TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Peristiwa aksi sadis yang dialami suami istri Parlindungan Siregar dan Helmi Dayanti masih menjadi perbincangan hangat Warga Sipirok Godang Tapanuli Selatan. Warga tak menyangka sosok korban yang baik harus dibantai sebegitu keji.
Kapolres Tapsel, AKBP M Iqbal Harahap melalui Kasat Reskrim, AKP Isma Wansa memaparkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan tersebut.
Parlindungan Siregar, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan sejumlah luka bacok di bagian tubuhnya.
“Korban yang meninggal bernama Parlindungan Siregar. Dia mengalami luka bacok di bagian kepala belakang, luka gorok di leher, luka tusuk pada dada kanan, luka tusuk pada perut, luka bacok pada bagian tangan kanan, kiri dan pada bagian kaki,” ungkap perwira pertama, mantan Kasat Reskrim Polres Binjai ini, Rabu (27/9) seperti dilansir Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO).
Sementara itu dari keterangan sejumlah warga, kereta korban sempat ditemukan berada di dalam parit di luar rumah, dan itu masih menjadi pertanyaan siapa yang membawanya sampai keluar. Apalagi, persis di tempat kereta ditemukan, juga didapat bercak darah.
“Sepedamotor korban sempat ditemukan di luar rumah di dalam parit. Saya menduga, istri korban yang membawa untuk memberitahukan kejadian itu ke warga atau pelaku yang mengambil, namun terjatuh dan masuk ke dalam parit,” sebut Roni warga sekitar.
Sementarta itu, usai pemeriksaan di RSUD Tapsel, jasad Parlindungan Siregar akhirnya dibawa ke rumah duka di Bagas Nagodang, Kel. Sipirok Godang, Kec. Sipirok.
Walau korban mengalami luka akibat bacokan hampir di sekujur tubuhnya, namun fardhu kifayah ayah satu anak itu tetap dilaksanakan masyarakat secara lengkap.
Dimana seperti lazimnya warga atau umat Islam yang meninggal dunia, Lindung, Panggilan akrab Parlindungan juga dimandikan, dikafani, disholat jenajahkan dan juga diantarkan ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Muslim, Bale Sipirok Godang yang berada di pinggir Jalinsum Sipiro-arah Tarutung.
“Dishalatkan di Masjid Raya Sri Alam Dunia selepas Dzuhur, lalu diantarkan ke pemakaman umum,” ujar Mukli Hasibuan (54), warga setempat.