26.7 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Salak Deliserdang Tembus Thailand

EKSPOR: Bupati Deliserdang menunjukkan Salak Deliserdang yang berhasil menembus pasar internasional yang akan di ekspor ke Thailand, Selasa (27)

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 400 Kilogram Salak asal Kecamatan STM Hulu diekspor ke Thailand, oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bandara Kualanamu. “Kita patut apresiasi prestasi ekspor produk pertanian berupa Salak.

Kita bantu dari sisi informasi dan pemenuhan Phytosanitarynya,” ungkap Kepala Barantan, Ali Jamil saat melepas ekspor perdana Salak Madu dari Deliserdang ke Thailand di Kantor Karantina Pertanian Medan di Kualanamu, Selasa (27/8).

Dijelaskanya, berbagai daerah di Indonesia melakukan ekspor Salak ke mancanegara, seperti Salak {ondo dari Yogyakarta, Salak Bali dari Denpasar dan Semarang. Kini giliran petani di Kabupaten Deliserdang membawa buah bernama latin Salacca Edulis ke pasar luar negeri. Ekspor ini melalui CV. Sinar Ponti. Pemilik CV Sinar Ponti Dedi Juliardi, mengaku senang atas dukungan dari Kementan sehingga terselenggaranya ekspor ke luar negeri.

Dijelaskannya, ekspor Salak itu dikarenakan harga di pasar ekspor jauh lebih tinggi, dibandingkan harga lokal. Harga ekspor mencapai Rp68.000, per kilogram, sedangkan pasar lokal Rp20.000 per kilogram.

Dari data Kementerian Pertanian, ekspor buah salak terus meningkat. Pada tahun 2017 tercatat hanya mencapai 965 ton, sedangkan pada 2018 ekspornya mencapai 1.200 ton atau senilai Rp19,7 miliar. Dengan tujuan ekspor ke lebih dari 30 negara mitra dagang, seperti China, New Zealand, Saudi Arabia, Singapura dan Belanda.

Sementara itu Hafni Sahara, Kepala Karantina Pertanian Medan menambahkan bahwa, pihaknya mendorong masyarakat terutama calon eksportir baru dari kalangan millenieal, agar mau mengambil bagian menjadi eksportir komoditas pertanian.

Lewat program Agro Gemilang, Karantina Medan memberikan berbagai informasi dan bimbingan agar calon eksportir baru mudah memahami persyaratan sanitary dan phytosanitary (SPS) dari negara tujuan.

Ia juga menyampaikan, bahwa peta komoditas pertanian ekspor (iMace) yang selama ini diberikan pada pemerintah daerah, informasi umumnya juga bisa didapatkan di kantor layanan Karantina Pertanian Medan.

Menurutnya, informasi tentang pangsa pasar atau negara tujuan ekspor juga dapat dibagikan ke para calon eksportir baru.

Bupati Kabupaten Deli Serdang, H. Ashari Tambunan yang juga hadir dalam acara tersebut juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kementan lewat Barantan tersebut. Ia dan SKPD yang ada dibawahnya akan bekerjasama untuk mewujudkan upaya tersebut.

“Pemerintah Kabupaten Deliserdang akan terus berupaya bekerjasama dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah Kabupaten Deliserdang untuk menjadikan masyarakat memiliki daya saing dalam pengembangan ekonomi kreatif , “ ungkap Bupati.

Jamil kembali mengingatkan pada para eksportir bahwa apa yang sudah dilakukan hendaknya dijaga dengan selalu melakukan 3K. Yaitu menjaga kualitas produk, meningkatkan jumlah eksportasi (kuantitas) dan menjaga kontinuitasnya, pungkas Jamil. (btr/han)

EKSPOR: Bupati Deliserdang menunjukkan Salak Deliserdang yang berhasil menembus pasar internasional yang akan di ekspor ke Thailand, Selasa (27)

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 400 Kilogram Salak asal Kecamatan STM Hulu diekspor ke Thailand, oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bandara Kualanamu. “Kita patut apresiasi prestasi ekspor produk pertanian berupa Salak.

Kita bantu dari sisi informasi dan pemenuhan Phytosanitarynya,” ungkap Kepala Barantan, Ali Jamil saat melepas ekspor perdana Salak Madu dari Deliserdang ke Thailand di Kantor Karantina Pertanian Medan di Kualanamu, Selasa (27/8).

Dijelaskanya, berbagai daerah di Indonesia melakukan ekspor Salak ke mancanegara, seperti Salak {ondo dari Yogyakarta, Salak Bali dari Denpasar dan Semarang. Kini giliran petani di Kabupaten Deliserdang membawa buah bernama latin Salacca Edulis ke pasar luar negeri. Ekspor ini melalui CV. Sinar Ponti. Pemilik CV Sinar Ponti Dedi Juliardi, mengaku senang atas dukungan dari Kementan sehingga terselenggaranya ekspor ke luar negeri.

Dijelaskannya, ekspor Salak itu dikarenakan harga di pasar ekspor jauh lebih tinggi, dibandingkan harga lokal. Harga ekspor mencapai Rp68.000, per kilogram, sedangkan pasar lokal Rp20.000 per kilogram.

Dari data Kementerian Pertanian, ekspor buah salak terus meningkat. Pada tahun 2017 tercatat hanya mencapai 965 ton, sedangkan pada 2018 ekspornya mencapai 1.200 ton atau senilai Rp19,7 miliar. Dengan tujuan ekspor ke lebih dari 30 negara mitra dagang, seperti China, New Zealand, Saudi Arabia, Singapura dan Belanda.

Sementara itu Hafni Sahara, Kepala Karantina Pertanian Medan menambahkan bahwa, pihaknya mendorong masyarakat terutama calon eksportir baru dari kalangan millenieal, agar mau mengambil bagian menjadi eksportir komoditas pertanian.

Lewat program Agro Gemilang, Karantina Medan memberikan berbagai informasi dan bimbingan agar calon eksportir baru mudah memahami persyaratan sanitary dan phytosanitary (SPS) dari negara tujuan.

Ia juga menyampaikan, bahwa peta komoditas pertanian ekspor (iMace) yang selama ini diberikan pada pemerintah daerah, informasi umumnya juga bisa didapatkan di kantor layanan Karantina Pertanian Medan.

Menurutnya, informasi tentang pangsa pasar atau negara tujuan ekspor juga dapat dibagikan ke para calon eksportir baru.

Bupati Kabupaten Deli Serdang, H. Ashari Tambunan yang juga hadir dalam acara tersebut juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kementan lewat Barantan tersebut. Ia dan SKPD yang ada dibawahnya akan bekerjasama untuk mewujudkan upaya tersebut.

“Pemerintah Kabupaten Deliserdang akan terus berupaya bekerjasama dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah Kabupaten Deliserdang untuk menjadikan masyarakat memiliki daya saing dalam pengembangan ekonomi kreatif , “ ungkap Bupati.

Jamil kembali mengingatkan pada para eksportir bahwa apa yang sudah dilakukan hendaknya dijaga dengan selalu melakukan 3K. Yaitu menjaga kualitas produk, meningkatkan jumlah eksportasi (kuantitas) dan menjaga kontinuitasnya, pungkas Jamil. (btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/