2019, Karyawan Perempuan Tambang Emas Martabe Capai 25 Persen
Foto: Martabe for Sumut Pos
Puncak perayaan Hari Kartini 2017 di Tambang Emas Martabe, digelar pada 26 April 2017, dengan mengundang Tika Bisono, psikolog dan aktivis pertemuan sebagai pembicara pada acara ‘talk show’ bertema keberagaman gender di lingkungan kerja di Tambang Emas Martabe.
Foto: Martabe for Sumut Pos Puncak perayaan Hari Kartini 2017 di Tambang Emas Martabe, digelar pada 26 April 2017, dengan mengundang Tika Bisono, psikolog dan aktivis pertemuan sebagai pembicara pada acara ‘talk show’ bertema keberagaman gender di lingkungan kerja di Tambang Emas Martabe.
Menurut Tim, peningkatan partisipasi perempuan akan memberikan momentum dan peluang meningkatnya budaya keseragaman gender. Tetapi lanjut Tim, meski diingat target 25 % karyawan perempuan bukan ukuran akhir dari keberhasilan, karena Tambang Emas Martabe tidak mendefinisikan keberhasilan dengan kesamaan jumlah gender dalam organisasi dan di setiap level pekerjaan.
“Akan tetapi tujuan utamanya adalah menciptakan budaya positif dan terbuka di dalam organisasi bahwa keberagaman menjadi sebuah nilai di mana perempuan dan laki-laki merasakan bahwa mereka bersama-sama dapat berkontribusi dengan sejajar sehingga fungsi organisasi perusahaan lebih efektif,” kata Tim.
Menurut Tim, peran perempuan di Martabe saat ini telah menunjukkan kemampuan nyata untuk bekerja dan berkontribusi secara signifikan bagi kemajuan perusahaan. Menurutnya, para karyawan perempuan di Tambang Emas Martabe merupakan contoh terbaik bagaimana perjuangan Kartini untuk emansipasi telah terwujud. “Dunia tambang yang lebih identik dengan dunianya laki laki juga bisa dinikmati oleh para Kartini di Martabe, di mana para Kartini ini telah menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dan berkontribusi dalam karya nyata,” kata Tim.
Tim menuturkan, selama bertahun-tahun Tambang Emas Martabe memperingati Hari Kartini dengan sebuah pemahaman bahwa peringatan Hari Kartini bukanlah tentang memakai kebaya atau batik dan bersanggul. “Peringatan Hari Kartini ini mengingatkan selalu ide-ide yang Kartini perjuangkan,” kata Tim. Dalam pandangannya, Tambang Emas Martabe telah memberikan peluang bagi, bahkan mendorong karyawan perempuan, untuk selalu menghidupkan spirit Kartini dengan mengoptimalkan potensi masing-masing yang telah diberikan Tuhan untuk bekerja mengaktualisasikan kemampuan diri.
Menurut Tim, peningkatan partisipasi perempuan akan memberikan momentum dan peluang meningkatnya budaya keberagaman gender. Tetapi lanjut Tim, meski diingat target 25 % karyawan perempuan bukan ukuran akhir dari keberhasilan, karena Tambang Emas Martabe tidak mendefinisikan keberhasilan dengan kesamaan jumlah gender dalam organisasi dan di setiap level pekerjaan. “Akan tetapi tujuan utamanya adalah menciptakan budaya positif dan terbuka di dalam organisasi dimana keberagaman menjadi sebuah nilai yang menyatukan dan memotivasi semua karyawan, perempuan dan laki-laki, untuk bersama merasa dapat berkontribusi sebaik-baiknya sehingga fungsi organisasi perusahaan lebih efektif,” kata Tim.
Foto: Martabe for Sumut Pos Puncak perayaan Hari Kartini 2017 di Tambang Emas Martabe, digelar pada 26 April 2017, dengan mengundang Tika Bisono, psikolog dan aktivis pertemuan sebagai pembicara pada acara ‘talk show’ bertema keberagaman gender di lingkungan kerja di Tambang Emas Martabe.
Menurut Tim, peningkatan partisipasi perempuan akan memberikan momentum dan peluang meningkatnya budaya keseragaman gender. Tetapi lanjut Tim, meski diingat target 25 % karyawan perempuan bukan ukuran akhir dari keberhasilan, karena Tambang Emas Martabe tidak mendefinisikan keberhasilan dengan kesamaan jumlah gender dalam organisasi dan di setiap level pekerjaan.
“Akan tetapi tujuan utamanya adalah menciptakan budaya positif dan terbuka di dalam organisasi bahwa keberagaman menjadi sebuah nilai di mana perempuan dan laki-laki merasakan bahwa mereka bersama-sama dapat berkontribusi dengan sejajar sehingga fungsi organisasi perusahaan lebih efektif,” kata Tim.
Menurut Tim, peran perempuan di Martabe saat ini telah menunjukkan kemampuan nyata untuk bekerja dan berkontribusi secara signifikan bagi kemajuan perusahaan. Menurutnya, para karyawan perempuan di Tambang Emas Martabe merupakan contoh terbaik bagaimana perjuangan Kartini untuk emansipasi telah terwujud. “Dunia tambang yang lebih identik dengan dunianya laki laki juga bisa dinikmati oleh para Kartini di Martabe, di mana para Kartini ini telah menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dan berkontribusi dalam karya nyata,” kata Tim.
Tim menuturkan, selama bertahun-tahun Tambang Emas Martabe memperingati Hari Kartini dengan sebuah pemahaman bahwa peringatan Hari Kartini bukanlah tentang memakai kebaya atau batik dan bersanggul. “Peringatan Hari Kartini ini mengingatkan selalu ide-ide yang Kartini perjuangkan,” kata Tim. Dalam pandangannya, Tambang Emas Martabe telah memberikan peluang bagi, bahkan mendorong karyawan perempuan, untuk selalu menghidupkan spirit Kartini dengan mengoptimalkan potensi masing-masing yang telah diberikan Tuhan untuk bekerja mengaktualisasikan kemampuan diri.
Menurut Tim, peningkatan partisipasi perempuan akan memberikan momentum dan peluang meningkatnya budaya keberagaman gender. Tetapi lanjut Tim, meski diingat target 25 % karyawan perempuan bukan ukuran akhir dari keberhasilan, karena Tambang Emas Martabe tidak mendefinisikan keberhasilan dengan kesamaan jumlah gender dalam organisasi dan di setiap level pekerjaan. “Akan tetapi tujuan utamanya adalah menciptakan budaya positif dan terbuka di dalam organisasi dimana keberagaman menjadi sebuah nilai yang menyatukan dan memotivasi semua karyawan, perempuan dan laki-laki, untuk bersama merasa dapat berkontribusi sebaik-baiknya sehingga fungsi organisasi perusahaan lebih efektif,” kata Tim.