31.7 C
Medan
Monday, May 6, 2024

1 Mei, Posisi Hilal Cukup Tinggi, Lebaran Diprediksi Serentak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) berencana menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri pada Hari Minggu (1/5). Kemenag berharap, masyarakat dengan sabar menunggu hasil sidang Isbat yang nanti dibacakan Menag Yaqut Cholil Qoumas. Meskipun begitu, Wamenag Zainut Tauhid Saadi optimistis lebaran tahun ini serentak.

Pertimbangan itu didasarkan pada perhitungan hisab posisi hilal. Pada saat 1 Mei nanti, posisi hilal sudah cukup tinggi. Yaitu lebih dari tiga derajat di atas ufuk. Dengan perhitungan tersebut, hilal hampir bisa dipastikan bisa diamati atau dirukyat. Sehingga 1 Syawal versi pemerintah dari hasil sidang isbat diperkirakan jatuh pada 2 Mei.

Jika nanti sidang isbat menetapkan 1 Syawal jatuh pada 2 Mei, berarti mayoritas umat Islam di Indonesia bakal menjalankan lebaran dengan serentak. Sebab sebelumnya, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. ’’Mudah-mudahan lebaran tahun ini kita semua bisa bersama,’’ kata Zainut kepada wartawan Kamis (28/4).

Meskipun begitu dia meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat yang digelar 1 Mei. Pada pelaksanaan sidang isbat itu, tim dari Kemenag disebar di seluruh nusantara untuk mengamati posisi hilal.

Kalaupun nanti lebaran ada perbedaan, Zainut mengatakan, tidak perlu diperdebatkan. Begitupun seperti awal Ramadan lalu, yang ada perbedaan antara Muhammadiyah dengan hasil sidang isbat pemerintah. ’’Kalau misalnya namanya diwajibkan ada perbedaan, ya kita harus menerima perbedaan. Mudah-mudahan tidak ada perbedaan dalam menetapkan 1 Syawal,’’ tuturnya.

Politisi PPP itu juga bersyukur selama Bulan Ramadan ini masyarakat bisa menjalankan ibadah lebih leluasa. Tidak seperti dua Ramadan sebelumnya yang penuh dengan pembatasan-pembatasan. Zainut mengatakan dalam Ramadan tahun ini, umat Islam leluasa melaksanakan tarawih, tadarus, sampai iktikad di masjid atau musala. ’’Meskipun begitu tetap dianjurkan menggunakan masker dan rajin cuci tangan,’’ katanya.

Zainut juga bersyukur Presiden Joko Widodo mengizinkan mudik tahun ini. ’’Silahkan mudik, tetapi tetap menjaga prokes,’’ katanya. Dia mengakui sebagian besar warga perantauan pasti merindukan kampung halamannya. Tahun ini waktu yang cocok untuk kembali menjalin silaturahmi.

Sebelumnya, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 Hijriah mendatang, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). “Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 Hijriah yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” kata Kamaruddin di Jakarta, Senin (25/4).

“Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS,” imbuhnya.

Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.

Kamaruddin juga menambahkan, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan Sidang Isbat, dengan menggunakan metode hisab dan rukyat, di mana posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia. “Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H,” jelasnya.

Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini juga menyampaikan penjelasan tersebut dalam pertemuan pakar falak MABIMS yang berlangsung secara daring pada Kamis, 21 April 2022. Dalam pertemuan tersebut, Kamaruddin menyampaikan, penerapan kriteria baru MABIMS diharapkan memunculkan formulasi dan gagasan yang bermanfaat bagi umat Islam di negara-negara anggota MABIMS.

“Kita perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi umat Islam, khususnya di bidang hisab rukyat. Kami berharap, forum ini bisa menghasilkan ide-ide yang cemerlang untuk mendukung kemajuan hisab rukyat di dunia Islam secara umum,” pungkasnya.

Undang Ormas Islam hingga Dubes

Terkait pelaksanaan sidang isbat untuk penetapan awal Syawal 1443 Hijriah pada pada Hari Minggu nanti, Kemenag akan mengundang organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan duta besar negara sahabat untuk hadir mengikuti isbat. “Kita mengundang ormas Islam untuk mengikuti sidang isbat awal Syawal 1443 H yang akan digelar pada 1 Mei 2022,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib kepada wartawan, Kamis (28/4).

“Kita undang juga duta besar negara-negara sahabat,” sambungnya.

Mantan Kepala Kanwil Kemenag Jabar ini mengungkapkan, pihaknya juga mengundang Komisi VIII DPR RI, akademisi dari sejumlah universitas, pimpinan pondok pesantren, serta para pakar dan ahli falak. Karena masih pandemi, sidang isbat awal Syawal 1443 Hijriah digelar secara hybrid, melalui daring dan luring. Secara luring, sidang isbat digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Peserta yang mengikuti secara daring kami fasilitasi melalui aplikasi Zoom.

“Pelaksanaan sidang isbat diawali penjelasan posisi hilal oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, dilanjutkan dengan informasi hasil rukyatul hilal yang digelar di 99 titik di seluruh Indonesia. Selanjutnya akan ditetapkan awal Syawal 1443 H dengan mempertimbangkan hasil hisab dan hasil rukyat, serta masukan dari peserta sidang,” jelas Adib.

Muhammadiyah Lebaran 2 Mei

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Hal ini setelah Majelis Tarjih dan Tajdid melakukan serangkaian kajian. Demikian disampaikan Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto. Dia mengimbau pelaksanaan salat ied dan perayaan ibadah lain dapat dilakukan dengan khusyu.

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau agar Salat Idul Fitri dan segenap rangkaiannya, seperti takbiran, pelaksanaan zakat fitrah, dan lain sebagainya dapat diselenggarakan dengan khusyu’ dan seksama,” kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Senin (25/5).

Agung mengharapkan, seluruh pelaksanaan rangkaian perayaan ibadah pada Idul Fitri 1443 H, harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Seperti menggunakan masker dan lain sebagainya.

Dia pun mengharapkan, kesempatan Hari Raya Idul Fitri 1443 H harus dimanfaatkan untuk menjaga solidaritas dan memperkuat silaturahim. Pelonggaran yang diberikan oleh pemerintah seharusnya dimanfaatkan dengan bijak, yakni dengan menjalin silaturahmi di mana selama 2 tahun tidak bisa bertemu secara fisik pada momen Hari Raya Idul Fitri.

“Muslimin dan muslimat dimanapun berada untuk memanfaatkan Hari Raya Idul Fitri ini untuk memelihara silaturahmi dengan mengucapkan salam, atau mengunjungi sanak kerabat dalam rangka untuk menjaga silaturahmi setelah dua tahun terdampak covid-19 tidak sempat untuk melaksanakan silaturahim,” tuturnya.

Sementara itu, bagi pemudik diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati di jalan hingga selamat sampai tujuan dengan selamat. Ia berpesan bagi pemudik untuk tidak memaksakan diri dalam berkendara. “Jika badan dirasa sudah lelah dan mengantuk supaya untuk istirahat,” pungkasnya. (jpc/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) berencana menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri pada Hari Minggu (1/5). Kemenag berharap, masyarakat dengan sabar menunggu hasil sidang Isbat yang nanti dibacakan Menag Yaqut Cholil Qoumas. Meskipun begitu, Wamenag Zainut Tauhid Saadi optimistis lebaran tahun ini serentak.

Pertimbangan itu didasarkan pada perhitungan hisab posisi hilal. Pada saat 1 Mei nanti, posisi hilal sudah cukup tinggi. Yaitu lebih dari tiga derajat di atas ufuk. Dengan perhitungan tersebut, hilal hampir bisa dipastikan bisa diamati atau dirukyat. Sehingga 1 Syawal versi pemerintah dari hasil sidang isbat diperkirakan jatuh pada 2 Mei.

Jika nanti sidang isbat menetapkan 1 Syawal jatuh pada 2 Mei, berarti mayoritas umat Islam di Indonesia bakal menjalankan lebaran dengan serentak. Sebab sebelumnya, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. ’’Mudah-mudahan lebaran tahun ini kita semua bisa bersama,’’ kata Zainut kepada wartawan Kamis (28/4).

Meskipun begitu dia meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat yang digelar 1 Mei. Pada pelaksanaan sidang isbat itu, tim dari Kemenag disebar di seluruh nusantara untuk mengamati posisi hilal.

Kalaupun nanti lebaran ada perbedaan, Zainut mengatakan, tidak perlu diperdebatkan. Begitupun seperti awal Ramadan lalu, yang ada perbedaan antara Muhammadiyah dengan hasil sidang isbat pemerintah. ’’Kalau misalnya namanya diwajibkan ada perbedaan, ya kita harus menerima perbedaan. Mudah-mudahan tidak ada perbedaan dalam menetapkan 1 Syawal,’’ tuturnya.

Politisi PPP itu juga bersyukur selama Bulan Ramadan ini masyarakat bisa menjalankan ibadah lebih leluasa. Tidak seperti dua Ramadan sebelumnya yang penuh dengan pembatasan-pembatasan. Zainut mengatakan dalam Ramadan tahun ini, umat Islam leluasa melaksanakan tarawih, tadarus, sampai iktikad di masjid atau musala. ’’Meskipun begitu tetap dianjurkan menggunakan masker dan rajin cuci tangan,’’ katanya.

Zainut juga bersyukur Presiden Joko Widodo mengizinkan mudik tahun ini. ’’Silahkan mudik, tetapi tetap menjaga prokes,’’ katanya. Dia mengakui sebagian besar warga perantauan pasti merindukan kampung halamannya. Tahun ini waktu yang cocok untuk kembali menjalin silaturahmi.

Sebelumnya, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 Hijriah mendatang, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). “Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 Hijriah yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” kata Kamaruddin di Jakarta, Senin (25/4).

“Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS,” imbuhnya.

Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.

Kamaruddin juga menambahkan, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan Sidang Isbat, dengan menggunakan metode hisab dan rukyat, di mana posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia. “Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H,” jelasnya.

Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini juga menyampaikan penjelasan tersebut dalam pertemuan pakar falak MABIMS yang berlangsung secara daring pada Kamis, 21 April 2022. Dalam pertemuan tersebut, Kamaruddin menyampaikan, penerapan kriteria baru MABIMS diharapkan memunculkan formulasi dan gagasan yang bermanfaat bagi umat Islam di negara-negara anggota MABIMS.

“Kita perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi umat Islam, khususnya di bidang hisab rukyat. Kami berharap, forum ini bisa menghasilkan ide-ide yang cemerlang untuk mendukung kemajuan hisab rukyat di dunia Islam secara umum,” pungkasnya.

Undang Ormas Islam hingga Dubes

Terkait pelaksanaan sidang isbat untuk penetapan awal Syawal 1443 Hijriah pada pada Hari Minggu nanti, Kemenag akan mengundang organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan duta besar negara sahabat untuk hadir mengikuti isbat. “Kita mengundang ormas Islam untuk mengikuti sidang isbat awal Syawal 1443 H yang akan digelar pada 1 Mei 2022,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib kepada wartawan, Kamis (28/4).

“Kita undang juga duta besar negara-negara sahabat,” sambungnya.

Mantan Kepala Kanwil Kemenag Jabar ini mengungkapkan, pihaknya juga mengundang Komisi VIII DPR RI, akademisi dari sejumlah universitas, pimpinan pondok pesantren, serta para pakar dan ahli falak. Karena masih pandemi, sidang isbat awal Syawal 1443 Hijriah digelar secara hybrid, melalui daring dan luring. Secara luring, sidang isbat digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Peserta yang mengikuti secara daring kami fasilitasi melalui aplikasi Zoom.

“Pelaksanaan sidang isbat diawali penjelasan posisi hilal oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, dilanjutkan dengan informasi hasil rukyatul hilal yang digelar di 99 titik di seluruh Indonesia. Selanjutnya akan ditetapkan awal Syawal 1443 H dengan mempertimbangkan hasil hisab dan hasil rukyat, serta masukan dari peserta sidang,” jelas Adib.

Muhammadiyah Lebaran 2 Mei

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Hal ini setelah Majelis Tarjih dan Tajdid melakukan serangkaian kajian. Demikian disampaikan Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto. Dia mengimbau pelaksanaan salat ied dan perayaan ibadah lain dapat dilakukan dengan khusyu.

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau agar Salat Idul Fitri dan segenap rangkaiannya, seperti takbiran, pelaksanaan zakat fitrah, dan lain sebagainya dapat diselenggarakan dengan khusyu’ dan seksama,” kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Senin (25/5).

Agung mengharapkan, seluruh pelaksanaan rangkaian perayaan ibadah pada Idul Fitri 1443 H, harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Seperti menggunakan masker dan lain sebagainya.

Dia pun mengharapkan, kesempatan Hari Raya Idul Fitri 1443 H harus dimanfaatkan untuk menjaga solidaritas dan memperkuat silaturahim. Pelonggaran yang diberikan oleh pemerintah seharusnya dimanfaatkan dengan bijak, yakni dengan menjalin silaturahmi di mana selama 2 tahun tidak bisa bertemu secara fisik pada momen Hari Raya Idul Fitri.

“Muslimin dan muslimat dimanapun berada untuk memanfaatkan Hari Raya Idul Fitri ini untuk memelihara silaturahmi dengan mengucapkan salam, atau mengunjungi sanak kerabat dalam rangka untuk menjaga silaturahmi setelah dua tahun terdampak covid-19 tidak sempat untuk melaksanakan silaturahim,” tuturnya.

Sementara itu, bagi pemudik diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati di jalan hingga selamat sampai tujuan dengan selamat. Ia berpesan bagi pemudik untuk tidak memaksakan diri dalam berkendara. “Jika badan dirasa sudah lelah dan mengantuk supaya untuk istirahat,” pungkasnya. (jpc/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/