25.7 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

UN Pakai Kertas dan Pensil Didominasi SMP dan MTs

Foto: Dok SUMUT POS
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) serius mengikuti ujian.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan data dari Disdik Sumut, dari 80 persen sekolah di Sumut yang tak menggelar UNBK tahun 2017, ternyata mayoritas merupakan SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), baik itu negeri maupun swasta. Kemudian SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah (MA).

Dari 4.338 sekolah di Sumut yang terdaftar tak menggelar UNBK tahun ini, sebanyak 2.171 merupakan SMP dan 997 MTs. Selanjutnya, 591 SMA, 400 SMK, dan 371 MA. Sedangkan, sisanya adalah 156 Paket C, 155 Paket B, 64 SMPT, 17 SMPLB, 7 SMTK, 6 SMALB, 2 SMPTK, dan 1 SMAK.

Dari 2.171 SMP yang tak menggelar UNBK tetapi tetap mengikuti UNKP, paling banyak di Kota Medan yang berjumlah 348 SMP. Kemudian, menyusul Kabupaten Deliserdang 227 SMP, Simalungun 168 SMP, Nias Selatan 123 SMP, dan Langkat 101 SMP. Sementara yang lainnya kabupaten/kota di Sumut dengan jumlah di bawah 100 SMP.

Untuk MTs, Deliserdang paling terbanyak dengan jumlah 140. Lalu, Langkat 115 MTs, Simalungun 84 MTs, Medan 79 MTs, dan Serdang Bedagai 68 MTs.

Kepala Disdik Sumut, Arsyad Lubis mengatakan, dari 2.559 SMP yang terdaftar mengikuti UN tahun ini, sebanyak 388 sekolah menggelar UNBK. Sisanya, 2.171 SMP melaksanakan UNKP. “Untuk SMP yang mendaftar UNBK tahun ini, jumlahnya lebih meningkat dibanding tahun 2016. Di mana, tahun sebelumnya (2016) hanya mencapai 14 sekolah (SMP) di Sumut,” kata Arsyad.

Sementara, praktisi pendidikan dari Universitas Negeri Medan (Unimed), M Rizal Hasibuan menuturkan, faktor utama mengapa SMP di Sumut banyak tak menyelenggarakan UNBK karena tidak ada fasilitas komputer yang memadai. Padahal, seharusnya tingkat SMP itu sudah bisa menggunakan teknologi dan jangan sampai ketinggalan.

“Bisa dilihat pada SD tertentu yang akreditasinya A dan B. Untuk ujiannya sudah berbasis komputer. Artinya, ini menunjukkan karena persoalan fasilitas,” tuturnya.

Menurut Rizal, SMP yang ada di Sumut harus mempertimbangkan komputer sebagai sarana pembelajaran. Sebab, tidak bisa dipungkiri lagi kemajuan teknologi tetap diikuti sebelum jauh tertinggal.

“Saat ini zamannya teknologi. Kalau menerapkan UNBK, tingkat transparansinya sangat tinggi. Artinya, nilai kejujuran yang diutamakan. Untuk itu, kedepannya jika ingin maju pelaksanaan UN harus diterapkan sistem komputerisasi,” imbuhnya. (ris/dik/adz)

Foto: Dok SUMUT POS
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) serius mengikuti ujian.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan data dari Disdik Sumut, dari 80 persen sekolah di Sumut yang tak menggelar UNBK tahun 2017, ternyata mayoritas merupakan SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), baik itu negeri maupun swasta. Kemudian SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah (MA).

Dari 4.338 sekolah di Sumut yang terdaftar tak menggelar UNBK tahun ini, sebanyak 2.171 merupakan SMP dan 997 MTs. Selanjutnya, 591 SMA, 400 SMK, dan 371 MA. Sedangkan, sisanya adalah 156 Paket C, 155 Paket B, 64 SMPT, 17 SMPLB, 7 SMTK, 6 SMALB, 2 SMPTK, dan 1 SMAK.

Dari 2.171 SMP yang tak menggelar UNBK tetapi tetap mengikuti UNKP, paling banyak di Kota Medan yang berjumlah 348 SMP. Kemudian, menyusul Kabupaten Deliserdang 227 SMP, Simalungun 168 SMP, Nias Selatan 123 SMP, dan Langkat 101 SMP. Sementara yang lainnya kabupaten/kota di Sumut dengan jumlah di bawah 100 SMP.

Untuk MTs, Deliserdang paling terbanyak dengan jumlah 140. Lalu, Langkat 115 MTs, Simalungun 84 MTs, Medan 79 MTs, dan Serdang Bedagai 68 MTs.

Kepala Disdik Sumut, Arsyad Lubis mengatakan, dari 2.559 SMP yang terdaftar mengikuti UN tahun ini, sebanyak 388 sekolah menggelar UNBK. Sisanya, 2.171 SMP melaksanakan UNKP. “Untuk SMP yang mendaftar UNBK tahun ini, jumlahnya lebih meningkat dibanding tahun 2016. Di mana, tahun sebelumnya (2016) hanya mencapai 14 sekolah (SMP) di Sumut,” kata Arsyad.

Sementara, praktisi pendidikan dari Universitas Negeri Medan (Unimed), M Rizal Hasibuan menuturkan, faktor utama mengapa SMP di Sumut banyak tak menyelenggarakan UNBK karena tidak ada fasilitas komputer yang memadai. Padahal, seharusnya tingkat SMP itu sudah bisa menggunakan teknologi dan jangan sampai ketinggalan.

“Bisa dilihat pada SD tertentu yang akreditasinya A dan B. Untuk ujiannya sudah berbasis komputer. Artinya, ini menunjukkan karena persoalan fasilitas,” tuturnya.

Menurut Rizal, SMP yang ada di Sumut harus mempertimbangkan komputer sebagai sarana pembelajaran. Sebab, tidak bisa dipungkiri lagi kemajuan teknologi tetap diikuti sebelum jauh tertinggal.

“Saat ini zamannya teknologi. Kalau menerapkan UNBK, tingkat transparansinya sangat tinggi. Artinya, nilai kejujuran yang diutamakan. Untuk itu, kedepannya jika ingin maju pelaksanaan UN harus diterapkan sistem komputerisasi,” imbuhnya. (ris/dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/