27 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

“Dia yang Berkelahi dengan Istri, Aku jadi Sasaran”

Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli Ulbas Hutauruk  terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.
Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli
Ulbas Hutauruk
terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kondisi Ulbas Hutauruk (70), korban pembacokan yang dilakukan anak kandungnya, Holong Hutauruk (38), sudah mulai membaik. Bapak 6 orang anak itu, dirawat di ruang Melur RS FL Tobing Sibolga.

Tapi dia masih sering menjerit kesakitan. Ulbas menceritakan kisah pilu yang dialaminya tersebut, hingga anaknya tega membacok mereka suami istri. Saat itu, dia dan istrinya Rolina Pasaribu (68), baru pulang gereja, Minggu (25/1) sekitar pukul 12.30 WIB. Setibanya di rumah, dia mengganti pakaian dan hendak ke warung. Saat baru keluar dari rumah, tiba-tiba Holong melayangkan parang ke arah kepalanya.

“Sebanyak 3 kali parang itu dilayangkan ke kepala saya. Saat itu, saya baru pulang gereja. Peristiwanya, ketika saya mau pergi ke warung, dia membacok kepala saya,” katanya, Senin (26/1).

Ulbas belum bisa memastikan apa penyebab anaknya senekat itu membacok dirinya dan ibu kandungnya. Dugaan Ulbas, penyebabnya karena Holong mengira bahwa masalah rumah tangganya yang sedang berantakan, tidak mereka tanggapi.

“Dikiranya mungkin kami tidak merespon masalah yang tengah dihadapi Holong. Padahal kami sudah berupaya mempersatukan Holong dengan istrinya Maria Hutabarat yang tinggal di Jakarta,” ungkapnya.

Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli/SMG Holong saat dirawat di ruang Anggrek RS FL Tobing dengan tangan masih diborgol, Senin (26/1)
Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli/SMG
Holong, saat dirawat di ruang Anggrek RS FL Tobing dengan tangan masih diborgol, Senin (26/1/2015).

Diterangkannya, sebelumnya, setibanya dari Jakarta sebulan lalu, Holong pernah mengadukan persoalannya bersama istrinya yang berujung dengan perpisahan. Ia ingin kedua orangtuanya melakukan upaya untuk mempersatukan keduanya kembali.

Dipangidohon ibana asa dipadomu muse nasida. Ibana do namarbadai dohot istrina, gabe iba sasaran. (Dimintanya supaya disatukan kembali mereka. Dia yang berkelahi dengan istrinya, jadi aku sasaran amarahnya, red),” katanya.

Padahal lanjutnya, sudah beberapa kali dilakukan upaya, hingga mendatangi kedua orangtua Maria ke Purbatua. Memintakan agar Maria disuruh pulang dan mempersatukan keduanya.

Simatuana pe nga hujuppangi tu Purbatua. Maksud hu asa disuruh jo mulak sian Jakarta. (Mertuanya pun sudah kujumpai ke Purbatua. Maksudnya agar disuruh pulang dulu dari Jakarta, red),” akunya.

Namun, kedua besannya tersebut menyambutnya sangat dingin. “Lok ma songoni, (biarkan aja begitu, red),” kata Ulbas menirukan perkataan besannya itu padanya saat itu.

Tak sampai di situ, masih kata Ulbas, iapun kemudian berusaha mendatangi kumpulan marga Hutabarat, namun hingga kini belum juga ada jawaban dari pembicaraan yang disampaikan.

“Dongan tubu ni halaki (Hutabarat) pe nga hu hubungi, alai sahat sadarion dang adong dope jawabani (Satu marganya Hutabarat pun sudah kudatangi, tapi sampai hari ini, gak ada juga jawaban, red),” kata Ulbas.

Ia sangat menyesalkan perlakuan anaknya tersebut padanya. Sebab, ia tak mengira kalau kelakuannya bertolak belakang dengan namanya.

“Dang hurippu songoni pangalahona i, dang songon goar nai hape, Holong. (Gak kusangka begitu kelakuannya, ternyata gak seperti namanya, kasih, red),” ucapnya sedih mengingat anaknya tersebut.

Diakuinya, selama ini, Holong adalah anak yang jadi beban pikirannya, tak seperti anaknya yang lain. Padahal, semasa sekolah dulunya, Holong dikenal sangat rajin bekerja membantu orangtuanya.

Holan on do sipata mambaen marsak. Hape najolo tikki sikkola, rajin hian do on karejo. (Hanya ininya kadang menjadi beban pikiran kami. Padahal dulu, sewaktu sekolah, rajin kali kerja, red),” sebutnya.

Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli Rolina terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.
Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli
Rolina terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.

Sementara Pinitta (40), anak ke-4 korban yang ditemui di rumah sakit juga mengatakan hal yang sama. Diceritakannya, kalau  Holong dan Maria sudah sekitar 2 tahun terakhir tidak lagi serumah. Namun ia tidak tahu apa penyebab pertengkaran keduanya. Meski demikian, Holong masih terus menafkahi Maria dan 1 anaknya.

“Nga adong dua taon padao-dao. Alai, tong do sai dijuppangi tu jabu kontrakan nai, dilean do balonjo na. Sipata dipangido ito on do sian bapak, asa adong dilean tu eda i. (Sudah ada sekitar 2 tahun mereka berpisah. Tapi, masih sering dia (Holong) pergi menjumpai istrinya ke rumah kontrakan mereka di Jakarta, mengasih belanja. Kadang dia minta uang dari bapak untuk ngasih sama istrinya, red),” beber Pinitta.

Namun, meski uang tersebut diterima oleh Maria, bukan berarti Holong diterima masuk ke dalam rumah. Bahkan menurutnya, Maria kerap menyuruh salah seorang keluarganya yang dikenal preman di Jakarta untuk memukuli Holong.

“Dijalo do hepeng i, alai ito on tong do dang dianggap. Dang dipaloas tong masuk tu jabu i. Disuruh eda (Maria) on do keluarga na mamukuli ito on di Jakarta. Mungkin maksud na, asa unang adong be hubungan nasida. (Uang tetap diterima, tapi adikku ini tetap gak dianggap. Dan nggak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Disuruh adik iparku ininya keluarganya untuk memukuli adikku itu di Jakarta. Mungkin maksudnya supaya gak ada lagi hubungan keduanya, red),” ungkapnya.

Terpisah, Kapolres Tapteng AKBP Misnan melalui Kapolsek Kolang AKP Zulpikar yang dikonfirmasi, mengaku kalau tersangka sedangn menjalani perawatan di Rumah Sakit FL Tobing Sibolga. Menurutnya, pelaku sempat dipukuli warga saat hendak mengamankan parang dari tangannya.

“Masih di rumah sakit, dirawat. Karena, kena pukul warga waktu mengamankannya,” terang Kapolsek. Amatan New Tapanuli (Grup SUMUTPOS.CO) di Ruang Anggrek tempat Holong dirawat, tampak seorang polisi berjaga. Sedangkan Holong, di atas tempat tidurnya hanya terbaring dan tidak bersedia diajak bicara. (ts/smg)

Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli Ulbas Hutauruk  terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.
Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli
Ulbas Hutauruk
terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kondisi Ulbas Hutauruk (70), korban pembacokan yang dilakukan anak kandungnya, Holong Hutauruk (38), sudah mulai membaik. Bapak 6 orang anak itu, dirawat di ruang Melur RS FL Tobing Sibolga.

Tapi dia masih sering menjerit kesakitan. Ulbas menceritakan kisah pilu yang dialaminya tersebut, hingga anaknya tega membacok mereka suami istri. Saat itu, dia dan istrinya Rolina Pasaribu (68), baru pulang gereja, Minggu (25/1) sekitar pukul 12.30 WIB. Setibanya di rumah, dia mengganti pakaian dan hendak ke warung. Saat baru keluar dari rumah, tiba-tiba Holong melayangkan parang ke arah kepalanya.

“Sebanyak 3 kali parang itu dilayangkan ke kepala saya. Saat itu, saya baru pulang gereja. Peristiwanya, ketika saya mau pergi ke warung, dia membacok kepala saya,” katanya, Senin (26/1).

Ulbas belum bisa memastikan apa penyebab anaknya senekat itu membacok dirinya dan ibu kandungnya. Dugaan Ulbas, penyebabnya karena Holong mengira bahwa masalah rumah tangganya yang sedang berantakan, tidak mereka tanggapi.

“Dikiranya mungkin kami tidak merespon masalah yang tengah dihadapi Holong. Padahal kami sudah berupaya mempersatukan Holong dengan istrinya Maria Hutabarat yang tinggal di Jakarta,” ungkapnya.

Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli/SMG Holong saat dirawat di ruang Anggrek RS FL Tobing dengan tangan masih diborgol, Senin (26/1)
Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli/SMG
Holong, saat dirawat di ruang Anggrek RS FL Tobing dengan tangan masih diborgol, Senin (26/1/2015).

Diterangkannya, sebelumnya, setibanya dari Jakarta sebulan lalu, Holong pernah mengadukan persoalannya bersama istrinya yang berujung dengan perpisahan. Ia ingin kedua orangtuanya melakukan upaya untuk mempersatukan keduanya kembali.

Dipangidohon ibana asa dipadomu muse nasida. Ibana do namarbadai dohot istrina, gabe iba sasaran. (Dimintanya supaya disatukan kembali mereka. Dia yang berkelahi dengan istrinya, jadi aku sasaran amarahnya, red),” katanya.

Padahal lanjutnya, sudah beberapa kali dilakukan upaya, hingga mendatangi kedua orangtua Maria ke Purbatua. Memintakan agar Maria disuruh pulang dan mempersatukan keduanya.

Simatuana pe nga hujuppangi tu Purbatua. Maksud hu asa disuruh jo mulak sian Jakarta. (Mertuanya pun sudah kujumpai ke Purbatua. Maksudnya agar disuruh pulang dulu dari Jakarta, red),” akunya.

Namun, kedua besannya tersebut menyambutnya sangat dingin. “Lok ma songoni, (biarkan aja begitu, red),” kata Ulbas menirukan perkataan besannya itu padanya saat itu.

Tak sampai di situ, masih kata Ulbas, iapun kemudian berusaha mendatangi kumpulan marga Hutabarat, namun hingga kini belum juga ada jawaban dari pembicaraan yang disampaikan.

“Dongan tubu ni halaki (Hutabarat) pe nga hu hubungi, alai sahat sadarion dang adong dope jawabani (Satu marganya Hutabarat pun sudah kudatangi, tapi sampai hari ini, gak ada juga jawaban, red),” kata Ulbas.

Ia sangat menyesalkan perlakuan anaknya tersebut padanya. Sebab, ia tak mengira kalau kelakuannya bertolak belakang dengan namanya.

“Dang hurippu songoni pangalahona i, dang songon goar nai hape, Holong. (Gak kusangka begitu kelakuannya, ternyata gak seperti namanya, kasih, red),” ucapnya sedih mengingat anaknya tersebut.

Diakuinya, selama ini, Holong adalah anak yang jadi beban pikirannya, tak seperti anaknya yang lain. Padahal, semasa sekolah dulunya, Holong dikenal sangat rajin bekerja membantu orangtuanya.

Holan on do sipata mambaen marsak. Hape najolo tikki sikkola, rajin hian do on karejo. (Hanya ininya kadang menjadi beban pikiran kami. Padahal dulu, sewaktu sekolah, rajin kali kerja, red),” sebutnya.

Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli Rolina terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.
Foto: Toga Sianturi/New Tapanuli
Rolina terbaring di Ruang Melur RS FL Tobing, setelah dibacok anaknya, Holong.

Sementara Pinitta (40), anak ke-4 korban yang ditemui di rumah sakit juga mengatakan hal yang sama. Diceritakannya, kalau  Holong dan Maria sudah sekitar 2 tahun terakhir tidak lagi serumah. Namun ia tidak tahu apa penyebab pertengkaran keduanya. Meski demikian, Holong masih terus menafkahi Maria dan 1 anaknya.

“Nga adong dua taon padao-dao. Alai, tong do sai dijuppangi tu jabu kontrakan nai, dilean do balonjo na. Sipata dipangido ito on do sian bapak, asa adong dilean tu eda i. (Sudah ada sekitar 2 tahun mereka berpisah. Tapi, masih sering dia (Holong) pergi menjumpai istrinya ke rumah kontrakan mereka di Jakarta, mengasih belanja. Kadang dia minta uang dari bapak untuk ngasih sama istrinya, red),” beber Pinitta.

Namun, meski uang tersebut diterima oleh Maria, bukan berarti Holong diterima masuk ke dalam rumah. Bahkan menurutnya, Maria kerap menyuruh salah seorang keluarganya yang dikenal preman di Jakarta untuk memukuli Holong.

“Dijalo do hepeng i, alai ito on tong do dang dianggap. Dang dipaloas tong masuk tu jabu i. Disuruh eda (Maria) on do keluarga na mamukuli ito on di Jakarta. Mungkin maksud na, asa unang adong be hubungan nasida. (Uang tetap diterima, tapi adikku ini tetap gak dianggap. Dan nggak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Disuruh adik iparku ininya keluarganya untuk memukuli adikku itu di Jakarta. Mungkin maksudnya supaya gak ada lagi hubungan keduanya, red),” ungkapnya.

Terpisah, Kapolres Tapteng AKBP Misnan melalui Kapolsek Kolang AKP Zulpikar yang dikonfirmasi, mengaku kalau tersangka sedangn menjalani perawatan di Rumah Sakit FL Tobing Sibolga. Menurutnya, pelaku sempat dipukuli warga saat hendak mengamankan parang dari tangannya.

“Masih di rumah sakit, dirawat. Karena, kena pukul warga waktu mengamankannya,” terang Kapolsek. Amatan New Tapanuli (Grup SUMUTPOS.CO) di Ruang Anggrek tempat Holong dirawat, tampak seorang polisi berjaga. Sedangkan Holong, di atas tempat tidurnya hanya terbaring dan tidak bersedia diajak bicara. (ts/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/