27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Agustus, Jalur Aek Latong Dibangun

Jalan Rusak, Supir Bus Nginap di Hutan

SIPIROK- Dua Kecelakaan lalulintas yang terjadi di Sumatera Utara dalam waktu sekitar 24 jam dan menewaskan 22 orang, menegaskan kembali betapa buruknya sarana dan prasarana sejumlah ruas jalan di Provinsi Sumatera Utara. Kejadian bus ALS yang masuk telaga di Aek Latong dan menewaskan 19 penumpangnya Minggu (19/6) dan minibus Daihatsu Xenia yang masuk jurang 100 meter dan menewaskan 3 penumpang dan dua lainnya kritis di Kabupaen Karo, tersebut diharapkan tidak terulang.

Karenanya, sejumlah pihak meminta perhatian piha-pihak terkait, di kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat untuk membenahi sarana dan prasarana tersebut.

Salah satu ruas jalan yang segera mendapat perbaikan adalah ruas jalan di Aek Latong. Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu bersama anggota Komisi C DPR-RI Ir Ali Wongso menyebutkan, proses pembangunan jalur alternatif Aek Latong di Kecamatan Sipirok, sudah ditenderkan. Saat ini memasuki tahap evaluasi penawaran.

Ini sesuai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri Cq Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, Senin (27/6) lalu.

Informasi formal yang diperoleh dari Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkait penanganan pembangunan jalan negara Aek Latong sebesar Rp65 miliar dan sistem multi years sepanjang sekitar 2,9 kilometer. Sementara penanganan jalan lama agar tetap fungsional sepanjang 1,1 kilometer ditangani dengan pemeliharaan rutin.

“Hasil konfirmasi kita dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Sumut perwakilan Kementerian PU di Sumut, diperkirakan pembangunannya mulai di lapangan awal Agustus,” ucap Syahrul Selasa (28/6).
Syahrul menambahkan, pihaknya berupaya agar pembangunan jalan negara Aek Latong dapat diwujudnyatakan sesegera mungkin. “Alhamdulillah upaya kita bersama kabupaten/kota di Tapanuli Selatan sudah mulai menunjukkan hasil dengan anggaran yang telah dialokasikan sebesar Rp65 miliar tersebut,” sebut Syahrul.

Menurut Syahrul, jauh sebelumnya telah beberapa kali dilaporkan dan diusulkan penanganan jalan negara Aek Latong sesuai dengan surat Bupati Nomor 620/5962/2010 tanggal 6 September 2010 perihal Usulan Penanganan Jalan Nasional. Nomor 620/6186/2010 tanggal 20 September 2010 perihal Permohonan Jalan Nasional di Kabupaten Tapsel. Nomor 620/557/2011 tanggal 26 Januari 2011 perihal Susulan Permohonan Jalan Nasional di Kabupaten Tapsel, serta surat terakhir tanggal 4 Mei 2011 ditandatangani oleh bupati/wali kota serta masing-masing Ketua DPRD dari Pemkab Tapsel, Madina, Paluta dan Palas, serta Pemko Psp bermohon kepada Menteri PU, agar jalan negara Trans Sumatera Lintas Tengah khususnya yang melewati Desa Aek Latong mendapat perhatian penanganan yang khusus atau prioritas dengan mengalokasikan anggaran perbaikannya pada APBN Perubahan Tahun Anggaran (TA) 2011 dan APBN TA 2012.

Sebelumnya, atas musibah yang merenggut belasan jiwa penumpang bus ALS tersebut, Syahrul Pasaribu atas nama pribadi dan Pemkab Tapsel menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban.
“Kepada keluarga yang tertimpa musibah kiranya tabah dan sabar dalam cobaan ini, dan tetap dalam bimbingan Allah SWT,” ujar Bupati.

Sementara itu, aparat Polres Tapsel, Selasa (28/6), secara resmi mengakhiri pencarian korban bus ALS yang terjun bebas ke telaga Aek Latong, Kecamatan Sipirok, Minggu (26/6) dini hari lalu. “Tidak ada lagi keluarga atau penumpang bus ALS yang menyatakan kehilangan keluarganya maka proses pencarian kita hentikan,” tegas Kapolres Tapsel AKBP Subandriya melalui Kasatlantas AKP SL Widodo, Selasa (28/6).

Jumlah keseluruhan korban tewas mencapai 19 orang. Rinciannya, perempuan dewasa tujuh orang dan laki-laki satu orang, anak-anak perempuan delapan orang dan laki-laki tiga  orang.
“Korban tewas merupakan satu keluarga dan hanya satu penumpang yang sendirian, tidak ada keluarganya atas nama Dedi,” jelasnya.

Sementara itu, di Kabupaten Karo dengan medan berbukit, buruknya sarana dan prasarana jalan sudah kerap dikeluhkan. Salah satu pihak yang paling merasakan buruknya sarana dan prasarana jalan ini adalah para supir. Seperti yang diutarakan Arman (32), supir antar kota dalam provinsi trayek Kabupaten Dairi-Medan. Ditemui di kawasan Terminal Kabanjahe, Arman menegaskan kembali gangguan akibat rusaknya kondisi jalan. Diutarakannya, tidak jarang supir lintas harus menginap seorang diri di tengah hutan menunggu mekanik dan kiriman suku cadang kendaraan yang rusak.

“Sewa terpaksa dioper ke mobil lain, sementara supir menunggu seorang  diri,” ujarnya kesal.
Pihak pengusaha angkutan darat (ekspedisi), juga merasakan dampak paling berat atas kondisi kerusakan jalan serta minimnya fasilitas pendukung di jalan lintas negara di  Kabupaten Karo. P Karo-karo (52), pengusaha ekspedisi yang bermukim di kawasan kota Kabanjahe,  mengatakan, kenaikan harga ongkos angkut terpaksa dilakukan guna mengimbangi pengeluaran tak terduga selama pengangkutan.

“Siapa saja tahu kalau jalan berlubang mempercepat kerusakan kenderaan. Apalagi kenderaan muatan berat melewati hampir 70 persen jalan rusak. Apabila tidak ada kenaikan ongkos, maka dapat dipastikan seluruh pengusaha ekspedisi akan gulung tikar,” ujarnya.

Perjuangan perbaikan sarana dan prasarana transportasi darat di wilayah Kabupaten Karo pun terus disuarakan. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karo, Ferianta Purba SE, berjani bersama anggota dewan lain akan mendesak Pemprovsu segera minta pemerintah pusat melakukan pembenahan dan perbaikan. “Cukup kemarin yang terakhir terjadi akibat buruknya sarana prasarana jalan. Jangan setelah banyak korban jiwa baru ada perhatian,” ujarnya tegas.

Pemerintah Kabupaten Karo melalui, Kabid Humas Pemkab Karo, Jhonson Tarigan, juga menyatakan hal senada. Selain itu, Pemkab akan mendesak pemprov secepatnya melengkapi penerangan jalan, rambu lalu lintas serta marka jalan. (wan/sam/phn/neo/smg)

Jalan Rusak, Supir Bus Nginap di Hutan

SIPIROK- Dua Kecelakaan lalulintas yang terjadi di Sumatera Utara dalam waktu sekitar 24 jam dan menewaskan 22 orang, menegaskan kembali betapa buruknya sarana dan prasarana sejumlah ruas jalan di Provinsi Sumatera Utara. Kejadian bus ALS yang masuk telaga di Aek Latong dan menewaskan 19 penumpangnya Minggu (19/6) dan minibus Daihatsu Xenia yang masuk jurang 100 meter dan menewaskan 3 penumpang dan dua lainnya kritis di Kabupaen Karo, tersebut diharapkan tidak terulang.

Karenanya, sejumlah pihak meminta perhatian piha-pihak terkait, di kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat untuk membenahi sarana dan prasarana tersebut.

Salah satu ruas jalan yang segera mendapat perbaikan adalah ruas jalan di Aek Latong. Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu bersama anggota Komisi C DPR-RI Ir Ali Wongso menyebutkan, proses pembangunan jalur alternatif Aek Latong di Kecamatan Sipirok, sudah ditenderkan. Saat ini memasuki tahap evaluasi penawaran.

Ini sesuai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri Cq Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, Senin (27/6) lalu.

Informasi formal yang diperoleh dari Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkait penanganan pembangunan jalan negara Aek Latong sebesar Rp65 miliar dan sistem multi years sepanjang sekitar 2,9 kilometer. Sementara penanganan jalan lama agar tetap fungsional sepanjang 1,1 kilometer ditangani dengan pemeliharaan rutin.

“Hasil konfirmasi kita dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Sumut perwakilan Kementerian PU di Sumut, diperkirakan pembangunannya mulai di lapangan awal Agustus,” ucap Syahrul Selasa (28/6).
Syahrul menambahkan, pihaknya berupaya agar pembangunan jalan negara Aek Latong dapat diwujudnyatakan sesegera mungkin. “Alhamdulillah upaya kita bersama kabupaten/kota di Tapanuli Selatan sudah mulai menunjukkan hasil dengan anggaran yang telah dialokasikan sebesar Rp65 miliar tersebut,” sebut Syahrul.

Menurut Syahrul, jauh sebelumnya telah beberapa kali dilaporkan dan diusulkan penanganan jalan negara Aek Latong sesuai dengan surat Bupati Nomor 620/5962/2010 tanggal 6 September 2010 perihal Usulan Penanganan Jalan Nasional. Nomor 620/6186/2010 tanggal 20 September 2010 perihal Permohonan Jalan Nasional di Kabupaten Tapsel. Nomor 620/557/2011 tanggal 26 Januari 2011 perihal Susulan Permohonan Jalan Nasional di Kabupaten Tapsel, serta surat terakhir tanggal 4 Mei 2011 ditandatangani oleh bupati/wali kota serta masing-masing Ketua DPRD dari Pemkab Tapsel, Madina, Paluta dan Palas, serta Pemko Psp bermohon kepada Menteri PU, agar jalan negara Trans Sumatera Lintas Tengah khususnya yang melewati Desa Aek Latong mendapat perhatian penanganan yang khusus atau prioritas dengan mengalokasikan anggaran perbaikannya pada APBN Perubahan Tahun Anggaran (TA) 2011 dan APBN TA 2012.

Sebelumnya, atas musibah yang merenggut belasan jiwa penumpang bus ALS tersebut, Syahrul Pasaribu atas nama pribadi dan Pemkab Tapsel menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban.
“Kepada keluarga yang tertimpa musibah kiranya tabah dan sabar dalam cobaan ini, dan tetap dalam bimbingan Allah SWT,” ujar Bupati.

Sementara itu, aparat Polres Tapsel, Selasa (28/6), secara resmi mengakhiri pencarian korban bus ALS yang terjun bebas ke telaga Aek Latong, Kecamatan Sipirok, Minggu (26/6) dini hari lalu. “Tidak ada lagi keluarga atau penumpang bus ALS yang menyatakan kehilangan keluarganya maka proses pencarian kita hentikan,” tegas Kapolres Tapsel AKBP Subandriya melalui Kasatlantas AKP SL Widodo, Selasa (28/6).

Jumlah keseluruhan korban tewas mencapai 19 orang. Rinciannya, perempuan dewasa tujuh orang dan laki-laki satu orang, anak-anak perempuan delapan orang dan laki-laki tiga  orang.
“Korban tewas merupakan satu keluarga dan hanya satu penumpang yang sendirian, tidak ada keluarganya atas nama Dedi,” jelasnya.

Sementara itu, di Kabupaten Karo dengan medan berbukit, buruknya sarana dan prasarana jalan sudah kerap dikeluhkan. Salah satu pihak yang paling merasakan buruknya sarana dan prasarana jalan ini adalah para supir. Seperti yang diutarakan Arman (32), supir antar kota dalam provinsi trayek Kabupaten Dairi-Medan. Ditemui di kawasan Terminal Kabanjahe, Arman menegaskan kembali gangguan akibat rusaknya kondisi jalan. Diutarakannya, tidak jarang supir lintas harus menginap seorang diri di tengah hutan menunggu mekanik dan kiriman suku cadang kendaraan yang rusak.

“Sewa terpaksa dioper ke mobil lain, sementara supir menunggu seorang  diri,” ujarnya kesal.
Pihak pengusaha angkutan darat (ekspedisi), juga merasakan dampak paling berat atas kondisi kerusakan jalan serta minimnya fasilitas pendukung di jalan lintas negara di  Kabupaten Karo. P Karo-karo (52), pengusaha ekspedisi yang bermukim di kawasan kota Kabanjahe,  mengatakan, kenaikan harga ongkos angkut terpaksa dilakukan guna mengimbangi pengeluaran tak terduga selama pengangkutan.

“Siapa saja tahu kalau jalan berlubang mempercepat kerusakan kenderaan. Apalagi kenderaan muatan berat melewati hampir 70 persen jalan rusak. Apabila tidak ada kenaikan ongkos, maka dapat dipastikan seluruh pengusaha ekspedisi akan gulung tikar,” ujarnya.

Perjuangan perbaikan sarana dan prasarana transportasi darat di wilayah Kabupaten Karo pun terus disuarakan. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karo, Ferianta Purba SE, berjani bersama anggota dewan lain akan mendesak Pemprovsu segera minta pemerintah pusat melakukan pembenahan dan perbaikan. “Cukup kemarin yang terakhir terjadi akibat buruknya sarana prasarana jalan. Jangan setelah banyak korban jiwa baru ada perhatian,” ujarnya tegas.

Pemerintah Kabupaten Karo melalui, Kabid Humas Pemkab Karo, Jhonson Tarigan, juga menyatakan hal senada. Selain itu, Pemkab akan mendesak pemprov secepatnya melengkapi penerangan jalan, rambu lalu lintas serta marka jalan. (wan/sam/phn/neo/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/