32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Siagakan Alat Berat di Titik Rawan Longsor

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengamanan arus lalu-lintas menjelang akhir tahun 2018 (Natal dan Tahun Baru), Direktorat Lalu-lintas (Ditlantas) Polda Sumut fokus pada lokasi-lokasi wisata. Lokasi wisaya diprediksi bakal mengalami peningkatan volume kendaraan.

“Namun, tahun ini kepadatan arus lalu-lintas jelang pergantian tahun tidak akan sepadat tahun lalu. Alasannya, sarana dan prasarana penunjang kelancaran arus lalu-lintas tahun ini sudah siap mendukung kelancaran. Misalnya, jalan rusak sudah banyak yang diperbaiki. Jalan tol sampai Tebingtinggi sudah dibukan

Jadi saya rasa kepadatan pengendara yang berwisata tidak akan sepadat tahun lalu,” kata Direktur Ditlantas Polda Sumut, Kombes Pol Yuli Pramana menjawab Sumut Pos, Kamis (27/11).

Sejumlah bandara —selain Bandara Kulanamu— juga sudah melayani rute Medan-Jakarta. Alhasil, warga yang hendak mudik Nataru menggunakan pesawat, tidak lagi harus melalui Bandara Kualanamu.

“Seperti Bandara Silangit di Siborongborong. Juga Bandara FL Lumban Tobing di Sibolga. Jadi yang mudik ke sana nggak perlu lagi ke dan dari Medan. Sudah bisa langsung direct Jakarta,” sebutnya.

Pola pengamanan arus, lanjut Yuli, pihaknya menitikberatkan pada antisipasi membludaknya volume kendaraan di jalur-jalur wisata. Data diperoleh Ditlantas Polda Sumut, ada 92 lokasi yang acapkali terjadi kemacetan di wilayah Sumatera Utara (Sumut).

“Saya tidak ingat semuanya yang dari 92 lokasi itu. Yang jelas lokasi-lokasi itu berada di jalur wisata seperti jalur Brastagi dan jalur Parapat,”katanya.

Untuk jalur-jalur padat Medan-Berastagi, jalur paling padat ada di 7 lokasi, yakni Penatapan Jagung, di depan Hotel Mikie Holiday, di depan Rumah Makan (RM) Warung Wajik, di depan tempat wisata Bukit Kubu, Simpang Tugu Juang Brastagi, Simpang Tugu Kol Brastagi, dan Simpang Pajak.

Sedangkan untuk jalur Medan-Parapat, yang menjadi titik fokus antisipasi kemacetan ada dua lokasi. Yaitu Perbatasan Kota Siantar dengan Kabupaten Simalungun, dan Kilometer 8-20 Siantar-Tebingtinggi.

Untuk rekayasa arus lalu-lintas apabila terjadi bencana alam seperti longsor di Parapat, pihaknya akan melakukan pengalihan arus dari Pematangsiantar yang mengarah ke Parapat, ke Simpang Palang.

“Untuk jalur Parapat, apabila terjadi kemacetan dan longsor dari Tebingtinggi arah Siantar, akan dialihkan dari Simpang Dolok Merangir ke kiri lewat Perdagangan, dan lanjut ke Pematangsiantar,” katanya.

Sedangkan untuk jalur Medan-Brastagi, apabila terjadi longsor, pengalihan arus dilakukan mulai dari Simpang pos ke Jalan Luku. “Apabila terjadi longsor di seputaran Sembahe-Pancurbatu, arus lalu-lintas akan dialihkan melalui Jalan Namorambe,” ujarnya.

Ditlantas juga telah menyiapkan sejumlah alat berat untuk membantu, apabila terjadi bencana alam seperti longsor di jalur-jalur wisata tersebut. Alat berat itu nantinya akan di letakkan di tempat-tempat rawan bencana.

“Seperti di Parapat, sebelum masuk kota wisata itu, akan ditempatkan alat berat. Jadi begitu terjadi bencana bisa langsung dibersihkan. Kemudian di Jalur Medan-Berastagi juga disiagakan alat berat. Harapan kita, tidak ada masalah yang terjadi,” pungkas Yuli. (dvs)

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengamanan arus lalu-lintas menjelang akhir tahun 2018 (Natal dan Tahun Baru), Direktorat Lalu-lintas (Ditlantas) Polda Sumut fokus pada lokasi-lokasi wisata. Lokasi wisaya diprediksi bakal mengalami peningkatan volume kendaraan.

“Namun, tahun ini kepadatan arus lalu-lintas jelang pergantian tahun tidak akan sepadat tahun lalu. Alasannya, sarana dan prasarana penunjang kelancaran arus lalu-lintas tahun ini sudah siap mendukung kelancaran. Misalnya, jalan rusak sudah banyak yang diperbaiki. Jalan tol sampai Tebingtinggi sudah dibukan

Jadi saya rasa kepadatan pengendara yang berwisata tidak akan sepadat tahun lalu,” kata Direktur Ditlantas Polda Sumut, Kombes Pol Yuli Pramana menjawab Sumut Pos, Kamis (27/11).

Sejumlah bandara —selain Bandara Kulanamu— juga sudah melayani rute Medan-Jakarta. Alhasil, warga yang hendak mudik Nataru menggunakan pesawat, tidak lagi harus melalui Bandara Kualanamu.

“Seperti Bandara Silangit di Siborongborong. Juga Bandara FL Lumban Tobing di Sibolga. Jadi yang mudik ke sana nggak perlu lagi ke dan dari Medan. Sudah bisa langsung direct Jakarta,” sebutnya.

Pola pengamanan arus, lanjut Yuli, pihaknya menitikberatkan pada antisipasi membludaknya volume kendaraan di jalur-jalur wisata. Data diperoleh Ditlantas Polda Sumut, ada 92 lokasi yang acapkali terjadi kemacetan di wilayah Sumatera Utara (Sumut).

“Saya tidak ingat semuanya yang dari 92 lokasi itu. Yang jelas lokasi-lokasi itu berada di jalur wisata seperti jalur Brastagi dan jalur Parapat,”katanya.

Untuk jalur-jalur padat Medan-Berastagi, jalur paling padat ada di 7 lokasi, yakni Penatapan Jagung, di depan Hotel Mikie Holiday, di depan Rumah Makan (RM) Warung Wajik, di depan tempat wisata Bukit Kubu, Simpang Tugu Juang Brastagi, Simpang Tugu Kol Brastagi, dan Simpang Pajak.

Sedangkan untuk jalur Medan-Parapat, yang menjadi titik fokus antisipasi kemacetan ada dua lokasi. Yaitu Perbatasan Kota Siantar dengan Kabupaten Simalungun, dan Kilometer 8-20 Siantar-Tebingtinggi.

Untuk rekayasa arus lalu-lintas apabila terjadi bencana alam seperti longsor di Parapat, pihaknya akan melakukan pengalihan arus dari Pematangsiantar yang mengarah ke Parapat, ke Simpang Palang.

“Untuk jalur Parapat, apabila terjadi kemacetan dan longsor dari Tebingtinggi arah Siantar, akan dialihkan dari Simpang Dolok Merangir ke kiri lewat Perdagangan, dan lanjut ke Pematangsiantar,” katanya.

Sedangkan untuk jalur Medan-Brastagi, apabila terjadi longsor, pengalihan arus dilakukan mulai dari Simpang pos ke Jalan Luku. “Apabila terjadi longsor di seputaran Sembahe-Pancurbatu, arus lalu-lintas akan dialihkan melalui Jalan Namorambe,” ujarnya.

Ditlantas juga telah menyiapkan sejumlah alat berat untuk membantu, apabila terjadi bencana alam seperti longsor di jalur-jalur wisata tersebut. Alat berat itu nantinya akan di letakkan di tempat-tempat rawan bencana.

“Seperti di Parapat, sebelum masuk kota wisata itu, akan ditempatkan alat berat. Jadi begitu terjadi bencana bisa langsung dibersihkan. Kemudian di Jalur Medan-Berastagi juga disiagakan alat berat. Harapan kita, tidak ada masalah yang terjadi,” pungkas Yuli. (dvs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/