25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Kakek & Nenek Tewas Dihantam KA, Cucu Sekarat

Foto: Hulman/PM Mobil Jeep warna kuning BK 1723 EP yang ditabrak dan diseret kereta api (KA) sejauh 300 meter, di Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin, Deliserdang, Sumut, Minggu (29/5). Pasangan kakek nenek tewas, cucunya kritis.
Foto: Hulman/PM
Mobil Jeep warna kuning BK 1723 EP yang ditabrak dan diseret kereta api (KA) sejauh 300 meter, di Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin, Deliserdang, Sumut, Minggu (29/5). Pasangan kakek nenek tewas, cucunya kritis.

BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan di perlintasan kereta api Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin kembali terjadi. Kali ini mobil jenis Jeep warna kuning BK 1723 EP yang ditabrak dan diseret kereta api (KA) sejauh 300 meter, Minggu (29/5). Akibatnya pasangan kakek nenek bernama Atfan (54) dan istrinya Nining (50), tewas di tempat.

Sedangkan Nazwa (5) cucunya sekarat dan masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Patar Asih Kecamatan Beringin. Info diperoleh, peristiwa memilukan ini terjadi pasca korban menghadiri wirid menyambut ramadhan di salah satu masjid sekitar Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin. Namun belum selesai acara wirid itu, Nazwa cucu korban mengajak kakeknya untuk pulang karena mau berenang. Korban pun tak dapat mengelak dari ajakan cucunya itu sehingga pamit duluan pulang kepada teman wiridnya.

Korban pun melajukan mobil miliknya menuju arah Batang Kuis. Tiba di lokasi kejadian, korban yang mengemudikan mobilnya dengan pelan itu tak memperhatikan arah kiri maupun kanan perlintasan yang tanpa palang itu. Korban pun mencoba melewati perlintasan rel, namun warga yang melihat korban mengangkat tangan sambil berteriak agar jangan melewati rel karena kereta api penumpang Sri Bilah dari arah Rantau Parapat tujuan Medan dengan nomor lokomotif CC 20199206 dengan masinis Kapri Satria, sudah sangat dekat.

Tapi peringatan warga terlambat,dalam hitungan detik, kereta api itu langsung menghantam sebelah kiri mobil dan menyeretnya sejauh 300 meter ke arah stasiun kereta api Aras Kabu. Seketika itu juga Atfan tewas di lokasi kejadian dengan luka di kepala. Sedangkan kereta api sempat berhenti usai menabrak mobil korban. Warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung bergerombol menuju lokasi kejadian. Warga pun membantu mengevakuasi ketiga korban. 30 menit kemudian, ketiga korban berhasil dievakuasi dan dilarikan ke RS Patar Asih.

Namun Nining menghembuskan nafas terakhirnya di tengah perjalanan. Sedangkan Nazwa langsung mendapat perawatan intensif diruang IGD RS Patar Asih.“Tadi pagi ada truk yang nyaris ditabrak kereta api. Tapi saat mau melintas warga berteriak agar berhenti karena kereta api sudah dekat. Truk itupun berhenti dan selamat. Kami juga sudah berteriak dan mengangkat tangan kepada korban agar berhenti tapi korban tapi tidak mendengarnya. Kecepatan korban paling 20 Km/jam,” sebut warga.

PENJAGA POS PERLINTASAN TIDAK BEKERJA
Tidak seperti peristiwa sebelumnya, kecelakaan kali ini mengundang perhatian sejumlah pejabat Pemkab Deli Serdang. Camat Beringin Khairul Azman Harahap, Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan DelI Serdang MP Sagala, terlihat turun ke lokasi kejadian. Turunnya kedua pejabat itu mengungkap bahwa saat kejadian, Jumrik yang bertugas menjaga pos perlintasan itu tak masuk kerja. Menanggapi hal ini, MP Sagala menyebutkan akan melaporkan kejadian dan tenaga honor itu kepada pimpinan.

“Kita akan menindak pegawai honor yang tidak melaksanakan tugasnya hari ini,” sebutnya. Terkait palang perlintasan yang hingga kini belum dipasang, menurutnya palang perlintasan merupakan urusan PT Kereta Api Indonesia. “Kita tidak ada hubungan terkait pembuatan palang perlintasan kereta api. Itu urusan perkeretaapian,” sebutnya. Sementara Camat Beringin Khairul Azman Harahap mengaku pihaknya sudah pernah mengusulkan pemasangan palang perlintasan rel itu ke Kementrian Perhubungan.

“Kita sudah pernah melakukan rapat dengan instansi terkait dan untuk meminimalisir kecelakan masih bersifat partisipasi. Dimana tenaga honor ditugaskan di pos penjagaan mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Sedangkan dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, pos ini hanya dijaga oleh warga dari tiga Desa yakni Desa Tumpatan, Pasar V Kebun Kelapa dan Aras Kabu. Kita memberikan partisipasi kepada warga yang melakukan penjagaan secara bergantian,” sebutnya. (man/deo)

Foto: Hulman/PM Mobil Jeep warna kuning BK 1723 EP yang ditabrak dan diseret kereta api (KA) sejauh 300 meter, di Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin, Deliserdang, Sumut, Minggu (29/5). Pasangan kakek nenek tewas, cucunya kritis.
Foto: Hulman/PM
Mobil Jeep warna kuning BK 1723 EP yang ditabrak dan diseret kereta api (KA) sejauh 300 meter, di Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin, Deliserdang, Sumut, Minggu (29/5). Pasangan kakek nenek tewas, cucunya kritis.

BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan di perlintasan kereta api Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin kembali terjadi. Kali ini mobil jenis Jeep warna kuning BK 1723 EP yang ditabrak dan diseret kereta api (KA) sejauh 300 meter, Minggu (29/5). Akibatnya pasangan kakek nenek bernama Atfan (54) dan istrinya Nining (50), tewas di tempat.

Sedangkan Nazwa (5) cucunya sekarat dan masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Patar Asih Kecamatan Beringin. Info diperoleh, peristiwa memilukan ini terjadi pasca korban menghadiri wirid menyambut ramadhan di salah satu masjid sekitar Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin. Namun belum selesai acara wirid itu, Nazwa cucu korban mengajak kakeknya untuk pulang karena mau berenang. Korban pun tak dapat mengelak dari ajakan cucunya itu sehingga pamit duluan pulang kepada teman wiridnya.

Korban pun melajukan mobil miliknya menuju arah Batang Kuis. Tiba di lokasi kejadian, korban yang mengemudikan mobilnya dengan pelan itu tak memperhatikan arah kiri maupun kanan perlintasan yang tanpa palang itu. Korban pun mencoba melewati perlintasan rel, namun warga yang melihat korban mengangkat tangan sambil berteriak agar jangan melewati rel karena kereta api penumpang Sri Bilah dari arah Rantau Parapat tujuan Medan dengan nomor lokomotif CC 20199206 dengan masinis Kapri Satria, sudah sangat dekat.

Tapi peringatan warga terlambat,dalam hitungan detik, kereta api itu langsung menghantam sebelah kiri mobil dan menyeretnya sejauh 300 meter ke arah stasiun kereta api Aras Kabu. Seketika itu juga Atfan tewas di lokasi kejadian dengan luka di kepala. Sedangkan kereta api sempat berhenti usai menabrak mobil korban. Warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung bergerombol menuju lokasi kejadian. Warga pun membantu mengevakuasi ketiga korban. 30 menit kemudian, ketiga korban berhasil dievakuasi dan dilarikan ke RS Patar Asih.

Namun Nining menghembuskan nafas terakhirnya di tengah perjalanan. Sedangkan Nazwa langsung mendapat perawatan intensif diruang IGD RS Patar Asih.“Tadi pagi ada truk yang nyaris ditabrak kereta api. Tapi saat mau melintas warga berteriak agar berhenti karena kereta api sudah dekat. Truk itupun berhenti dan selamat. Kami juga sudah berteriak dan mengangkat tangan kepada korban agar berhenti tapi korban tapi tidak mendengarnya. Kecepatan korban paling 20 Km/jam,” sebut warga.

PENJAGA POS PERLINTASAN TIDAK BEKERJA
Tidak seperti peristiwa sebelumnya, kecelakaan kali ini mengundang perhatian sejumlah pejabat Pemkab Deli Serdang. Camat Beringin Khairul Azman Harahap, Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan DelI Serdang MP Sagala, terlihat turun ke lokasi kejadian. Turunnya kedua pejabat itu mengungkap bahwa saat kejadian, Jumrik yang bertugas menjaga pos perlintasan itu tak masuk kerja. Menanggapi hal ini, MP Sagala menyebutkan akan melaporkan kejadian dan tenaga honor itu kepada pimpinan.

“Kita akan menindak pegawai honor yang tidak melaksanakan tugasnya hari ini,” sebutnya. Terkait palang perlintasan yang hingga kini belum dipasang, menurutnya palang perlintasan merupakan urusan PT Kereta Api Indonesia. “Kita tidak ada hubungan terkait pembuatan palang perlintasan kereta api. Itu urusan perkeretaapian,” sebutnya. Sementara Camat Beringin Khairul Azman Harahap mengaku pihaknya sudah pernah mengusulkan pemasangan palang perlintasan rel itu ke Kementrian Perhubungan.

“Kita sudah pernah melakukan rapat dengan instansi terkait dan untuk meminimalisir kecelakan masih bersifat partisipasi. Dimana tenaga honor ditugaskan di pos penjagaan mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Sedangkan dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, pos ini hanya dijaga oleh warga dari tiga Desa yakni Desa Tumpatan, Pasar V Kebun Kelapa dan Aras Kabu. Kita memberikan partisipasi kepada warga yang melakukan penjagaan secara bergantian,” sebutnya. (man/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/