25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dugaan Penganiayaan oleh Kapolres Dairi, Jemput Bola, AKBP RN Langsung Ditindak

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Polda Sumut jemput bola menindaklanjuti kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Kapolres Dairi, AKBP RN. Diketahui, dari belasan personel yang mendapat dugaan penganiayaan, 2 orang di antaranya harus mendapat perawatan di RSUD Sidikalang. Dan hingga saat ini, kedua personel tersebut masih dirawat di rumah sakit, sejak dugaan penganiayaan yang terjadi pada Senin (28/8) dini hari lalu.

Dikonfirmasi terkait kasus ini, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, Kapolres Dairi sudah diperiksa di Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Sumut.

“Sudah diperiksa Propam, kemarin,” ungkap Hadi, Selasa (29/8).

Disinggung terkait sanksi yang bakal diberikan, Hadi menjelaskan, kasus tersebut masih didalami.

“Propam sedang mendalami dugaan penganiayaan yang dilakukan Kapolres Dairi,” katanya.

Dia juga mengatakan, meski belum ada laporan resmi, Propam Polda Sumut tetap menindaklanjuti kejadian itu. “Kami jemput bola. Jadi, langsung ditindak,” tutur Hadi.

Sebelumnya, Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, memerintahkan Kabid Propam Polda Sumut Kombes Pol Dudung Adijono, untuk memeriksa Kapolres Dairi.

“Saya sudah perintahkan Kabid Propam untuk memeriksa Kapolres (Dairi),” ujarnya.

Dia pun menegaskan, pemeriksaan terhadap Kapolres Dairi merupakan langkah cepat dalam mengambil tindakan.

“Saya sudah ambil langkah, perintahkan periksa Kapolres,” sebut Agung.Sementara itu, korban dugaan penganiayaan Kapolres Dairi, yakni Bripka DS dan Bripka HS, personel Intelkam Polres Dairi, hingga saat ini masih menjalani perawatan. Ditemui di Ruang VIP Flamboyan RSUD Sidikalang, Selasa (29/8), DS dan HS mengaku, masih merasa pusing di bagian kepala, akibat dugaan penganiayaan atau pemukulan yang dilakukan pimpinannya tersebut.

Pasca-mendapat dugaan penganiayaan dari Kapolres Dairi, kedua personel Bhayangkara itu, juga menyebutkan, kondisi kesehatan mereka masih drop.

“Kepala saya masih pusingS. Saya belum bisa berlama-lama untuk duduk, langsung pusing, akibat pukulan di kepala dan tamparan di bagian wajah saya,” ujar DS.

Hal serupa disampaikan HS. Keduanya mengaku, mereka dan keluarga berencana bakal berangkat ke rumah sakit yang ada di Kota Medan untuk melakukan scaning.

“Kami masih melihat kondisi besok (hari ini, red). Kalau sudah bisa naik mobil, kami akan berangkat ke Medan untuk scaning, memastikan kondisi di bagian kepala,” jelas DS dan HS.

Saat ditemui di RSUD Sidikalang, istri HS, Fitri Dewi Sitohang, tampak menangis mendampingi suaminya. Dia mengaku tidak terima atas perlakuan dugaan penganiayaan terhadap suaminya. Dan 3 orang anaknya pun terpaksa dibawa ke rumah sakit, sambil menjaga suaminya.

Terpisah, saat ditemui di Mapolres Dairi, personel Satreskrim Polres Dairi Aipda BM, anggota yang pertama kali menerima bogem mentah Kapolres Dairi, menuturkan, saat itu, dia dihubungi Kapolres Dairi lewat handy talky (HT).

“Dalam percakapan lewat HT itu, Kapolres menanyakan kepada saya, ‘Ke mana semua personel piket?’ Lalu saya jawab, ‘Siap Komandan, lagi bersih-bersih’. Selanjutnya, dia menyuruh supaya semua fungsi berkumpul di halaman. Setelah kami berkumpul atau berbaris, lalu Kapolres yang sudah datang ke lapangan, menanyakan, ‘Siapa tadi yang menjawab di HT?’. Saya pun mengaku, dan langsung mengangkat tangan sambil berkata, ‘Siap Komandan, saya’,” bebernya.

“Dan Kapolres kembali bertanya, ‘Kenapa kau jawab lewat HT? Kau melawan ya?’. Seketika itu juga, saya menerima pukulan sebanyak 4 kali di bagian wajah kiri dan kanan,” imbuh BM.

BM pun mengaku, melihat langsung semua rekan personel yang piket malam itu, berjumlah belasan orang, menerima dugaan penganiayaan yang dilakukan Kapolres Dairi, termasuk DS dan HS.

Di tempat berbeda, sejumlah personel Polres Dairi yang tak bersedia disebutkan namanya, menyebutkan, Kapolres Dairi sedang tidak berada di Polres Dairi. Mereka menyampaikan, Kapolres Dairi sedang menjalani pemeriksaan di Propam Polda Sumut. (dwi/rud/saz)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Polda Sumut jemput bola menindaklanjuti kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Kapolres Dairi, AKBP RN. Diketahui, dari belasan personel yang mendapat dugaan penganiayaan, 2 orang di antaranya harus mendapat perawatan di RSUD Sidikalang. Dan hingga saat ini, kedua personel tersebut masih dirawat di rumah sakit, sejak dugaan penganiayaan yang terjadi pada Senin (28/8) dini hari lalu.

Dikonfirmasi terkait kasus ini, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, Kapolres Dairi sudah diperiksa di Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Sumut.

“Sudah diperiksa Propam, kemarin,” ungkap Hadi, Selasa (29/8).

Disinggung terkait sanksi yang bakal diberikan, Hadi menjelaskan, kasus tersebut masih didalami.

“Propam sedang mendalami dugaan penganiayaan yang dilakukan Kapolres Dairi,” katanya.

Dia juga mengatakan, meski belum ada laporan resmi, Propam Polda Sumut tetap menindaklanjuti kejadian itu. “Kami jemput bola. Jadi, langsung ditindak,” tutur Hadi.

Sebelumnya, Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, memerintahkan Kabid Propam Polda Sumut Kombes Pol Dudung Adijono, untuk memeriksa Kapolres Dairi.

“Saya sudah perintahkan Kabid Propam untuk memeriksa Kapolres (Dairi),” ujarnya.

Dia pun menegaskan, pemeriksaan terhadap Kapolres Dairi merupakan langkah cepat dalam mengambil tindakan.

“Saya sudah ambil langkah, perintahkan periksa Kapolres,” sebut Agung.Sementara itu, korban dugaan penganiayaan Kapolres Dairi, yakni Bripka DS dan Bripka HS, personel Intelkam Polres Dairi, hingga saat ini masih menjalani perawatan. Ditemui di Ruang VIP Flamboyan RSUD Sidikalang, Selasa (29/8), DS dan HS mengaku, masih merasa pusing di bagian kepala, akibat dugaan penganiayaan atau pemukulan yang dilakukan pimpinannya tersebut.

Pasca-mendapat dugaan penganiayaan dari Kapolres Dairi, kedua personel Bhayangkara itu, juga menyebutkan, kondisi kesehatan mereka masih drop.

“Kepala saya masih pusingS. Saya belum bisa berlama-lama untuk duduk, langsung pusing, akibat pukulan di kepala dan tamparan di bagian wajah saya,” ujar DS.

Hal serupa disampaikan HS. Keduanya mengaku, mereka dan keluarga berencana bakal berangkat ke rumah sakit yang ada di Kota Medan untuk melakukan scaning.

“Kami masih melihat kondisi besok (hari ini, red). Kalau sudah bisa naik mobil, kami akan berangkat ke Medan untuk scaning, memastikan kondisi di bagian kepala,” jelas DS dan HS.

Saat ditemui di RSUD Sidikalang, istri HS, Fitri Dewi Sitohang, tampak menangis mendampingi suaminya. Dia mengaku tidak terima atas perlakuan dugaan penganiayaan terhadap suaminya. Dan 3 orang anaknya pun terpaksa dibawa ke rumah sakit, sambil menjaga suaminya.

Terpisah, saat ditemui di Mapolres Dairi, personel Satreskrim Polres Dairi Aipda BM, anggota yang pertama kali menerima bogem mentah Kapolres Dairi, menuturkan, saat itu, dia dihubungi Kapolres Dairi lewat handy talky (HT).

“Dalam percakapan lewat HT itu, Kapolres menanyakan kepada saya, ‘Ke mana semua personel piket?’ Lalu saya jawab, ‘Siap Komandan, lagi bersih-bersih’. Selanjutnya, dia menyuruh supaya semua fungsi berkumpul di halaman. Setelah kami berkumpul atau berbaris, lalu Kapolres yang sudah datang ke lapangan, menanyakan, ‘Siapa tadi yang menjawab di HT?’. Saya pun mengaku, dan langsung mengangkat tangan sambil berkata, ‘Siap Komandan, saya’,” bebernya.

“Dan Kapolres kembali bertanya, ‘Kenapa kau jawab lewat HT? Kau melawan ya?’. Seketika itu juga, saya menerima pukulan sebanyak 4 kali di bagian wajah kiri dan kanan,” imbuh BM.

BM pun mengaku, melihat langsung semua rekan personel yang piket malam itu, berjumlah belasan orang, menerima dugaan penganiayaan yang dilakukan Kapolres Dairi, termasuk DS dan HS.

Di tempat berbeda, sejumlah personel Polres Dairi yang tak bersedia disebutkan namanya, menyebutkan, Kapolres Dairi sedang tidak berada di Polres Dairi. Mereka menyampaikan, Kapolres Dairi sedang menjalani pemeriksaan di Propam Polda Sumut. (dwi/rud/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/