27.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

50,2 Ton Kubis Berastagi Diekspor ke Malaysia, Kualitas Diakui Dunia, Ini Berkah bagi Petani Karo

bagus/SUMUT POS
TINJAU STOK KUBIS: Gubsu Edy Rahmayadi tinjau stok kubis di gudang PT Juma Berlian Exim, di Tigapanah, Kamis (28/2).

KARO, SUMUTPOS.CO – Hasil pertanian komiditas sayuran kubis (kol) berhasil menjadi pasar ekspor dengan kualitas terbaik berasal dari Kabupaten Karo. Ekspor 50,2 ton sayuran Kubis asal Berastagi ini ke Malaysia, dilepas secara resmi oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi di Desa Lambar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Kamis (28/2). Ekspor ini dilakukan melalui Pelabuhan Belawan oleh perusahaan eksportir PT Juma Berlian Exim.

Acara pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi dan pengguntingan pita oleh Gubernur Edy Rahmayadi, yang disaksikan Bupati Karo Terkelin Brahmana, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Ali Jamil Harahap, Ketua GPEI Sumut Hendrik Halomoan Sitompul, Kepala Balai Besar Karantina Belawan Bambang Haryanto, dan anggota DPRD Sumut Muchrid Nasution.

Pada kesempatan itu, Gubernur mengajak masyarakat Kabupaten Karo untuk terus meningkatkan kualitas produk pertanian dari Tanah Karo. Karena Karo merupakan daerah penghasil produk pertanian cukup banyak varietasnya, seperti kubis, wortel, kentang dan lain sebagainya. “Kita harus bersyukur Kabupaten Karo ini diberikan tanah yang subur serta daerahnya yang sejuk. Kita manfaatkan ini untuk memajukan pertanian agar rakyat tetap sejahtera,” ujar Edy.

Gubernur juga meminta kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk meningkatkan kualitas pertanian seperti membuat kebijakan yang berpihak pada petani. “Paling tidak membuat koperasi agar petani tidak diakali oleh tengkulak yang memainkan harga,” sebutnya.

Jika produk-produik pertanian ini bisa ditingkatkan kualitasnya, kata Edy, nilai ekspor Sumut akan lebih meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Sehigga ke depan, dari Tanah Karo tidak hanya kubis yang di ekspor, tetapi juga komoditas lainnya seperti wortel, kentang dan lainnya. “Hari ini, kita ekspor lima puluh ton lebih Kubis. Ke depan lebih ditingkatkan lagi jumlah yang akan di ekspor dan bukan hanya kubis yang di ekspor, masih ada wortel, kentang, cabe dan lain sebaginya,” sebut Edy.

Saat ini Pemprov Sumut, lanjut Gubernur Edy, juga sedang mengkaji pembangunan cold storage untuk menyimpan hasil panen. Supaya kualitas komoditas bisa bertahan lama. “Yang penting petani jujur. Jangan diakal-akali. Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk Karo. Ke depan rakyat kita makan kubis yang besar-besar,” ujarnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan, puluhan ton kubis tersebut, dikirim melalui eksportir PT Juma Berlian Exim yang dikemas dalam kotainer dan diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan. “Jumlah permintaannya semakin banyak. Kualitas kubis kita diakui dunia. Ini berkah bagi petani kita di Karo,” sebut Ali.

Ali mengungkapkan, dengan kualitas terbaik yang dimiliki petani Kubis di Kabupaten Karo, permintaan terus meningkat. Sehingga menjadi produk primadona dan banyak pasar harus dipenuhi di Asia Tenggara dan Asia. Kemudian, produksi Kubis terus ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitasnya. “Pada tahun pertama di 2012, ekspor kubis sebanyak 11.747 ton. Pada 2013 jumlahalnya meningkat di angka 13.133 ton. Hingga 2018 ekspor kubis berada di angka 15.228 ton,” jelas Ali.

Ali juga mengakui, persaingan di negara tujuan ekspor cukup ketat. Baik secara kualitas atau pun harga. Namun, Kubis asal Karo banyak diminati para pengusaha di luar negeri. “Jepang, Korea Selatan dan Singapura yang memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi,” kata Ali.

Tahun ini, Kementerian Pertanian melakukan pendampingan kepada para eksportir guna memenuhi persyaratan pengeluaran. Di Berastagi, petani kubis diajari untuk bagaimana memitigasi Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) melalui inline inspection. Pendampingan mulai dari pertanaman kemudian penanganan pascapanen sampai ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor. “Penerapan inline inspection insyaAllah dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor kubis asal Sumatera Utara,” pungkas Ali.

Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, dengan terbukanya peluang ekspor ini, tentu akan memberikan gairah positif bagi petani di Kabupaten Karo dalam mengembangkan tanaman sayuran karena adanya jaminan harga pasar yang lebih stabil. Terkelin juga menambahkan, produksi sayuran Karo untuk mengisi pasar ekspor masih terbuka luas, tinggal bagaimana meningkatkan lagi kualitas produksi dan penanganan pascapanennya, mengingat tuntutan konsumen makin menghendaki sayuran yang fresh dan menyehatkan. “Selain itu juga, dengan dibukanya ekspor ini, membuktikan bahwa produk pertanian tanah karo dapat menembus pasar internasional dan diterima oleh masyarakat,”ungkap Bupati Karo.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut, Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM menyambut positif ekspor sayuran kubis (Brassica sp) tersebut. Menurut Hendrik, ekspor dan keberlanjutan produksi komoditi pertanian untuk mengisi pasar ekspor akan terjamin jika semua pemangku kebijakan bersatu, samakan visi untuk satu tujuan kesejahteraan rakyat. “Hari ini kita bersyukur, kita telah melepas ekspor sayuran kubis dari Kabupaten Karo langsung ke Malaysia. Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak terus meningkatkan ekspor. Ke depan kita harus bersaing dengan negara-negara penghasil yang sama,” ucap Hendrik yang juga Caleg DPR RI Dapil Sumut 1 itu. (prn/gus/deo)

bagus/SUMUT POS
TINJAU STOK KUBIS: Gubsu Edy Rahmayadi tinjau stok kubis di gudang PT Juma Berlian Exim, di Tigapanah, Kamis (28/2).

KARO, SUMUTPOS.CO – Hasil pertanian komiditas sayuran kubis (kol) berhasil menjadi pasar ekspor dengan kualitas terbaik berasal dari Kabupaten Karo. Ekspor 50,2 ton sayuran Kubis asal Berastagi ini ke Malaysia, dilepas secara resmi oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi di Desa Lambar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Kamis (28/2). Ekspor ini dilakukan melalui Pelabuhan Belawan oleh perusahaan eksportir PT Juma Berlian Exim.

Acara pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi dan pengguntingan pita oleh Gubernur Edy Rahmayadi, yang disaksikan Bupati Karo Terkelin Brahmana, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Ali Jamil Harahap, Ketua GPEI Sumut Hendrik Halomoan Sitompul, Kepala Balai Besar Karantina Belawan Bambang Haryanto, dan anggota DPRD Sumut Muchrid Nasution.

Pada kesempatan itu, Gubernur mengajak masyarakat Kabupaten Karo untuk terus meningkatkan kualitas produk pertanian dari Tanah Karo. Karena Karo merupakan daerah penghasil produk pertanian cukup banyak varietasnya, seperti kubis, wortel, kentang dan lain sebagainya. “Kita harus bersyukur Kabupaten Karo ini diberikan tanah yang subur serta daerahnya yang sejuk. Kita manfaatkan ini untuk memajukan pertanian agar rakyat tetap sejahtera,” ujar Edy.

Gubernur juga meminta kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk meningkatkan kualitas pertanian seperti membuat kebijakan yang berpihak pada petani. “Paling tidak membuat koperasi agar petani tidak diakali oleh tengkulak yang memainkan harga,” sebutnya.

Jika produk-produik pertanian ini bisa ditingkatkan kualitasnya, kata Edy, nilai ekspor Sumut akan lebih meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Sehigga ke depan, dari Tanah Karo tidak hanya kubis yang di ekspor, tetapi juga komoditas lainnya seperti wortel, kentang dan lainnya. “Hari ini, kita ekspor lima puluh ton lebih Kubis. Ke depan lebih ditingkatkan lagi jumlah yang akan di ekspor dan bukan hanya kubis yang di ekspor, masih ada wortel, kentang, cabe dan lain sebaginya,” sebut Edy.

Saat ini Pemprov Sumut, lanjut Gubernur Edy, juga sedang mengkaji pembangunan cold storage untuk menyimpan hasil panen. Supaya kualitas komoditas bisa bertahan lama. “Yang penting petani jujur. Jangan diakal-akali. Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk Karo. Ke depan rakyat kita makan kubis yang besar-besar,” ujarnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan, puluhan ton kubis tersebut, dikirim melalui eksportir PT Juma Berlian Exim yang dikemas dalam kotainer dan diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan. “Jumlah permintaannya semakin banyak. Kualitas kubis kita diakui dunia. Ini berkah bagi petani kita di Karo,” sebut Ali.

Ali mengungkapkan, dengan kualitas terbaik yang dimiliki petani Kubis di Kabupaten Karo, permintaan terus meningkat. Sehingga menjadi produk primadona dan banyak pasar harus dipenuhi di Asia Tenggara dan Asia. Kemudian, produksi Kubis terus ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitasnya. “Pada tahun pertama di 2012, ekspor kubis sebanyak 11.747 ton. Pada 2013 jumlahalnya meningkat di angka 13.133 ton. Hingga 2018 ekspor kubis berada di angka 15.228 ton,” jelas Ali.

Ali juga mengakui, persaingan di negara tujuan ekspor cukup ketat. Baik secara kualitas atau pun harga. Namun, Kubis asal Karo banyak diminati para pengusaha di luar negeri. “Jepang, Korea Selatan dan Singapura yang memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi,” kata Ali.

Tahun ini, Kementerian Pertanian melakukan pendampingan kepada para eksportir guna memenuhi persyaratan pengeluaran. Di Berastagi, petani kubis diajari untuk bagaimana memitigasi Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) melalui inline inspection. Pendampingan mulai dari pertanaman kemudian penanganan pascapanen sampai ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor. “Penerapan inline inspection insyaAllah dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor kubis asal Sumatera Utara,” pungkas Ali.

Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, dengan terbukanya peluang ekspor ini, tentu akan memberikan gairah positif bagi petani di Kabupaten Karo dalam mengembangkan tanaman sayuran karena adanya jaminan harga pasar yang lebih stabil. Terkelin juga menambahkan, produksi sayuran Karo untuk mengisi pasar ekspor masih terbuka luas, tinggal bagaimana meningkatkan lagi kualitas produksi dan penanganan pascapanennya, mengingat tuntutan konsumen makin menghendaki sayuran yang fresh dan menyehatkan. “Selain itu juga, dengan dibukanya ekspor ini, membuktikan bahwa produk pertanian tanah karo dapat menembus pasar internasional dan diterima oleh masyarakat,”ungkap Bupati Karo.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut, Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM menyambut positif ekspor sayuran kubis (Brassica sp) tersebut. Menurut Hendrik, ekspor dan keberlanjutan produksi komoditi pertanian untuk mengisi pasar ekspor akan terjamin jika semua pemangku kebijakan bersatu, samakan visi untuk satu tujuan kesejahteraan rakyat. “Hari ini kita bersyukur, kita telah melepas ekspor sayuran kubis dari Kabupaten Karo langsung ke Malaysia. Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak terus meningkatkan ekspor. Ke depan kita harus bersaing dengan negara-negara penghasil yang sama,” ucap Hendrik yang juga Caleg DPR RI Dapil Sumut 1 itu. (prn/gus/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/