Sementara, Inisiator Solidaritas Relawan Bang Ance Selian (Sorban) Riduan Hasibuan mengaku pihaknya tengah melakukan penjajakan untuk mengarahkan dukungan di Pilgubsu. “Belum, masih penjajakan (mendukung salah satu paslon, Red),” katanya.
Pihaknya menegaskan, mereka tidak mau menjadi penonton di edisi pesta demokrasi Sumut kali ini. “Pemain tidak akan jadi penonton, pemuda tidak boleh golput. Membangun Sumut perlu kekuatan anak muda untuk menentukan pemimpin yang bisa membawa perubahan lebih baik untuk Sumatera Utara,” ujar mantan Bendahara Umum PMII itu.
Menyikapi ini, pengamat politik dan pemerintahan dari UMSU Rio Affandi Siregar mengatakan, kecenderungan pilihan bisa saja dipengaruhi tren dukungan partai kepada pemerintah. Mengingat satu pasangan calon diusung partai penguasa pemerintah. Sehingga kemungkinan arah dukungan bisa saja sejalan dengan koalisi di pusat. “Karena posisi ini, PKPI sepertinya akan mengalihkan dukungan mereka ke pasangan nomor dua. Apalagi pada saat tahapan pencalonan yang lalu, mereka sempat ingin mencabut dukungan dari JR-ASaragih ke pasangan lain,” ujar Rio kepada Sumut Pos, Rabu (28/3).
Sementara khusus untuk PKB, dirinya melihat upaya kasasai putusan PTTUN yang kemungkinan masih akan dilakukan pihak JR Saragih, membuat partai ini tetap bertahan dan belum mengarah kepada sikap mengalihkan dukungan ke dua calon lain. “Secara strategis, PKB Sumut belum dapat diprediksi kemana. Walaupun partainya pendukung pemerintah di pusat, namun kepentingan di Pilkada ini tentu berbeda. Jadi kemungkinan mereka akan menunggu proses hukum selesai dan meminta keputusa pusat,” katanya yang menyebutkan bahwa Demokrat juga belum dapat diprediksi akan kemana mengarahkan dukungan partainya.
Selain itu lanjut Rio, dukungan partai yang diberikan tidak berpengaruh besar terhadap elektabilitas pasangna calon, baik Eramas maupun Djoss. Sebab dari proses kampanye yang berlangsung, peran partai politik dalam hal menaikkan popularitas calon tidak begitu signifikan. “Saya kira sekarang, partai itu lebih mengarah kepada sampulnya. Karena sebenarnya yang dilihat itu ketokohannya. Misalnya JR sendiri, diluar Demokrat, dia punya massa,” sebutnya.
Dengan demikian, dirinya justru melihat peluang komunikasi mengalihkan dukungan massa itu ada di pandukung JR Saragih. Sehingga jika kedua calon ingin mengambil peluang tersebut, maka Eramas dan Djoss, harus mendekati Bupati Simalungun itu untuk mendapatkan suara.