25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jamal & Marihati Kehilangan Anak Lelaki Satu-satunya

Terungkap, kalau korban semasa hidup merupakan anak yang jahil. Namun dib alik itu, korban juga dikenal baik, yang membuat semua tak semudah itu melupakannya.

“Kadang maunya kau menendang kaki kami, tapi aku tahu itu hanya biar kita bisa bercanda. Kuingatnya semua, bagimana waktu kita bermain bersama,” ucap Putri tersedu-sedu.

Begitu juga dengan rekan-rekannya yang lain tak kuasa menahan air mata mendengar apa yang disampaikan Putri. Karena mereka juga merasakan hal yang sama, yang mereka kenang dari sosok almarhum.

Menurut pihak keluarga, jenazah Hariantius akan dibawa ke Sibintang, Barus untuk dikebumikan di kampung halaman keluarganya.

Sebelumnya diberitakan, tragedi mengerikan terjadi di Desa Masnauli, Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah (Tapteng). Sebanyak 17 siswa tewas dalam perjalanan ke sekolah Kamis (28/5) pagi, setelah truk yang ditumpangi terbalik dan tercebur ke parit sedalam 2,5 meter.

Truk dengan bak terbuka nahas yang mengangkut para pelajar tersebut adalah milik PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR). Meski bukan angkutan penumpang, setiap hari truk bernopol BK 8912 EA itu mengantar jemput putra-putri karyawan PT SGSR ke sekolah. Berdasar informasi yang dihimpun, truk dikemudikan Ramadhani. Seorang saksi, A. Pasaribu, 37, mengungkapkan, saat itu Ramadhani berusaha menyalip truk lain di depannya. Beberapa saat kemudian, as roda depan kanan truk patah. Ramadhani pun kehilangan kendali. Truk lalu terjungkal ke dalam parit.

”Puluhan anak sekolah yang dibawa truk itu terlempar. Sebagian lagi ikut terbalik dan tertimpa truk. Truk tersebut tertanam di lumpur parit kebun itu,” ujar Pasaribu. Para korban harus menunggu cukup lama untuk mendapat pertolongan. Sebab, lokasi kecelakaan berada di tengah areal perkebunan yang sepi. Korban baru bisa dievakuasi dari bawah bak truk setelah satu unit alat berat mengangkat badan truk. ”Yang masih hidup dan kritis langsung dilarikan ke puskesmas dan bidan setempat,” ujar Pasaribu.

Kapolsek Manduamas AKP Endah Iwan Tarigan menjelaskan, di antara total 40 penumpang, 17 anak meninggal. Enam lainnya selamat dan seorang lagi mengalami patah kaki. (ts/rs/gp/gir/deo)

Terungkap, kalau korban semasa hidup merupakan anak yang jahil. Namun dib alik itu, korban juga dikenal baik, yang membuat semua tak semudah itu melupakannya.

“Kadang maunya kau menendang kaki kami, tapi aku tahu itu hanya biar kita bisa bercanda. Kuingatnya semua, bagimana waktu kita bermain bersama,” ucap Putri tersedu-sedu.

Begitu juga dengan rekan-rekannya yang lain tak kuasa menahan air mata mendengar apa yang disampaikan Putri. Karena mereka juga merasakan hal yang sama, yang mereka kenang dari sosok almarhum.

Menurut pihak keluarga, jenazah Hariantius akan dibawa ke Sibintang, Barus untuk dikebumikan di kampung halaman keluarganya.

Sebelumnya diberitakan, tragedi mengerikan terjadi di Desa Masnauli, Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah (Tapteng). Sebanyak 17 siswa tewas dalam perjalanan ke sekolah Kamis (28/5) pagi, setelah truk yang ditumpangi terbalik dan tercebur ke parit sedalam 2,5 meter.

Truk dengan bak terbuka nahas yang mengangkut para pelajar tersebut adalah milik PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR). Meski bukan angkutan penumpang, setiap hari truk bernopol BK 8912 EA itu mengantar jemput putra-putri karyawan PT SGSR ke sekolah. Berdasar informasi yang dihimpun, truk dikemudikan Ramadhani. Seorang saksi, A. Pasaribu, 37, mengungkapkan, saat itu Ramadhani berusaha menyalip truk lain di depannya. Beberapa saat kemudian, as roda depan kanan truk patah. Ramadhani pun kehilangan kendali. Truk lalu terjungkal ke dalam parit.

”Puluhan anak sekolah yang dibawa truk itu terlempar. Sebagian lagi ikut terbalik dan tertimpa truk. Truk tersebut tertanam di lumpur parit kebun itu,” ujar Pasaribu. Para korban harus menunggu cukup lama untuk mendapat pertolongan. Sebab, lokasi kecelakaan berada di tengah areal perkebunan yang sepi. Korban baru bisa dievakuasi dari bawah bak truk setelah satu unit alat berat mengangkat badan truk. ”Yang masih hidup dan kritis langsung dilarikan ke puskesmas dan bidan setempat,” ujar Pasaribu.

Kapolsek Manduamas AKP Endah Iwan Tarigan menjelaskan, di antara total 40 penumpang, 17 anak meninggal. Enam lainnya selamat dan seorang lagi mengalami patah kaki. (ts/rs/gp/gir/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/