26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Setelah Dikubur, Mayatnya Dikorek lalu Disodomi

Foto: SMG Tesya Sinambela korban pembunuhan.
Foto: SMG
Tesya Sinambela korban pembunuhan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembunuhan sadis yang dilakukan Domi Panjaitan (38) terhadap Tesya Sinambela (5), menuai kecaman dari warga sekampungnya di Desa Bongkaras, Kec. Silima Pungga-pungga, Kab. Dairi. Warga tak menyangka pria yang baru tiga bulan pindah ke desa mereka itu tega berbuat keji. Padahal, selama ini pelaku dikenal dekat dan masih berkerabat dengan korban.

Karena itulah, warga meminta polisi menjerat pelaku dengan hukuman mati. Tuntutan ini disampaikan warga Senin (27/10) siang. “Pelaku dan korban masih ada ikatan saudara, bahkan masih dekat. Makanya, saat pencarian kami sudah curiga melihat pelaku yang memilih mengurung diri di kamarnya,” beber P Sihombing (58) yang diamini puluhan warga lain.

Foto: SMG Waega menunjukkan lokasi tempat pelaku mengubur Tesya.
Foto: SMG
Waega menunjukkan lokasi tempat pelaku mengubur Tesya.

Ditambahkan warga lagi, selama tinggal di desa itu, tak ada keanehan pada prilaku Domi. “Kami memang tak terlalu mengenal dia. Katanya punya hubungan saudara dengan korban, karena mamaknya boru Manik. Kami hanya mengetahui bahwa sebelumnya dia datang dari Pakpak Bharat ke kampung ini,” sebut mereka. Amatan di lokasi, suasana duka masih menyelimuti kediaman orangtua korban. Ratusan pelayat ikut mengantar jenazah Tesya ke pemakaman keluarganya. Usai pemakaman, warga silih berganti menyampaikan bela sungkawa pada orangtua korban.

Lokasi kejadian yang tak jauh dari perkampungan membuat warga awalnya tak menaruh curiga pada pelaku. Perladangan jagung yang hampir panen tersebut hanya berjarak 100 meter dari perkampungan, persis di belakang rumah korban dan tempat tinggal pelaku yang bersebelahan.

Foto: SMG Domi Panjaitan, pelaku pembunuhan Tesya yang mengaku menyodomi mayat Tesya. Bibirnya bengkak usai dihajar warga.
Foto: SMG
Domi Panjaitan, pelaku pembunuhan Tesya yang mengaku menyodomi mayat Tesya. Bibirnya bengkak usai dihajar warga.

Saat ditemui di sel tahanan Polsek Parongil, Domi terlihat santai. “Sudah pernah aku menikah, istri saya meninggal saat bencana tsunami tahun 2004 lalu,” ujarnya.

Kenapa menghabisi Tesya? Domi hanya mengaku kesal. “Saya kesal, karena diganggui saat tidur. Sewaktu saya ke ladang, dia juga sudah kusuruh untuk pulang, tapi dia menjawab ‘anakmu suruh’. Asal kubilangi, dia selalu menjawab begitu, sehingga saya kesal,” tambahnya.

Selain membunuh korban, Domi juga mengaku menyodomi mayat korban. “Benar, ada saya sodomi. Tiba-tiba saja datang godaan setan. Setelah memukul korban sampai meninggal, saya tanam dia dengan tanah. Tapi, entah kenapa setelah merokok sebatang, saya mengorek mayatnya lalu menyodominya. Kalaupun nanti dihukum mati, saya sudah pasrah, karena sudah melakukan pembunuhan itu,” tandasnya.

Sebelum ditemukan tewas terkubur, ratusan warga Desa Bongkaras, Kec. Silima Pungga-pungga, Kab. Dairi sempat mencari korban yang dintarakan hilang oleh orangtuanya. Delapan jam mencari, tepatnya pukul 22.00 WIB, Tesya akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa. (smg/deo)

Foto: SMG Tesya Sinambela korban pembunuhan.
Foto: SMG
Tesya Sinambela korban pembunuhan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembunuhan sadis yang dilakukan Domi Panjaitan (38) terhadap Tesya Sinambela (5), menuai kecaman dari warga sekampungnya di Desa Bongkaras, Kec. Silima Pungga-pungga, Kab. Dairi. Warga tak menyangka pria yang baru tiga bulan pindah ke desa mereka itu tega berbuat keji. Padahal, selama ini pelaku dikenal dekat dan masih berkerabat dengan korban.

Karena itulah, warga meminta polisi menjerat pelaku dengan hukuman mati. Tuntutan ini disampaikan warga Senin (27/10) siang. “Pelaku dan korban masih ada ikatan saudara, bahkan masih dekat. Makanya, saat pencarian kami sudah curiga melihat pelaku yang memilih mengurung diri di kamarnya,” beber P Sihombing (58) yang diamini puluhan warga lain.

Foto: SMG Waega menunjukkan lokasi tempat pelaku mengubur Tesya.
Foto: SMG
Waega menunjukkan lokasi tempat pelaku mengubur Tesya.

Ditambahkan warga lagi, selama tinggal di desa itu, tak ada keanehan pada prilaku Domi. “Kami memang tak terlalu mengenal dia. Katanya punya hubungan saudara dengan korban, karena mamaknya boru Manik. Kami hanya mengetahui bahwa sebelumnya dia datang dari Pakpak Bharat ke kampung ini,” sebut mereka. Amatan di lokasi, suasana duka masih menyelimuti kediaman orangtua korban. Ratusan pelayat ikut mengantar jenazah Tesya ke pemakaman keluarganya. Usai pemakaman, warga silih berganti menyampaikan bela sungkawa pada orangtua korban.

Lokasi kejadian yang tak jauh dari perkampungan membuat warga awalnya tak menaruh curiga pada pelaku. Perladangan jagung yang hampir panen tersebut hanya berjarak 100 meter dari perkampungan, persis di belakang rumah korban dan tempat tinggal pelaku yang bersebelahan.

Foto: SMG Domi Panjaitan, pelaku pembunuhan Tesya yang mengaku menyodomi mayat Tesya. Bibirnya bengkak usai dihajar warga.
Foto: SMG
Domi Panjaitan, pelaku pembunuhan Tesya yang mengaku menyodomi mayat Tesya. Bibirnya bengkak usai dihajar warga.

Saat ditemui di sel tahanan Polsek Parongil, Domi terlihat santai. “Sudah pernah aku menikah, istri saya meninggal saat bencana tsunami tahun 2004 lalu,” ujarnya.

Kenapa menghabisi Tesya? Domi hanya mengaku kesal. “Saya kesal, karena diganggui saat tidur. Sewaktu saya ke ladang, dia juga sudah kusuruh untuk pulang, tapi dia menjawab ‘anakmu suruh’. Asal kubilangi, dia selalu menjawab begitu, sehingga saya kesal,” tambahnya.

Selain membunuh korban, Domi juga mengaku menyodomi mayat korban. “Benar, ada saya sodomi. Tiba-tiba saja datang godaan setan. Setelah memukul korban sampai meninggal, saya tanam dia dengan tanah. Tapi, entah kenapa setelah merokok sebatang, saya mengorek mayatnya lalu menyodominya. Kalaupun nanti dihukum mati, saya sudah pasrah, karena sudah melakukan pembunuhan itu,” tandasnya.

Sebelum ditemukan tewas terkubur, ratusan warga Desa Bongkaras, Kec. Silima Pungga-pungga, Kab. Dairi sempat mencari korban yang dintarakan hilang oleh orangtuanya. Delapan jam mencari, tepatnya pukul 22.00 WIB, Tesya akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa. (smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/