terpisah, kuasa hukum Gatot, Yanuar Wasesa, juga tidak tahu menahu mengenai kondisi kesehatannya kliennya itu. Ini beralasan karena memang Yanuar tidak mendampingi Gatot saat menjalani pemeriksaan di KPK dalam kasus bansos itu. Saat masih berstatus saksi, Gatot belum boleh didampingi pengacara.

Bahkan, Yanuar mengaku sama sekali belum pernah membahas kasus bansos itu dengan Gatot. Jadi, Gatot yang sudah berstatus tersangka kasus suap suap hakim PTUN Medan dan sudah ditahan itu, sendirian menjalani pemeriksaan kasus bansos.

“Saya belum pernah bicara soal bansos dengan Pak Gatot. Kalau nanti saya saya sudah bicara dengan beliau, akan saya kabari mas,” ujar Yanuar lewat layanan pesan singkat (SMS) kepada SUMUTPOS.CO. (sam)

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (03/08/2015). Gatot dan istrinya ditahan terkait kasus dugaan suap terhadap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (03/08/2015). Gatot dan istrinya ditahan terkait kasus dugaan suap terhadap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho tampaknya mulai merasakan beban berat menjalani proses hukum yang dihadapinya. Pria kelahiran 1962 itu kemungkinan sedang mengalami penyempitan pembuluh darah di kepala bagian belakang, alias gejala stroke.

Indikasi ini terungkap dari pernyataan Kepala Sub Direktorat Penyidikan Tindak Pidana Khusus Kejagung Sarjono Turin, Rabu (26/8). Saat ditanya mengenai alasan penghentian proses pemeriksaan Gatot sebagai saksi kasus korupsi bansos, di gedung KPK, Selasa (25/8), Turin mengatakan saat itu Gatot mengeluhkan rasa sakit di kepala bagian belakang.

“Yang bersangkutan merasa sakit, ada penyempitan. Kami meminta dokter KPK untuk memeriksa. Kemudian dokter menyatakan Gatot harus dirujuk ke salah satu dokter spesialis,” terang Turin kemarin.

Saat menucapkan kata “ada penyempitan”, telunjuk Turin mengarah ke bagian belakang kepalanya, untuk meyakinkan kalimatnya. Hanya saja, untuk kepastian jenis penyakit yang mendera Gatot, Turin mengatakan, masih harus menunggu hasil pemeriksaan dokter spesialis yang kemungkinan baru keluar Rabu sore.

Dari hasil pemeriksaan dokter spesialis itulah nantinya akan ditentukan waktu yang tepat untuk melanjutkan pemeriksaan Gatot dalam kasus bansos.

Terkait dengan materi pemeriksaan, Turin menjelaskan, Gatot kepada tim penyidik kejagung mengaku tidak tahu detil hasil audit BPK terkait penyaluran dana bansos. Gatot mengaku urusan itu diserahkan kepada Sekretaris Daerah dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk melakukan kajian.

Meski demikian, Turin mengklaim anak buahnya sudah mengantongi bukti penyelewengan dana bansos. “Sampai saat ini sudah menemukan sekitar Rp 1,3 miliar karena itu fiktif,” tegas Turin.

Terpisah, kuasa hukum Gatot, Yanuar Wasesa, juga tidak tahu menahu mengenai kondisi kesehatannya kliennya itu. Ini beralasan karena memang Yanuar tidak mendampingi Gatot saat menjalani pemeriksaan di KPK dalam kasus bansos itu. Saat masih berstatus saksi, Gatot belum boleh didampingi pengacara.

Bahkan, Yanuar mengaku sama sekali belum pernah membahas kasus bansos itu dengan Gatot. Jadi, Gatot yang sudah berstatus tersangka kasus suap suap hakim PTUN Medan dan sudah ditahan itu, sendirian menjalani pemeriksaan kasus bansos.

“Saya belum pernah bicara soal bansos dengan Pak Gatot. Kalau nanti saya saya sudah bicara dengan beliau, akan saya kabari mas,” ujar Yanuar lewat layanan pesan singkat (SMS) kepada SUMUTPOS.CO. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/