261 Perwira Polisi Jajaran Polda Sumut Ikuti NAC
NAC (Neuro Assosiative Conditioning) adalah pendekatan revolusioner dalam pengembangan diri dan komunikasi manusia. Tujuannya untuk mengubah cara berfikir, memodifikasi pola pikir dan perilaku yang banyak didambakan orang. Teknologi NAC ini diterapkan kepada 261 anggota perwira Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) di Sekolah Polisi Negara (SPN) di Jalan Bhayangkara Medan selama dua hari.
Jumat, (23/11) kemarin ratusan polisi berkumpul di ruang SPN Sampali Medan.Mereka duduk berbaris di kursi yang disusun rapi. Di depan mereka berdiri trainer NAC, Kompol Drs Safwan Khayat MHum memberikan metode pembelajaran NAC. Waka Polres Langkat itu, ternyata tidak bekerja sendiri. Dibantu sepuluh-an, anggota trainer lainnya, serta staf dan dua psikolog.
“Kami bekerja secara tim, penyajian materi baik secara tertulis, visualisasi dengan menampilkan beberapa film, games dan menyanyi, kegiatan ini berlangsung dua hari mulai Jumat dan berakhir Sabtu,” kata Ketua Trainer NAC, Kompol Drs Safwan Khayat MHum kepada wartawan koran ini di SPN Sampali, Sabtu (24/11).
Safwan yang juga mantan Waka Polres Tebingtinggi ini memaparkan bahwa anggota Poldasu yang mengikuti NAC berjumlah 261 orang. Mereka berpangkat mulai dari Asisten Inspektur Dua (Aipda) ke atas untuk mengambil sekolah ahli golongan.
Katanya, saat ini, dalam organisasi Polri dituntut kesadaran internal dan perubahan yang dikehendaki masyarakat. Latar belakang inilah kita menerapkan NAC bagi anggota polisi yang ingin sukses dan menjadi dambaan masyarakat.”Intinya, kita akan mindset untuk mengubah pola pikir dan tindakan anggota Polri,” jelas Safwan yang juga mantan Waka Polres Pematangsiantar ini.
Safwan menceritakan bagaimana perubahan yang dialami peserta setelah mengikuti NAC. Selama ini, beberapa anggota yang tidak sedikitkan pun memberikan waktu pada keluarga dan orangtua, kini mulai sadar.”Banyak waktu yang terbuang mereka lakukan, kini waktu luang itu seharusnya bisa mereka gunakan untuk berkumpul dengan keluarga dan orangtua, mereka ada yang sedih hingga menangis, ini suatu perubahan awal yang mereka sadari setelah mengikuti NAC ini,” ujar
Dampak lainnya masih ada lagi, kata Safwan yang juga mantan Kasat Lantas Polresta Medan ini, seperti, peserta akan merasa lebih berharga di tengah-tengah masyarakat.
Kepercayaan diri mereka akan bertambah tinggi, sehingga mereka sadar segala sesuatau bisa mereka lakukan. “Artinya, tidak ada yang tidak bisa mereka lakukan di dunia asal ada kemauan,” kata Safwan lagi.
Pembelajaran yang diberikan kepada peserta, lanjut Safwan, tidaklah rumit. Semuanya sifatnya menghibur, dan rileks.Mulai dari menyanyi, menonton film, bercerita dan games lainnya. Pada acara puncak, bilang Safwan, peserta akan menjalani proses ekstrem. Yakni berjalan di atas api.
“Bagi yakin, peserta akan bisa melalui permainan ini tanpa mengalami luka sedikit pun, Ini sudah dibuktikan, dan kita bukan sekali dua kali melakukan ini, bahkan sudah berkali-kali,” ungkapnya.
Metode sukses NAC ini, kata Safwan sebenarnya sudah banyak diminati instans-instansi lainnya. Tidak cama kalangan Polri, kepemerintahan, sekolah, universitas, perusahaan negeri maupun swasta.
“Kami memiliki tim yang sudah siap pakai untuk mengubah seseorang menjadi sukses dengan kepercayaan diri yang tinggi,” kata Safwan. (azw)