KISARAN, SUMUTPOS.CO – Gagal menikahi cewek idaman membuat Ewin Syahputra menjadi stres. Dia bahkan sampai hilang ingatan sejak 5 tahun terakhir. Ini terungkap setelah pemuda 23 tahun ini memotong rudalnya alias kemaluannya.
Bukan hanya sekali, namun pemotongan itu terjadi sampai dua kali. Untuk yang kedua kalinya, korban memotong habis penisnya. Akibatnya, kini dia harus menjalani perawatan di RSUD Kisaran.
“Gagal nikah karna kami nggak punya duit. Orang tua si cewek minta mahar Rp10 juta. Nama ceweknya inisial AL, orang Asam Jawa Kanopan,” ucap Yusriani Saragih (55), ibu Ewin kepada wartawan saat ditemui di Ruang Mawar pada Rabu (25/10) sore sekira pukul 17.00 wib.
Dikisahkan wanita yang mengaku baru saja bercerai dengan suaminya, Saiful (53) ini, awalnya, putra bungsu dari 3 bersaudara hasil pernikahannya dengan Syaiful itu bekerja sebagai buruh bangunan di Kanopan, sekitar tahun 2012 lalu.
Saat itulah Ewin berkenalan dan akhirnya pacaran dengan AL. Singkatnya, Ewin meminta keluarganya untuk meminang AL. Meski dengan ekonomi pas-pasan, niat Ewin langsung mereka realisasikan. Apa daya, saat pertunangan berlangsung, keluarga AL meminta mahar Rp10 juta. Dengan berat hati, permintaan keluarga calon besannya itupun tak bersambut.
“Sejak itu, si Ewin seperti orang linglung. Sudah banyak orang pintar yang kami minta tolong, ada 15 orang, tapi semua nggak sanggup. Parahnya 2 tahun ini. Kalau bicara biasa saja, malah semalam baru saya suruh beli cabai untuk masak indomie dia mau. Yang susah itu dia kalau BAB sama kencing suka di celana, tapi ganggu orang nggak mau,” ucap wanita asal Kabupaten Simalungun ini dengan raut sedih.
Lebih menyedihkan lagi, wanita yang kesehariannya sebagai tukang urut keliling ini mengaku suami tercintanya (Syaiful), main gila dengan wanita yang berstatus istri orang, tak lain tetangganya sendiri.
“Saya nggak ada saudara di sini. Saya cerai karena suamiku selingkuh sama tetanggaku sendiri. Sudah lama aku tahu, tapi kupendam. Makanya saya minta cerai. Tapi sebulan lalu terpaksa kubukakan. Orang kampung ya jadi tahu. Bertetangga pun kami sama perempuan itu, lakiknya tukang becak. Padahal perempuan itu anaknya udah kawin semua, cucunya tiga,” ungkap warga Jalan Marah Rusli Gang Tebu Kelurahan Mutiara ini sembari menggenggam lengan Ewin.
Diakui Yusriani, sebelum kejadian naas ini, Ewin sekitar 3 minggu lalu juga sudah melakukan hal serupa.
“Tiga minggu lalu ujungnya, sekarang habis. Kemaren ya diobati gitu aja, karna nggak ada duit. Ini aja saya dibantu kepling. Bapaknya sudah tahu, tadi datang juga ke sini. Tapi mungkin takut dia bertanggungjawab, begitu masuk kamar rawat dia langsung kabur. Saya tahu pas pulang ngusuk, tetangga sudah rame di rumah. Dia pas di rumah sendiri. Kira-kira jam 4 sore tadi. Saya liat udah banyak darah di lantai, dinding pun banyak darahnya, belum dibersihkan adeknya,” ucapnya dengan nada pelan.
Untuk itu, Yusriani berharap ada pihak yang membantu biaya pengobatan putranya itu. “Kalau nggak ada pak kepling, saya juga bingung tadi. Masih diurus BPJS sama pak kepling barusan. Ya kalau ada yang mau bantu saya terima, karena saya nggak ada keluarga di sini, saya perantau,” ucapnya sembari memperbaiki posisi lengan Ewin.
“Iya bang, pasien yang kemaren juga. Tapi kemaren cuma ujung, sekarang habis total, kandas,” ucap seorang perawat ruang IGD RSUD Kisaran pada wartawan sembari tersenyum. (jpg/ras)