25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Masih Banyak Narkoba di Lapas Sumut

Dikatakan Ibnu, Kanwil Kemenkum HAM Sumut kini telah menyediakan kepada wargabinaan lapas dewasa dan lapas wanita namanya warung telepon (wartel) videocall. Perangkat ini merupakan buah kerja sama Dirjen Pemasyarakatan Pusat dengan Direktur Palapa.

“Keunggulannya adalah wargabinaan itu bertatap muka langsung dengan keluarga, suami, dan anaknya. Setidaknya begini, kerinduan wargabinaan kepada keluarga itu tidak harus dengan berkunjung, tapi bisa menggunakan videocall. Karena kondisi yang over kapasitas, tidak bisa kita layani semua wargabinaan,” katanya.

Diharapkan dengan adanya wartel videocall ini pengunjung yang jauh dari kota, dengan biaya yang tinggi datang berkunjung, cukup datang ke wartel setempat dan sudah bisa melepas kerinduan. Dan tentu saja dari segi keamanan, akan memudahkan petugas karena pengunjung tidak secara langsung.

“Ini adalah salah satu cara bagaimana mengendalikan tingginya pelanggaran yang terjadi di Lapas selama ini. Perangkat dan sistem itu gratis dari Palapa, jadi wargabinaan tidak dikenakan biaya. Tetapi ketika menggunakannya, barulah dikenakan biaya, sama saja dengan menggunakan biaya. Tapi kalau makai wartel biasa, itu gratis tapi tidak bisa bertatap muka,” jelas Ibnu Chuldun.

Selain itu, Ibnu juga menyampaikan, Komisi III DPR RI akan berkunjung ke Lapas dan Rutan Tanjunggusta Medan pada 2-4 Mei mendatang. Kunjungan ini karena Komisi III tertarik melihat temuan tempat penyimpanan menyerupai bunker berisi narkotika jenis ganja kering seberat 5 kilogram di bawah kasur narapidana bernama Paino di Blok Senyum, Kamar 14/T5, lantai III Lapas Klas I Tanjunggusta Medan, Sabtu (1/4) lalu.(gus/azw)

Dikatakan Ibnu, Kanwil Kemenkum HAM Sumut kini telah menyediakan kepada wargabinaan lapas dewasa dan lapas wanita namanya warung telepon (wartel) videocall. Perangkat ini merupakan buah kerja sama Dirjen Pemasyarakatan Pusat dengan Direktur Palapa.

“Keunggulannya adalah wargabinaan itu bertatap muka langsung dengan keluarga, suami, dan anaknya. Setidaknya begini, kerinduan wargabinaan kepada keluarga itu tidak harus dengan berkunjung, tapi bisa menggunakan videocall. Karena kondisi yang over kapasitas, tidak bisa kita layani semua wargabinaan,” katanya.

Diharapkan dengan adanya wartel videocall ini pengunjung yang jauh dari kota, dengan biaya yang tinggi datang berkunjung, cukup datang ke wartel setempat dan sudah bisa melepas kerinduan. Dan tentu saja dari segi keamanan, akan memudahkan petugas karena pengunjung tidak secara langsung.

“Ini adalah salah satu cara bagaimana mengendalikan tingginya pelanggaran yang terjadi di Lapas selama ini. Perangkat dan sistem itu gratis dari Palapa, jadi wargabinaan tidak dikenakan biaya. Tetapi ketika menggunakannya, barulah dikenakan biaya, sama saja dengan menggunakan biaya. Tapi kalau makai wartel biasa, itu gratis tapi tidak bisa bertatap muka,” jelas Ibnu Chuldun.

Selain itu, Ibnu juga menyampaikan, Komisi III DPR RI akan berkunjung ke Lapas dan Rutan Tanjunggusta Medan pada 2-4 Mei mendatang. Kunjungan ini karena Komisi III tertarik melihat temuan tempat penyimpanan menyerupai bunker berisi narkotika jenis ganja kering seberat 5 kilogram di bawah kasur narapidana bernama Paino di Blok Senyum, Kamar 14/T5, lantai III Lapas Klas I Tanjunggusta Medan, Sabtu (1/4) lalu.(gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/