32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Tertidur, Nahkoda & 2 ABK Tewas Terperangkap di Kabin

Foto kedua ABK semasa hidup diperlihatkan keluarga. Kedua ABK yang tewas Khairul dan
Foto dua korban semasa hidup diperlihatkan keluarga. Kedua korban tewas di foto yakni Ariyanto dan Khairul.

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Tiga orang tewas dalam peristiwa kapal tenggelam di perairan Pulau Berhala, Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan 11 awak buah kapal (ABK) lainnya selamat. Para korban tenggelam itu ditemukan, Rabu (29/10). Jenazahnya kemudian dievakuasi ke Kota Tanjungbalai.

Korban yang ditemukan tewas adalah Ariyanto (24) merupakan nahkoda kapal, Khairul (19), dan Khaidir (19) berstatus sebagai ABK.

Tenggelamnya Kapal Motor (KM) nelayan Bintang Makmur asal Kota Tanjungbalai itu diketahui terjadi, Senin (27/10) sekitar pukul 02.00 WIB di Perairan Pulau Berhala.

Keterangan dihimpun dari ruangan instalasi jenazah Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai, kapal naas itu berangkat dari Desa Sei Nangka, Kec. Sei Kepayang, Kab. Asahan, Senin (20/10).

Lantas Senin (27/10) dinihari , saat berada di sekitar Pulau Berhala, cuaca buruk melanda sehingga membuat anak buah kapal melabuhkan jangkar. Angin kencang yang terus berlanjut membuat kapal oleng dan terbalik. Akibatnya, seluruh penumpang tercebur ke laut.

Beruntung, ke 11 ABK berhasil meraih benda-benda yang mengapung di sekitar mereka. Namun 3 penumpang lainnya, Hariyanto (25), Khairul Bahri (17) dan Khaidir (14) tenggelam.

Berselang beberapa jam, Ardianto (24) dan Khairul (19) berhasil ditemukan teman sesama nelayan tak jauh dari kapal yang karam. Sedangkan Khaidir (19) beberapa jam kemudian. Direncanakan, kedua jenazah akan segera dikebumikan di kampung halaman masing-masing.

Peristiwa terbaliknya KM Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala, terjadi begitu singkat. Para penumpang kala itu dalam kondisi tertidur lelap.

“Kejadiannya begitu cepat. Posisinya saat itu kami semua sedang tidur dan tiba-tiba badan kapal sudah terguling sehingga kami berhamburan menyelamatkan diri di antara barang-barang yang ada di kapal itu,” ungkap Prayitno (49), juru mesin KM Bintang Makmur yang selamat dalam kejadian naas itu.

Menurut pria yang sudah memiliki enam orang cucu itu, saat badan kapal terguling dan masuk ke dasar laut, ia dan kesepuluh rekannya bertahan dengan menggunakan pelampung jangkar.

“Kami sebelas orang bertahan, sedangkan tiga orang rekan kami tidak tampak dan bahkan kami terus berteriak memanggil-manggil nama ketiganya,” ujar Prayitno.

Sepengetahuan Prayitno, ketiga korban yang tewas malam itu tidur di dalam kabin. Karena itu ia menduga Ariyanto, Khairul dan Khaidir terperangkap di dalam kabin ketika kapal terguling dan tenggelam.

“Mereka tidur di kabin tekong (nakhoda), mungkin mereka terjebak di dalam kabin sehingga tidak sempat menyelamatkan diri,” tandasnya.

“Saya sudah lebih 30 tahun bekerja sebagai ABK di kapal nelayan penangkap ikan dan baru kali ini mengalami naas,” ungkap pria yang mengaku akan tetap melaut demi menopang hidup keluarganya.

Dua orang korban semasa hidup, Arianto (tengah) dan Khairul (paling kiri).
Dua orang korban semasa hidup, Arianto (tengah) dan Khairul (paling kiri).

Dir Pol Air Poldasu, Kombes Teguh Mujanto menjelaskan bahwa tenggelamnya KM Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala karena diduga dihantam ombak sehingga kapal bocor dan karam.

“Kejadiannya Senin (27/10) lalu sekitar pukul 02.00 Wib, dan diduga karena dihantam ombak besar sehingga kapal bocor. Setelah dilakukan pencarian, telah ditemukan masing-masing Ariyanto (24), nahkoda alamat Desa Genting Dusun 2 Kec. Hessa Mesjid Kab.Asahan, Khairul (19) Anak Buah Kapal (ABK), alamat Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Masjid Kab. Asahan dan Khaidir (19) warga Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Mesjid,” terangnya.

Lanjutnya, setelah ditemukan, jenazah dibawa melalui jalur laut menuju Tanjung Balai/Panton. Dan, proses diarahkan ke Satpolair Tanjung Balai. Hal itu mengingat pemilik kapal dan korban berdomisili di Tanjungbalai dan Kab. Asahan. “Jenazah sudah ditemukan dan akan dibawa ke alamat korban yang berada di daerah Tanjungbalai dan Asahan. Info yang saya dapat baru itu, nanti bila ada kabar, akan saya beritau,” ucapnya. (ilu/gib/sus/bd/smg)

 

Foto kedua ABK semasa hidup diperlihatkan keluarga. Kedua ABK yang tewas Khairul dan
Foto dua korban semasa hidup diperlihatkan keluarga. Kedua korban tewas di foto yakni Ariyanto dan Khairul.

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Tiga orang tewas dalam peristiwa kapal tenggelam di perairan Pulau Berhala, Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan 11 awak buah kapal (ABK) lainnya selamat. Para korban tenggelam itu ditemukan, Rabu (29/10). Jenazahnya kemudian dievakuasi ke Kota Tanjungbalai.

Korban yang ditemukan tewas adalah Ariyanto (24) merupakan nahkoda kapal, Khairul (19), dan Khaidir (19) berstatus sebagai ABK.

Tenggelamnya Kapal Motor (KM) nelayan Bintang Makmur asal Kota Tanjungbalai itu diketahui terjadi, Senin (27/10) sekitar pukul 02.00 WIB di Perairan Pulau Berhala.

Keterangan dihimpun dari ruangan instalasi jenazah Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai, kapal naas itu berangkat dari Desa Sei Nangka, Kec. Sei Kepayang, Kab. Asahan, Senin (20/10).

Lantas Senin (27/10) dinihari , saat berada di sekitar Pulau Berhala, cuaca buruk melanda sehingga membuat anak buah kapal melabuhkan jangkar. Angin kencang yang terus berlanjut membuat kapal oleng dan terbalik. Akibatnya, seluruh penumpang tercebur ke laut.

Beruntung, ke 11 ABK berhasil meraih benda-benda yang mengapung di sekitar mereka. Namun 3 penumpang lainnya, Hariyanto (25), Khairul Bahri (17) dan Khaidir (14) tenggelam.

Berselang beberapa jam, Ardianto (24) dan Khairul (19) berhasil ditemukan teman sesama nelayan tak jauh dari kapal yang karam. Sedangkan Khaidir (19) beberapa jam kemudian. Direncanakan, kedua jenazah akan segera dikebumikan di kampung halaman masing-masing.

Peristiwa terbaliknya KM Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala, terjadi begitu singkat. Para penumpang kala itu dalam kondisi tertidur lelap.

“Kejadiannya begitu cepat. Posisinya saat itu kami semua sedang tidur dan tiba-tiba badan kapal sudah terguling sehingga kami berhamburan menyelamatkan diri di antara barang-barang yang ada di kapal itu,” ungkap Prayitno (49), juru mesin KM Bintang Makmur yang selamat dalam kejadian naas itu.

Menurut pria yang sudah memiliki enam orang cucu itu, saat badan kapal terguling dan masuk ke dasar laut, ia dan kesepuluh rekannya bertahan dengan menggunakan pelampung jangkar.

“Kami sebelas orang bertahan, sedangkan tiga orang rekan kami tidak tampak dan bahkan kami terus berteriak memanggil-manggil nama ketiganya,” ujar Prayitno.

Sepengetahuan Prayitno, ketiga korban yang tewas malam itu tidur di dalam kabin. Karena itu ia menduga Ariyanto, Khairul dan Khaidir terperangkap di dalam kabin ketika kapal terguling dan tenggelam.

“Mereka tidur di kabin tekong (nakhoda), mungkin mereka terjebak di dalam kabin sehingga tidak sempat menyelamatkan diri,” tandasnya.

“Saya sudah lebih 30 tahun bekerja sebagai ABK di kapal nelayan penangkap ikan dan baru kali ini mengalami naas,” ungkap pria yang mengaku akan tetap melaut demi menopang hidup keluarganya.

Dua orang korban semasa hidup, Arianto (tengah) dan Khairul (paling kiri).
Dua orang korban semasa hidup, Arianto (tengah) dan Khairul (paling kiri).

Dir Pol Air Poldasu, Kombes Teguh Mujanto menjelaskan bahwa tenggelamnya KM Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala karena diduga dihantam ombak sehingga kapal bocor dan karam.

“Kejadiannya Senin (27/10) lalu sekitar pukul 02.00 Wib, dan diduga karena dihantam ombak besar sehingga kapal bocor. Setelah dilakukan pencarian, telah ditemukan masing-masing Ariyanto (24), nahkoda alamat Desa Genting Dusun 2 Kec. Hessa Mesjid Kab.Asahan, Khairul (19) Anak Buah Kapal (ABK), alamat Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Masjid Kab. Asahan dan Khaidir (19) warga Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Mesjid,” terangnya.

Lanjutnya, setelah ditemukan, jenazah dibawa melalui jalur laut menuju Tanjung Balai/Panton. Dan, proses diarahkan ke Satpolair Tanjung Balai. Hal itu mengingat pemilik kapal dan korban berdomisili di Tanjungbalai dan Kab. Asahan. “Jenazah sudah ditemukan dan akan dibawa ke alamat korban yang berada di daerah Tanjungbalai dan Asahan. Info yang saya dapat baru itu, nanti bila ada kabar, akan saya beritau,” ucapnya. (ilu/gib/sus/bd/smg)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/