Alasan kedua, yakni soal kedudukan lembaga surveinya. “CEPP USU bisa lebih mendapat legitimasi publik karena merupakan lembaga survei kampus negeri. Dan berbasis di Sumatera Utara, bukan Jakarta,” ujar Ikhyar.
Sementara, Ketua Tim Pemenangan pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss), Djumiran Abdi mengatakan, hasil survei tersebut tidak begitu menjadi persoalan bagi mereka. Bahkan dalam posisi yang kalah, pihaknya tidak menanggapi hasil penelitian sementara itu. Sebab baginya, yang terpenting adalah bagaimana seluruh jajaran di timnya bisa bekerja meraih simpati masyarakat pemilih.
“Lombanya kan nanti, pokoknya kita kerja saja, tidak terpengaruh survei-survei itu,” ungkat Djumiran kepada wartawan, Rabu (28/3).
Bahkan untuk hasil survei yang sebelumnya dari lembaga survey di Jakarta yang menempatkan posisi Djoss unggul tipis dari Eramas, pun hal itu tidak menjadi bahan pembahasan khusus bagi jajarannya. Justru setiap hasil survei, menjadi alasan bagi mereka untuk terus bekerja dan meningkatkan peluang mendapatkan dukungan dari rakyat Sumut.
“Nanti habis tenaga kita di situ. Padahal dibahas pun, tidak bertambah suara kita. Justru kalau kita melihat ada survey dari USU, kemudia merasa ada yang salah, malah akan mengganggu kerja kita. Jadi kita fokus saja, kerja,” katanya.
Sebelumnya, Peneliti Center for Election and Political Party (CEPP) FISIP USU, Akhyar Anshori dalam diskusi yang bertajuk Membaca Keinginan Rakyat Sumatera Utara di Pilgubsu memaparkan, dari hasil survei yang mereka lakukan menunjukkan, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) lebih unggul dengan persentase 49,3 persen dari Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) 34,5 persen.
Akhyar mengatakan, survei yang dilaksanakan mulai tanggal 3-7 Maret 2018 ini melibatkan 650 responden yang tersebar di 33 kabupaten/kota se-Sumut. Metode yang digunakan adalah multistage random dengan sampling error lebih kurang 3,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. “Jika survei dilakukan melalui pertanyaan terbuka atau spontan tentang siapa yang akan dipilih pada Pilgubsu 2018, maka hasilnya Eramas memperoleh dukungan sebesar 47,85 persen disusul Djoss sebesar 30,15 persen dan pasangan JR-Ance 6,92 persen dengan 15,08 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan, rahasia dan tidak menjawab,” katanya, Minggu (25/3) lalu.
Akhyar menambahkan, dalam survei ini juga diberikan pertanyaan tertutup dengan menggunakan kartu bantu pasangan calon sebagai pilihan dari responden. Hasilnya, pasangan Eramas masih mampu unggul dengan perolehan 49,08 persen suara, disusul Djoss 30,31 dan JR-Ance 9,08 persen dengan 11,54 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan, rahasia dan tidak menjawab.