24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Polisi Gadungan Merampok Sepeda Motor

BINJAI- Perampok sepeda motor yang menyaru oknum polisi berkeliaran di Kota Binjai. Kejadian itu dialami, M Alfian (19) warga Tanjung Keliling, Salapian, Langkat. Namun, korban kesulitan membuat laporan ke polisi diakibatkan tak membawa saksi.

Peristiwa naas itu dialami Alfian, Minggu (27/11) sekira pukul 00.00. Ketika itu, dia baru saja pulanng dari rumah temannya di Pasar VIII, Kelurahan Tanjung Jati, Binjai Barat. Dengan menumpangi sepeda motor Hoda Beat BK 2019 RAF milik temannya.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Ronni Bonic, mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus ini . “Saya juga mengimbau masyarakat agar menanyakan Surat Perintah (Sprin) tugas dan identitas anggota, jika orang yang mengaku oknum polisi itu tidak menggunakan pakaian dinas,” ujar AKP Ronni.

Di tengah perjalanan, tepatnya di sebuah rumah makan di daerah Lincun, Binjai Barat, Alfian berhenti untuk makan. Setelah makan, karena waktu sudah sangat larut, dia terburu- buru untuk kembali ke rumahnya. Tapi, baru saja berjarak sekitar 100 meter dari rumah makan tersebut, dia dihadang dua orang pemuda berpakaian preman yang mengendarai sepeda motor Mio warna biru tanpa plat polisi.

“Ketika dihadang, kedua pemuda itu mengaku sebagai polisi. Terus mereka meminta KTP saya, karena saya masih pelajar, saya bilang tidak ada. Lantas, mereka meminta STNK, saya bilang tidak ada. Sebab, sepeda motor saya pinjam dari teman. Setelah itu, mereka mengajak saya jalan, kata mereka saya akan dibawa ke pos. Saat itu saya dibonceng menggunakan sepeda motor yang saya bawa,” tururnya.

Alfian menambahkan, kedua pemuda yang menyaru sebagai oknum polisi itu tidak membawanya ke pos seperti yang dikatakan sebelumnya. Tapi, korban di bawa ke Jalan Cut Nyak Dien sekitar sekitar 100 meter dari Pos Polisi, yang berada di Tugu Kota Binjai.

“Saya diturunkan dan sepeda motor saya dibawa kabur. Ketika itu saya hanya mengadu ke sejumlah abang becak yang ada di persimpangan jalan, kalau saya telah dirampok,” ujarnya. “Saya yakin kalau kedua pemuda polisi, karena satu diantara mereka memakai tas pinggang, yang disangkanya berisikan pistol (senjata api, Red),”tambahnya.
Dia menyempatkan diri makan di sebuah rumah makan di daerah Lincun, Binjai Barat. Dikarenakan hari semakin larut, iapun buru-buru untuk kembali ke rumah. Namun, baru saja ia berjarak sekitar 100 meter dari rumah makan itu, ia dihadang oleh dua orang pemuda berpakaian preman yang mengendarai sepeda motor Mio warna biru tanpa plat polisi.

“Ketika dihadang, kedua pemuda itu mengaku sebagai oknum polisi. Trus mereka meminta KTP saya, karena saya masih pelajar, saya bilang tidak ada. Lantas, mereka meminta STNK, saya bilang juga tidak ada. Sebab, sepeda motor ini saya pinjam dari teman. Setelah itu, mereka mengajak saya jalan, kata mereka saya akan dibawa ke pos. Saat itu saya dibonceng menggunakan sepeda motor yang saya bawa,” ungkap M Alfian.

Setelah itu lanjutnya, kedua pemuda yang menyaru sebagai oknum polisi itu tidak membawanya ke pos seperti yang dikatakan sebelumnya. Tetapi, korban di bawa ke Jalan Cut Nyakdin, hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pos Polisi yang berada di Tugu Kota Binjai. “Saya tidak bisa berbuat banyak, ketika sepeda motor saya dibawa kabur dan saya ditinggal di Jalan Cut Nyakdin itu. Saya hanya mengadu ke sejumlah abang becak yang ada di persimpangan jalan, kalau saya telah dirampok,” ujar M Alfian, seraya menambahkan, ia yakin kalau kedua pemuda itu benar polisi, karena satu diantara mereka memakai tas pinggang, yang disangkanya berisikan pistol (senjata api-red).

Sepeda motor pinajaman yang dikendarainya telah dibawa kabur, Alfian pergi ke rumah gurunya yang berada di Binjai Timur. Di sana, dia mengadu kalau dirinya telah kehilangan sepeda motor. “Saya gak tahu lagi mau berbuat apa, setelah dari rumah guru. Saya pulang dan mencoba membuat pengaduan ke Polsek Binjai Barat, tapi tidak diterima, katanya tidak ada saksi. Gitu juga di Polres, laporan saya belum diterima. Saya disarankan untuk mencari saksi. Inilah saya mau pergi mencari abang becak yang sempat saya temui malam itu untuk dijadikan saksi,” katanya sembari pergi bersama kedua orang tuanya.

Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Ronni Bonic, saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, pihaknya akan selidiki kasus ini untuk mengungkap pelakunya. “Tentunya kami selidiki dulu agar kita dapat mengungkap siapa pelakunya. Saya mengimbau kepada masyarakat, agar menanyakan Surat Perintah (Sprin) tugas dan identitas anggota jika ada orang yang mengaku oknum polisi tapi tidak menggunakan pakaian dinas,” ujarnya.

Dikarenakan sepeda motor yang dikendarainya sudah dibawa kabur, akhirnya ia pergi ke rumah gurunya yang berada di Binjai Timur. Disana, ia mengadu kalau dirinya telah kehilangan sepeda motor. “Saya gak tahu lagi mau berbuat apa, setelah dari rumah guru. Saya pulang dan mengadukan kejadian ini ke orang tuanya,” sebutnya.

Mendengar laporan itu, kedua orang tuanya menemani Alfian membuat laporan ke Polsek Binjai Barat, namun karena tidak ada saksi maka tak diterima. Begitu juga, di Polres Binjai, lagi-lagi Alfian diminta terlebih dahulu mencari saksi baru membuat laporan. “Saya disarankan mencari saksi. Inilah saya mau pergi mencari abang becak yang melihat saya saat ditinggal perampok itu,” ucapnya sembari pergi bersama kedua orang tuanya mencari abang becak yang akan dijadikannya sebagai saksi.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Ronni Bonic, saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, pihaknya akan selidiki kasus ini untuk mengungkap pelakunya. “Tentunya kita selidiki dulu agar kita dapat mengungkap siapa pelakunya. Saya juga menghimbau kepada masyarakat, agar menanyakan Surat Perintah (Sprin) tugas dan identitas anggota tersebut, jika orang yang mengaku oknum polisi itu tidak menggunakan pakaian dinas,” ujar AKP Ronni. (dan)

BINJAI- Perampok sepeda motor yang menyaru oknum polisi berkeliaran di Kota Binjai. Kejadian itu dialami, M Alfian (19) warga Tanjung Keliling, Salapian, Langkat. Namun, korban kesulitan membuat laporan ke polisi diakibatkan tak membawa saksi.

Peristiwa naas itu dialami Alfian, Minggu (27/11) sekira pukul 00.00. Ketika itu, dia baru saja pulanng dari rumah temannya di Pasar VIII, Kelurahan Tanjung Jati, Binjai Barat. Dengan menumpangi sepeda motor Hoda Beat BK 2019 RAF milik temannya.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Ronni Bonic, mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus ini . “Saya juga mengimbau masyarakat agar menanyakan Surat Perintah (Sprin) tugas dan identitas anggota, jika orang yang mengaku oknum polisi itu tidak menggunakan pakaian dinas,” ujar AKP Ronni.

Di tengah perjalanan, tepatnya di sebuah rumah makan di daerah Lincun, Binjai Barat, Alfian berhenti untuk makan. Setelah makan, karena waktu sudah sangat larut, dia terburu- buru untuk kembali ke rumahnya. Tapi, baru saja berjarak sekitar 100 meter dari rumah makan tersebut, dia dihadang dua orang pemuda berpakaian preman yang mengendarai sepeda motor Mio warna biru tanpa plat polisi.

“Ketika dihadang, kedua pemuda itu mengaku sebagai polisi. Terus mereka meminta KTP saya, karena saya masih pelajar, saya bilang tidak ada. Lantas, mereka meminta STNK, saya bilang tidak ada. Sebab, sepeda motor saya pinjam dari teman. Setelah itu, mereka mengajak saya jalan, kata mereka saya akan dibawa ke pos. Saat itu saya dibonceng menggunakan sepeda motor yang saya bawa,” tururnya.

Alfian menambahkan, kedua pemuda yang menyaru sebagai oknum polisi itu tidak membawanya ke pos seperti yang dikatakan sebelumnya. Tapi, korban di bawa ke Jalan Cut Nyak Dien sekitar sekitar 100 meter dari Pos Polisi, yang berada di Tugu Kota Binjai.

“Saya diturunkan dan sepeda motor saya dibawa kabur. Ketika itu saya hanya mengadu ke sejumlah abang becak yang ada di persimpangan jalan, kalau saya telah dirampok,” ujarnya. “Saya yakin kalau kedua pemuda polisi, karena satu diantara mereka memakai tas pinggang, yang disangkanya berisikan pistol (senjata api, Red),”tambahnya.
Dia menyempatkan diri makan di sebuah rumah makan di daerah Lincun, Binjai Barat. Dikarenakan hari semakin larut, iapun buru-buru untuk kembali ke rumah. Namun, baru saja ia berjarak sekitar 100 meter dari rumah makan itu, ia dihadang oleh dua orang pemuda berpakaian preman yang mengendarai sepeda motor Mio warna biru tanpa plat polisi.

“Ketika dihadang, kedua pemuda itu mengaku sebagai oknum polisi. Trus mereka meminta KTP saya, karena saya masih pelajar, saya bilang tidak ada. Lantas, mereka meminta STNK, saya bilang juga tidak ada. Sebab, sepeda motor ini saya pinjam dari teman. Setelah itu, mereka mengajak saya jalan, kata mereka saya akan dibawa ke pos. Saat itu saya dibonceng menggunakan sepeda motor yang saya bawa,” ungkap M Alfian.

Setelah itu lanjutnya, kedua pemuda yang menyaru sebagai oknum polisi itu tidak membawanya ke pos seperti yang dikatakan sebelumnya. Tetapi, korban di bawa ke Jalan Cut Nyakdin, hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pos Polisi yang berada di Tugu Kota Binjai. “Saya tidak bisa berbuat banyak, ketika sepeda motor saya dibawa kabur dan saya ditinggal di Jalan Cut Nyakdin itu. Saya hanya mengadu ke sejumlah abang becak yang ada di persimpangan jalan, kalau saya telah dirampok,” ujar M Alfian, seraya menambahkan, ia yakin kalau kedua pemuda itu benar polisi, karena satu diantara mereka memakai tas pinggang, yang disangkanya berisikan pistol (senjata api-red).

Sepeda motor pinajaman yang dikendarainya telah dibawa kabur, Alfian pergi ke rumah gurunya yang berada di Binjai Timur. Di sana, dia mengadu kalau dirinya telah kehilangan sepeda motor. “Saya gak tahu lagi mau berbuat apa, setelah dari rumah guru. Saya pulang dan mencoba membuat pengaduan ke Polsek Binjai Barat, tapi tidak diterima, katanya tidak ada saksi. Gitu juga di Polres, laporan saya belum diterima. Saya disarankan untuk mencari saksi. Inilah saya mau pergi mencari abang becak yang sempat saya temui malam itu untuk dijadikan saksi,” katanya sembari pergi bersama kedua orang tuanya.

Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Ronni Bonic, saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, pihaknya akan selidiki kasus ini untuk mengungkap pelakunya. “Tentunya kami selidiki dulu agar kita dapat mengungkap siapa pelakunya. Saya mengimbau kepada masyarakat, agar menanyakan Surat Perintah (Sprin) tugas dan identitas anggota jika ada orang yang mengaku oknum polisi tapi tidak menggunakan pakaian dinas,” ujarnya.

Dikarenakan sepeda motor yang dikendarainya sudah dibawa kabur, akhirnya ia pergi ke rumah gurunya yang berada di Binjai Timur. Disana, ia mengadu kalau dirinya telah kehilangan sepeda motor. “Saya gak tahu lagi mau berbuat apa, setelah dari rumah guru. Saya pulang dan mengadukan kejadian ini ke orang tuanya,” sebutnya.

Mendengar laporan itu, kedua orang tuanya menemani Alfian membuat laporan ke Polsek Binjai Barat, namun karena tidak ada saksi maka tak diterima. Begitu juga, di Polres Binjai, lagi-lagi Alfian diminta terlebih dahulu mencari saksi baru membuat laporan. “Saya disarankan mencari saksi. Inilah saya mau pergi mencari abang becak yang melihat saya saat ditinggal perampok itu,” ucapnya sembari pergi bersama kedua orang tuanya mencari abang becak yang akan dijadikannya sebagai saksi.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Ronni Bonic, saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, pihaknya akan selidiki kasus ini untuk mengungkap pelakunya. “Tentunya kita selidiki dulu agar kita dapat mengungkap siapa pelakunya. Saya juga menghimbau kepada masyarakat, agar menanyakan Surat Perintah (Sprin) tugas dan identitas anggota tersebut, jika orang yang mengaku oknum polisi itu tidak menggunakan pakaian dinas,” ujar AKP Ronni. (dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/