LUBUKPAKAM-Proyek cetak sawah bernilai miliaran rupiah yang berada di Dusun Saurmatio Desa Seituan Kecamatan Pantailabu dinilai gagal. Pasalnya selain air belum mengalir kepersawahan, air yang dibutuhkan sawah ternyata becampur air asin. Akibatnya warga kecewa, karena tidak dapat menanam tanaman padi di areal persawahan.
“Padahal kita berharap proyek cetak sawah ini dapat mengalirkan air untuk dipakai menanam padi, namun bukan air yang kita dapatkan tetapi garam,” bilang Pater Tampubolon (32) warga setempat saat ditemui di persawahan. Pater mengaku selama ini mengerjakan sawah keluarganya itu. Setiap musim tanam padi dia harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk menyalakan pompa air.
Musim tanam tahun 2012 lalu, Peter merasa kewalahan. Masalahnya, parit terdekat yang mengaliri sawahnya ternyata air asin yang berasal dari air laut.
Menurut Peter tidak tersaringnya air asin itu ke sawah, karena pintu klep yang berfungsi menahan air asin dari laut rusak. Ditambah lagi papan penahan air dari laut selalu dicuri dan beberapa tiang semen mulai keropos.
Padahal, kata Peter, di Desa Seituan ada sekitar 740 hektare (Ha) sawah yang dikelola petani. Mereka menggantungkan hidupnya dengan saluran irigasi dan pintu klep yang dibangun tiga tahun silam itu.
Masalah lain yang dihadapi petani adalah saluran irigasi yang juga tidak berfungsi karena dikerjakan tidak sesuai dengan target. Seharusnya, saluran irigasi itu sudah dapat dinikmati petani untuk areal persawahannya.
Tetapi semenjak dibangun oleh Dinas Pengerjaan Umum (PU) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang setetes air tidak pernah mengalir ke persawahan petani.
“Kami tidak pernah menikmati pembangunan yang digambor-gemborkan di media massa oleh Pemkab Deliserdang,” ketus, S Nababan (45) petani lainnya di Desa Seituan.
Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Deliserdang Ir Faisal, pihaknya bakal mengerahkan tim teknis untuk mengecek keluahan warga itu.”Nanti akan saya suruh staf mengecek lokasi yang dibilangkan itu,” kata Faisal. Ir Faisal tidak menapik bahwa proyek cetak sawa itu adalah proyek swakelola yang dananya dari APBD Tahun 2011 silam dibantu dengan dana swadaya warga.”Jumlahnya saya lupa, tetapi itu program cetak sawa dan swakelola,” ucapnya. (btr)