
Danny mengatakan, penggunaan gas bumi PGN oleh Pabrik Bolu Meranti ini dipastikan bisa memberikan efisiensi bagi industri tersebut. Selama ini dengan menggunakan LPG tabun 50 kg, pabrik ini harus menggunakan 7-8 tabung seharga Rp 650 ribu per tabung sehingga total pengeluaran bahan bakar untuk produksi per bulan mencapai Rp 156 juta.
Dengan kebutuhan sebesar itu setiap bulan, jika dikonversi menggunakan gas bumi PGN menjadi sebesar kurang lebih 15.101 meter kubik per bulan. Dengan harga gas bumi PGN hanya Rp 5.496 per meter kubik, total pengeluaran Pabrik Bolu Meranti untuk penggunaan gas bumi hanya Rp 82,9 juta per bulan. “Terjadi efisiensi sebsar 47 persen per bulan karena beralih dari LPG ke gas bumi PGN,” tutup Danny.
Di Medan, PGN sampai saat ini telah memasok gas bumi ke 20.233 pelanggan dengan rincian, 45 industri besar, 904 pelanggan komersial seperti restoran hingga hotel, serta 19.284 rumah tangga.
Secara nasional, PGN tercatat telah berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 1.505 MMSCFD. Penyaluran gas tersebar kepada 196.221 pelanggan dari berbagai segmen, seperti industri manufaktur dan pembangkit listrik, komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta rumah tangga di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.
PGN adalah satu-satunya badan usaha yang menyalurkan gas bumi ke berbagai segmen pelanggan, mulai dari rumah tangga, UKM, hotel, mal, restoran, rumah sakit, industri, pembangkit listrik dan transportasi. Saat ini PGN telah memiliki dan mengoperasikan pipa gas bumi sepanjang 7.453 km atau setara 80 persen pipa gas bumi hilir nasional. (rel/ram)