LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO- Sosok Bindu Siahaan, (66) cukup dikenal masyarakat di Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara. Praktisi ekonomi ini akan mengembangkan sayap politiknya dengan maju menjadi anggota DPR RI mendatang.
Sejak tahun 1990an, pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini sudah aktif di dunia politik. Bahkan, dirinya pernah menjadi anggota DPRD Labuhanbatu periode 2004-2009 lalu.
“Saya maju untuk perekonomian masyarakat. Saya ingin berbagi pengalaman hidup saya,” ujar pria yang lahir pada 24 Januari 1957 ini.
Bagi Bindu Siahaan, dunia wirausaha bukan hal baru baginya. Dirinya pernah bekerja sebagai Kepala pemasaran wilayah di kota Solo dan Semarang untuk produk minuman. Sebelum akhirnya ditarik untuk mengabdi di Kota Jakarta. Kemudian, ditarik ke kantor pusat Jakarta. Dan, disini awal perkenalannya dengan Trully Evelin Simanjuntak, seorang wanita cantik yang kini menjadi isterinya.
“Ya, di Jakarta awal mula bertemu dengan istri saya,” kata Bindu Siahaan, Rabu (26/7/2023) ditemui di Rantauprapat.
tahun 1989, Bindu Siahaan dan istri kembali ke kota Rantauprapat, Labuhanbatu. Memilih memulai debut bisnis dengan membeli tanah seluas 50 hektar di Bagan Batu, Rokan Hilir, Riau. Bindu menjadikannya sebagai lahan untuk perkebunan kelapa sawit.
Fokus pengembangan lahan itu, sempat juga menjadikan Bindu menjauhi pergaulan sosial. Sebab baginya, mengutamakan keberhasilan pembangunan kebun sawit tersebut sebagai modal dasar mengarungi kehidupan berumahtangga yang baru.
Selanjutnya, Bindu terjun ke dunia politik di tahun 90-an. Memilih bernaung dirindangnya pohon Beringin Partai Golkar. Bindu berhasil menjadi salahseorang anggota DPRD Labuhanbatu periode 2004-2009
“Pernah satu periode di DPRD Labuhanbatu,” bebernya.
Kini, Bindu dengan pandangan politiknya berniat hijrah menuju Senayan. Bindu siap bergerak dengan gerbong partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Motivasinya ingin mengembangkan prekonomian rakyat. Khususnya para petani kelapa sawit.
Pandangannya, daerah Labuhanbatu memiliki perkembangan yang pesat. Namun, di sektor ekonomi masyarakat berjalan di tempat.
Baginya, perlu adanya konsep pengembangan ekonomi bisnis berbasis kemasyarakatan. Khususnya terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis perkebunan sawit di daerah itu.
Konsepnya perlu dengan mengadopsi sejumlah sistem dari negara Cina yang mengedepankan kebutuhan rakyat.
“Kita bisa belajar dengan sistem pertanian di Cina. Prioritas di sana, untuk pengembangan pertanian rakyat,” imbuhnya.
Bindu berpandangan, di daerah pemilihan (Dapil) II Pemilihan Sumut, khususnya Labuhanbatu, Labura dan Labusel memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit. Dan, diperkuat ketersediaan industrial pengolahan buah sawit menjadi crude palm oil (CPO), sudah selayaknya dari awal rakyat mendapatkan kesejahteraan yang memadai.
Maka, Bindu punya rancangan program dasar memperjuangkan peningkatan ekonomi kerakyatan melalui Pengambangan berbagai produk turunan dari bahan dasar CPO.
“Banyak turunan minyak sawit yang bisa dijadikan produk potensial. Labuhanbatu perlu mendapat prioritas pembangunan industri turunan sawit. Sehingga harga TBS sawit tetap stabil,” akunya.
Dengan ini, dia bertekad akan menjadi lokomotif penggerak ekonomi rakyat dengan memperjuangkan di kancah Nasional.
“Ya, dengan upaya-upaya dari atas mungkin akan membantu para petani di daerah,” tandasnya seraya mohon dukungan masyarakat luas. (fdh/ram)