25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

PLTA Batangtoru Latih Warga Petakan Jelajah Orangutan

Foto: istimewa
MANTARI BONDAR: Senior Riset Commodity Development PLTA Batang Toru, Kusnadi Wirasaputra (dua kanan) bersama Publik Relations PT.NSHE Dede Wafiza Ashia (kanan) saat menyambangi Mantari Bondar (petugas pengatur irigasi) di desa Haunatas baru ini.

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Tapanuli Selatan,  memberikan pelatihan mitigasi kepada masyarakat sekitar proyek strategis nasional energi terbarukan berkapasitas 510 megawatt itu, belum lama ini.

“Tujuannya meningkatkan kapasitas dan jejaring masyarakat bagaimana mengelola koridor konservasi Batang Toru,” kata Senior Riset Commodity Development PLTA Batang Toru, Kusnadi Wirasaputra, Jumat (25/10).

Sebanyak 26 orang jumlah masyarakat sembilan desa dari Kecamatan Sipirok, Marancar, dan Batang Toru dibekali ilmu, seperti cara memetakan jelajah Orangutan, memetakan habitat-habitat utamanya cagar alam, dan sebagainya.

“Harapan kita (PLTA) kelak masyarakat bisa memetakan sendiri wilayah cagar alam Sibual-buali, suaka alam Lubuk Raya, dan cagar alam Dolok Sipirok sekaligus menginventarisir kebun-kebun yang ada di wilayah konservasi Batang Toru,” katanya.

Tambah menginventarisasi jenis tanaman alam pakan orangutan berapa yang ada berapa yang tersisa sebagai langkah PLTA untuk melakukan pengkayaan. “Jadi rencana aksi koridor itu pengayaan jenis tanaman orangutan,” sebutnya.

Dia mencontohkan, bila hasil pemetaan masyarakat tanaman aren yang sangat disukai orangutan misalnya kurang, maka akan dilakukan pengkayaan dengan menanam kembali bibit aren termasuk terhadap jenis tanaman lainnya.

Sebetulnya, kata dia, tujuan lain bagaimana membuat satu monitoring bersama masyarakat khususnya antaralain masyarakat  Desa Tanjung Dolok, Sitandiang, Haunatas, Bulu Mario, Aek Sabaon, Aek Nabara, Huraba dan lainnya.

Karena selama ini monitoring hanya bersama BKSDA. Masyarakat sifatnya cuma melapor.

“Tapi sekarang PLTA menginginkan bagaimana  ada sistem pelaporan hasil monitoring masyarakat agar mengetahui terhadap perkembangan konservasi Batang Toru itu sendiri,” katanya.

Apalagi di kampung sudah terbentuk satuan tugas (Satgas) konservasi Batang Toru. “Rencana kita setiap Satgas diberikan mekanisme yang namanya “SMS Getway” atau sebagai pintu gerbang berhubungan dengan pihak BKSDA.

“Artinya, melalui SMS Getway tanpa menunggu waktu para Satgas konservasi Batang Toru selaku perwakilan masyarakat desa dan kampug nantinya dapat memberikan informasi langsung ke pihak BKSDA,” katanya. (rel)

Foto: istimewa
MANTARI BONDAR: Senior Riset Commodity Development PLTA Batang Toru, Kusnadi Wirasaputra (dua kanan) bersama Publik Relations PT.NSHE Dede Wafiza Ashia (kanan) saat menyambangi Mantari Bondar (petugas pengatur irigasi) di desa Haunatas baru ini.

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Tapanuli Selatan,  memberikan pelatihan mitigasi kepada masyarakat sekitar proyek strategis nasional energi terbarukan berkapasitas 510 megawatt itu, belum lama ini.

“Tujuannya meningkatkan kapasitas dan jejaring masyarakat bagaimana mengelola koridor konservasi Batang Toru,” kata Senior Riset Commodity Development PLTA Batang Toru, Kusnadi Wirasaputra, Jumat (25/10).

Sebanyak 26 orang jumlah masyarakat sembilan desa dari Kecamatan Sipirok, Marancar, dan Batang Toru dibekali ilmu, seperti cara memetakan jelajah Orangutan, memetakan habitat-habitat utamanya cagar alam, dan sebagainya.

“Harapan kita (PLTA) kelak masyarakat bisa memetakan sendiri wilayah cagar alam Sibual-buali, suaka alam Lubuk Raya, dan cagar alam Dolok Sipirok sekaligus menginventarisir kebun-kebun yang ada di wilayah konservasi Batang Toru,” katanya.

Tambah menginventarisasi jenis tanaman alam pakan orangutan berapa yang ada berapa yang tersisa sebagai langkah PLTA untuk melakukan pengkayaan. “Jadi rencana aksi koridor itu pengayaan jenis tanaman orangutan,” sebutnya.

Dia mencontohkan, bila hasil pemetaan masyarakat tanaman aren yang sangat disukai orangutan misalnya kurang, maka akan dilakukan pengkayaan dengan menanam kembali bibit aren termasuk terhadap jenis tanaman lainnya.

Sebetulnya, kata dia, tujuan lain bagaimana membuat satu monitoring bersama masyarakat khususnya antaralain masyarakat  Desa Tanjung Dolok, Sitandiang, Haunatas, Bulu Mario, Aek Sabaon, Aek Nabara, Huraba dan lainnya.

Karena selama ini monitoring hanya bersama BKSDA. Masyarakat sifatnya cuma melapor.

“Tapi sekarang PLTA menginginkan bagaimana  ada sistem pelaporan hasil monitoring masyarakat agar mengetahui terhadap perkembangan konservasi Batang Toru itu sendiri,” katanya.

Apalagi di kampung sudah terbentuk satuan tugas (Satgas) konservasi Batang Toru. “Rencana kita setiap Satgas diberikan mekanisme yang namanya “SMS Getway” atau sebagai pintu gerbang berhubungan dengan pihak BKSDA.

“Artinya, melalui SMS Getway tanpa menunggu waktu para Satgas konservasi Batang Toru selaku perwakilan masyarakat desa dan kampug nantinya dapat memberikan informasi langsung ke pihak BKSDA,” katanya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/