27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Paulina Vega Juara Miss Universe 2014

Finalis asal Kolombia, Paulina Vega Dieppa akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2014.
Finalis asal Kolombia, Paulina Vega Dieppa akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2014.

MIAMI, SUMUTPOS.CO – Babak malam grand final ajang kecantikan Miss Universe 2015 yang dihelat di Florida International University (FIU), Doral, Miami, Amerika Serikat (AS) akhirnya berakhir pada Minggu malam (25/1) pukul 23.00 waktu setempat. Finalis asal Kolombia, Paulina Vega Dieppa akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2014.

Dia menggantikan Miss Universe 2013 Gabriela Isler asal Venezuela, setelah bersaing ketat dengan 87 kontestan lainnya. Kemenangan Vega yang menggantikan Isler tersebut masih mengukuhkan posisi Amerika Latin dalam pentas kecantikan dunia.

Dengan mengenakan gaun berwarna perak berkilauan, wajah model berusia 22 tahun tersebut tampak berseri-seri dan berlinang air mata ketika menerima selempang dan mahkota Miss Universe dari Isler. Vega berhasil menyisihkan finalis asal AS Nia Sachez yang kemudian dinobatkan sebagai juara runner-up pertama Miss Universe 2014.

Usai dinobatkan sebagai juara Miss Universe 2014, Vega mengatakan bahwa negaranya kini telah menjadi panutan bagi seluruh dunia. “Kami adalah bangsa yang tekun. Meskipun ada rintangan, kami terus berjuang untuk menggapai cita-cita. Setelah bertahun-tahun mengalami berbagai kesulitan, kami akhirnya mampu menjadi pemimpin di berbagai pentas dunia,” kata Vega dengan bangga seperti yang dilansir dalam kantor berita AFP, Senin (26/1).

Juri menegaskan bahwa Vega telah meraih skor tertinggi, yakni 9,9 dalam setiap presentasi kontes Miss Universe yang diadakan di Miami, AS. Mahasiswi bisnis asal Barranquilla, Kolombia tersebut merupakan cucu dari musisi legendaris Gatson Vega. Aura kecantikan Vega juga diturunkan oleh Miss Atlatico 1953 Elvira Castillo yang merupakan neneknya.

Selain menyisihkan Nia Sanchez, Vega juga menyisihkan tiga finalis lainnya yang masuk dalam lima besar finalis Miss Universe 2014. Mereka yaitu finalis asal Belanda Yasmin Verheijen, finalis asal Ukraina Diana Harkush, dan finalis asal Jamaika Kaci Fennell.

Pada malam grand final kemari, Ukraine terpilih sebagai runner-up kedua, Belanda menjadi runner-up ketiga, sedangkan Jamaika terpilih menjadi runner-up keempat.

Sementara itu, finalis Miss Universe 2014 asal Indonesia Elvira Devinamira Wirayanti harus puas tertahan di posisi 15 besar. Dia sempat bertarung dengan finalis lainnya asal Kolombia, Italia, India, Prancis, AS, Venezuela, Spanyol, Filipina, Argentina, Jamaika, Ukraina, Brazil, Belanda, dan Australia, sebelum akhirnya tersisih di babak pemilihan 10 besar.

Meskipun demikian, pencapaian Vira, sapaan Elvira, tersebut telah menyamai prestasi kontestan Miss Universe asal Indonesia sebelumnya, Whulandari Herman.

Kostum nasional karya desainer Dynand Fariz yang bertajuk The Chronicle of Borobudur yang dikenakan Vira, pada malam grand final Miss Universe 2014 dinobatkan sebagai juara best national costume.
Kostum nasional karya desainer Dynand Fariz yang bertajuk The Chronicle of Borobudur yang dikenakan Vira, pada malam grand final Miss Universe 2014 dinobatkan sebagai juara best national costume.

Di samping itu, kostum nasional karya desainer Dynand Fariz yang bertajuk The Chronicle of Borobudur yang dikenakan Vira, pada malam grand final Miss Universe 2014 dinobatkan sebagai juara best national costume.

Dengan demikian, dara kelahiran Surabaya, Jawa Timur (Jatim) tersebut berhasil memecahkan rekor Whulandari yang hanya berada di peringkat empat besar best national costume pada Miss Universe 2013 lalu.

Kostum nasional Vira, sukses menyisihkan empat kostum nasional dari kontestan lainnya, yaitu Argentina, Jerman, India, dan Kanada. “Ini pencapaian yang luar biasa dan mengagumkan, karena ini pertama kalinya bagi Indonesia. masuk 15 besar dan meraih juara best national costume. Prestasi ini patut mendapat apresiasi,” ujar Kepala Humas Yayasan Putri Indonesia (YPI) Mega Angkasa saat dihubungi Jawa Pos (Grup POSMETRO MEDAN), kemarin.

Dynand Fariz saat dihubungi menyatakan rasa syukurnya bahwa kostum rancangannya menjuarai best national costume Miss Universe 2014. “Saya teriak-teriak, sujud syukur. Semua tidak mudah dilakukan. Indonesia kini bisa ditakuti oleh negara lain dalam soal fashion,” ujar Dynand yang merupakan Presiden Jember Fashion Karnaval (JFC) tersebut.

Pihak penyelenggara Miss Universe mengatakan, sepuluh orang juri telah ditugaskan untuk menentukan pemenang Miss Universe tahun ini, termasuk maestro musik asal Kuba Emilio Estefan, bintang sinetron Kuba William Levy, dan petinju kelas dunia asal Filipina Manny Pacquiao. Ajang kecantikan yang dimiliki oleh Donald Trump tersebut juga diperkirakan telah ditonton oleh sekitar 600 juta pasang mata pemirsa di seluruh dunia.

Diperkirakan, kontes kecantikan paling bergengsi tersebut telah menelan biaya sebesar USD 2,5 juta atau setara dengan Rp 30 miliar. Selain untuk memilih pengganti Isler, kontes tersebut sekaligus digunakan untuk mempromosikan kota Doral yang terletak di Florida, AS kepada dunia.

Meski demikian, jumlah biaya yang besar tersebut sempat menimbulkan prokontra di kalangan politisi lokal. Mereka memperdebatkan mahalnya biaya untuk menggelar kontes Miss Universe untuk mempromosikan kota Doral. (dod/jpnn)

 

Finalis asal Kolombia, Paulina Vega Dieppa akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2014.
Finalis asal Kolombia, Paulina Vega Dieppa akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2014.

MIAMI, SUMUTPOS.CO – Babak malam grand final ajang kecantikan Miss Universe 2015 yang dihelat di Florida International University (FIU), Doral, Miami, Amerika Serikat (AS) akhirnya berakhir pada Minggu malam (25/1) pukul 23.00 waktu setempat. Finalis asal Kolombia, Paulina Vega Dieppa akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2014.

Dia menggantikan Miss Universe 2013 Gabriela Isler asal Venezuela, setelah bersaing ketat dengan 87 kontestan lainnya. Kemenangan Vega yang menggantikan Isler tersebut masih mengukuhkan posisi Amerika Latin dalam pentas kecantikan dunia.

Dengan mengenakan gaun berwarna perak berkilauan, wajah model berusia 22 tahun tersebut tampak berseri-seri dan berlinang air mata ketika menerima selempang dan mahkota Miss Universe dari Isler. Vega berhasil menyisihkan finalis asal AS Nia Sachez yang kemudian dinobatkan sebagai juara runner-up pertama Miss Universe 2014.

Usai dinobatkan sebagai juara Miss Universe 2014, Vega mengatakan bahwa negaranya kini telah menjadi panutan bagi seluruh dunia. “Kami adalah bangsa yang tekun. Meskipun ada rintangan, kami terus berjuang untuk menggapai cita-cita. Setelah bertahun-tahun mengalami berbagai kesulitan, kami akhirnya mampu menjadi pemimpin di berbagai pentas dunia,” kata Vega dengan bangga seperti yang dilansir dalam kantor berita AFP, Senin (26/1).

Juri menegaskan bahwa Vega telah meraih skor tertinggi, yakni 9,9 dalam setiap presentasi kontes Miss Universe yang diadakan di Miami, AS. Mahasiswi bisnis asal Barranquilla, Kolombia tersebut merupakan cucu dari musisi legendaris Gatson Vega. Aura kecantikan Vega juga diturunkan oleh Miss Atlatico 1953 Elvira Castillo yang merupakan neneknya.

Selain menyisihkan Nia Sanchez, Vega juga menyisihkan tiga finalis lainnya yang masuk dalam lima besar finalis Miss Universe 2014. Mereka yaitu finalis asal Belanda Yasmin Verheijen, finalis asal Ukraina Diana Harkush, dan finalis asal Jamaika Kaci Fennell.

Pada malam grand final kemari, Ukraine terpilih sebagai runner-up kedua, Belanda menjadi runner-up ketiga, sedangkan Jamaika terpilih menjadi runner-up keempat.

Sementara itu, finalis Miss Universe 2014 asal Indonesia Elvira Devinamira Wirayanti harus puas tertahan di posisi 15 besar. Dia sempat bertarung dengan finalis lainnya asal Kolombia, Italia, India, Prancis, AS, Venezuela, Spanyol, Filipina, Argentina, Jamaika, Ukraina, Brazil, Belanda, dan Australia, sebelum akhirnya tersisih di babak pemilihan 10 besar.

Meskipun demikian, pencapaian Vira, sapaan Elvira, tersebut telah menyamai prestasi kontestan Miss Universe asal Indonesia sebelumnya, Whulandari Herman.

Kostum nasional karya desainer Dynand Fariz yang bertajuk The Chronicle of Borobudur yang dikenakan Vira, pada malam grand final Miss Universe 2014 dinobatkan sebagai juara best national costume.
Kostum nasional karya desainer Dynand Fariz yang bertajuk The Chronicle of Borobudur yang dikenakan Vira, pada malam grand final Miss Universe 2014 dinobatkan sebagai juara best national costume.

Di samping itu, kostum nasional karya desainer Dynand Fariz yang bertajuk The Chronicle of Borobudur yang dikenakan Vira, pada malam grand final Miss Universe 2014 dinobatkan sebagai juara best national costume.

Dengan demikian, dara kelahiran Surabaya, Jawa Timur (Jatim) tersebut berhasil memecahkan rekor Whulandari yang hanya berada di peringkat empat besar best national costume pada Miss Universe 2013 lalu.

Kostum nasional Vira, sukses menyisihkan empat kostum nasional dari kontestan lainnya, yaitu Argentina, Jerman, India, dan Kanada. “Ini pencapaian yang luar biasa dan mengagumkan, karena ini pertama kalinya bagi Indonesia. masuk 15 besar dan meraih juara best national costume. Prestasi ini patut mendapat apresiasi,” ujar Kepala Humas Yayasan Putri Indonesia (YPI) Mega Angkasa saat dihubungi Jawa Pos (Grup POSMETRO MEDAN), kemarin.

Dynand Fariz saat dihubungi menyatakan rasa syukurnya bahwa kostum rancangannya menjuarai best national costume Miss Universe 2014. “Saya teriak-teriak, sujud syukur. Semua tidak mudah dilakukan. Indonesia kini bisa ditakuti oleh negara lain dalam soal fashion,” ujar Dynand yang merupakan Presiden Jember Fashion Karnaval (JFC) tersebut.

Pihak penyelenggara Miss Universe mengatakan, sepuluh orang juri telah ditugaskan untuk menentukan pemenang Miss Universe tahun ini, termasuk maestro musik asal Kuba Emilio Estefan, bintang sinetron Kuba William Levy, dan petinju kelas dunia asal Filipina Manny Pacquiao. Ajang kecantikan yang dimiliki oleh Donald Trump tersebut juga diperkirakan telah ditonton oleh sekitar 600 juta pasang mata pemirsa di seluruh dunia.

Diperkirakan, kontes kecantikan paling bergengsi tersebut telah menelan biaya sebesar USD 2,5 juta atau setara dengan Rp 30 miliar. Selain untuk memilih pengganti Isler, kontes tersebut sekaligus digunakan untuk mempromosikan kota Doral yang terletak di Florida, AS kepada dunia.

Meski demikian, jumlah biaya yang besar tersebut sempat menimbulkan prokontra di kalangan politisi lokal. Mereka memperdebatkan mahalnya biaya untuk menggelar kontes Miss Universe untuk mempromosikan kota Doral. (dod/jpnn)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/