27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Buruh TKBM Gruduk Kantor Primkop Upaya Karya

Ribuan massa buruh TKBM dengan pengawalan aparat Kepolisian dan TNI saat menggelar aksi demontrasi menuntut hak normatif mereka dibayar, Kamis (28/12) kemarin.(fachrul rozi/sumut pos)
Ribuan massa buruh TKBM dengan pengawalan aparat Kepolisian dan TNI saat menggelar aksi demontrasi menuntut hak normatif mereka dibayar, Kamis (28/12) kemarin.(fachrul rozi/sumut pos)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Ribuan buruh TKBM, kembali menggeruduk kantor Primkop Upaya Karya di Jalan Minyak, Belawan. Buruh yang awalnya berencana menutup akses jalur tol Belmera di Belawan, guna menuntut tunjangan hari raya (THR) yang merayakan Natal, akhirnya memutuskan mendatangi Dinas Koperasi di Medan, Kamis (28/12) kemarin.

Massa buruh tenaga kerja bongkar muat (TKBM) yang berkumpul di kantor Primkop TKBM sejak pukul 07.30 WIB, sempat mendatangi pengurus koperasi untuk menuntut THR. Namun, karena tidak ada solusi atas tuntutan hak normatif mereka, buruh bergerak menuju jalan raya.

“Kami menuntut hak THR dibayar, termasuk upah kerja buruh yang menunggak dilunasi,” ungkap MS Sijabat (43) buruh TKBM.

Menurutnya, pasca terjadinya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum pengurus Primkop TKBM Upaya Karya, beberapa waktu lalu, nasib buruh kian memperihatinkan. Upah kerja mereka pun kerap terlambat dibayar.”Sejak kasus OTT, nasib buruh semakin sengsara. Memang kabarnya ada uang miliaran di rekening bank koperasi, tapi tidak bisa diambil karena diblokir pihak berwajib,” katanya.

Selain rekening koperasi diblokir, pasca kasus yang menjerat beberapa oknum pengurus koperasi, pihak pemberi kerja atau perusahaan bongkar muat (PBM) juga sering memperlambat sistem pembayaran jasa buruh TKBM.

Hal inipun, lanjut dia, kian memperburuk kesejahteraan mereka.”Kenapa mesti kami yang dikorbankan. Dimana peran Dinas Koperasi selaku pembina Primkop TKBM Upaya Karya,” kata Sijabat.

Massa buruh yang menutup Jalan Minyak, Belawan sempat mengganggu jalur keluar masuknya pendistribusian armada truk tangki BBM di depot pertamina yang letaknya bersebelahan dengan kantor Primkop TKBM Upaya Karya.

Aparat kepolisian dan TNI yang mengawal demo ribuan buruh, mencoba melakukan pendekatan dengan meminta buruh untuk tidak menutup obyek vital jalan tol. Setelah ada kesepakatan, sekira pukul 10.00 WIB massa akhirnya memutuskan bergerak menuju ke Dinas Koperasi (Diskop) Medan, dengan catatan beberapa pengurus koperasi harus ikut bersama mereka.

Kasi Kesejateraan Primkop TKBM Upaya Karya, Adi yang sempat ditanyai Sumut Pos mengatakan, kalau kas keuangan di rekening koperasi sebenarnya ada, tapi uangnya tidak bisa ditarik dikarenakan dalam kondisi terblokir.

“Pengurus sementara yang ditunjuk, tidak bisa memenuhi hak normative buruh karena rekening kas koperasi terblokir. Ditambah lagi adanya keterlambatan pembayaran dari PBM,” katanya.

Adi mengakui nasib buruh pasca kasus OTT sebelumnya, memang semakin terpuruk. Bahkan, untuk melakukan klim terkait atas kesehatan buruh di rumah sakit terkadang mengalami kendala.”Kondisinya sekarang seperti ini. Gaji belum dibayar, apalagi soal THR. Makanya buruh berharap ada solusi atas permasalahan yang terjadi saat ini,” kesal Adi.(rul/ila)

Ribuan massa buruh TKBM dengan pengawalan aparat Kepolisian dan TNI saat menggelar aksi demontrasi menuntut hak normatif mereka dibayar, Kamis (28/12) kemarin.(fachrul rozi/sumut pos)
Ribuan massa buruh TKBM dengan pengawalan aparat Kepolisian dan TNI saat menggelar aksi demontrasi menuntut hak normatif mereka dibayar, Kamis (28/12) kemarin.(fachrul rozi/sumut pos)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Ribuan buruh TKBM, kembali menggeruduk kantor Primkop Upaya Karya di Jalan Minyak, Belawan. Buruh yang awalnya berencana menutup akses jalur tol Belmera di Belawan, guna menuntut tunjangan hari raya (THR) yang merayakan Natal, akhirnya memutuskan mendatangi Dinas Koperasi di Medan, Kamis (28/12) kemarin.

Massa buruh tenaga kerja bongkar muat (TKBM) yang berkumpul di kantor Primkop TKBM sejak pukul 07.30 WIB, sempat mendatangi pengurus koperasi untuk menuntut THR. Namun, karena tidak ada solusi atas tuntutan hak normatif mereka, buruh bergerak menuju jalan raya.

“Kami menuntut hak THR dibayar, termasuk upah kerja buruh yang menunggak dilunasi,” ungkap MS Sijabat (43) buruh TKBM.

Menurutnya, pasca terjadinya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum pengurus Primkop TKBM Upaya Karya, beberapa waktu lalu, nasib buruh kian memperihatinkan. Upah kerja mereka pun kerap terlambat dibayar.”Sejak kasus OTT, nasib buruh semakin sengsara. Memang kabarnya ada uang miliaran di rekening bank koperasi, tapi tidak bisa diambil karena diblokir pihak berwajib,” katanya.

Selain rekening koperasi diblokir, pasca kasus yang menjerat beberapa oknum pengurus koperasi, pihak pemberi kerja atau perusahaan bongkar muat (PBM) juga sering memperlambat sistem pembayaran jasa buruh TKBM.

Hal inipun, lanjut dia, kian memperburuk kesejahteraan mereka.”Kenapa mesti kami yang dikorbankan. Dimana peran Dinas Koperasi selaku pembina Primkop TKBM Upaya Karya,” kata Sijabat.

Massa buruh yang menutup Jalan Minyak, Belawan sempat mengganggu jalur keluar masuknya pendistribusian armada truk tangki BBM di depot pertamina yang letaknya bersebelahan dengan kantor Primkop TKBM Upaya Karya.

Aparat kepolisian dan TNI yang mengawal demo ribuan buruh, mencoba melakukan pendekatan dengan meminta buruh untuk tidak menutup obyek vital jalan tol. Setelah ada kesepakatan, sekira pukul 10.00 WIB massa akhirnya memutuskan bergerak menuju ke Dinas Koperasi (Diskop) Medan, dengan catatan beberapa pengurus koperasi harus ikut bersama mereka.

Kasi Kesejateraan Primkop TKBM Upaya Karya, Adi yang sempat ditanyai Sumut Pos mengatakan, kalau kas keuangan di rekening koperasi sebenarnya ada, tapi uangnya tidak bisa ditarik dikarenakan dalam kondisi terblokir.

“Pengurus sementara yang ditunjuk, tidak bisa memenuhi hak normative buruh karena rekening kas koperasi terblokir. Ditambah lagi adanya keterlambatan pembayaran dari PBM,” katanya.

Adi mengakui nasib buruh pasca kasus OTT sebelumnya, memang semakin terpuruk. Bahkan, untuk melakukan klim terkait atas kesehatan buruh di rumah sakit terkadang mengalami kendala.”Kondisinya sekarang seperti ini. Gaji belum dibayar, apalagi soal THR. Makanya buruh berharap ada solusi atas permasalahan yang terjadi saat ini,” kesal Adi.(rul/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/