26 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Tanoto Foundation dan SDGs HUB UI Lahirkan 15 SDGs Champions untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Tanoto Foundation berkolaborasi dengan Sustainable Development Goals (SDGs) HUB dan LPEM FEB Universitas Indonesia menyelesaikan rangkaian Program Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebijakan Pendidikan Berkualitas yang berbasis SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). 

Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang memberikan Sambutan secara online mewakili Kepala Pemerintah daerah se-Indonesia pada acara Gradution Event Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. (Ist/Sumut Pos)

Program yang berjalan sejak Juli hingga November 2021 ini, melahirkan 15 kabupaten/kota sebagai SDGs Champions dalam menyusun peta jalan pendidikan berkualitas yang berkelanjutan di daerahnya masing-masing.

“Program ini diharapkan membantu pemangku kepentingan di daerah dalam menyusun perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan berkualitas yang relevan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelas M. Ari Widowati, Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation ketika membuka graduation event SDGs Champion, Rabu (1/12).

Menurut Ari, para peserta difasilitasi untuk memperdalam pengetahuan perencanaan pembangunan berkelanjutan pada konteks pendidikan melalui rangkaian lokakarya dan mini-project. Mereka juga didampingi menulis dokumen rencana aksi peningkatan kualitas pendidikan untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.

Permasalahan pendidikan masih seragam.

Sementara itu Bupati Kab. Karo, Cory Sriwaty Sebayang, Perwakilan Kepala Daerah wilayah Mitra dalam sambutannya menyampaikan bahwa kemitraan bersama Tanoto Foundation dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menentukan acuan kebijakan Pendidikan di daerah.

“Ada banyak hasil penting yang dicapai program pintar dan menunjukkan dampak positif serta keberhasilan pelaksanaan program tanoto foundation di daerah dan dengan adanya workshop yang telah diikuti para peserta kami berharap bisa di implementasikan di wilayah kerja masing-masing”, jelas Cory.

Cory juga menyampaikan bahwa Hasil dari kegiatan ini dapat menjadi instrumen bagi para Aparatur Sipil Negara (ANS) dan institusi birokrasi di pemerintahan daerah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas perencanaan pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Selama kegiatan lokakarya, peserta telah mengidentifikasi berbagai permasalahan pendidikan di daerahnya masing-masing yang dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi untuk mengatasinya.

Seperti di Kabupaten Karo, menurut Hisyam Siregar perwakilan Bappedda Kabupaten Karo, permasalahan yang dihadapi adalah guru yang berstatus sarjana masih belum memadai.

“Guru-guru seniornya sudah terlalu nyaman dengan status yang ada sehingga enggan meneruskan ke tingkat sarjana. Persentase kepala sekolah yang bersertifikat masih rendah,” tambah Hasyim.

15 SDGs Champions untuk Pendidikan Berkualitas

Kegiatan ini diikuti perwakilan 25 kabupaten dan kota mitra Tanoto Foundation, dan terpilih 15 daerah sebagai SDGs Champions dalam menyusun peta jalan peningkatan kualitas pendidikan. Kabupaten/kota tersebut yaitu Cilacap, Kendal, Banyumas, Semarang, dan Tegal (Jawa Tengah), Karo dan Pematang Siantar (Sumatera Utara), Sarolangun, Tebo, dan Tanjung Jabung Timur (Jambi), Bengkalis, Dumai dan Siak (Riau), serta Kutai Kartanegara dan Balikpapan (Kalimantan Timur).  

Drs. Nyoto Suwignyo, MM, dari Direktorat Jendral Pembangunan Daerah Kemendagri menyampaikan kolaborasi adalah wajib untuk mencapai SDGs. 

“Dinas Pendidikan tidak dapat bekerja sendiri, Kepala Daerah pun harus dibantu oleh swasta, masyarakat dan mitra pembangunan,” tambah Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah ini, 

Khoironurrofik PhD, Wakil Kepala LPEM UI Bidang Pendidikan dan Pelatihan berharap program peningkatan kapasitas berbasis SDGs menjadi suatu bentuk investasi di bidang pendidikan. 
Dengan membangun sumber daya manusia maka pembangunan lainnya akan mengikuti.

“Investasi yang tidak akan pernah rugi adalah investasi di bidang pendidikan sumber daya manusia,” kata Khoironurrofik (rel)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Tanoto Foundation berkolaborasi dengan Sustainable Development Goals (SDGs) HUB dan LPEM FEB Universitas Indonesia menyelesaikan rangkaian Program Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebijakan Pendidikan Berkualitas yang berbasis SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). 

Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang memberikan Sambutan secara online mewakili Kepala Pemerintah daerah se-Indonesia pada acara Gradution Event Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. (Ist/Sumut Pos)

Program yang berjalan sejak Juli hingga November 2021 ini, melahirkan 15 kabupaten/kota sebagai SDGs Champions dalam menyusun peta jalan pendidikan berkualitas yang berkelanjutan di daerahnya masing-masing.

“Program ini diharapkan membantu pemangku kepentingan di daerah dalam menyusun perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan berkualitas yang relevan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelas M. Ari Widowati, Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation ketika membuka graduation event SDGs Champion, Rabu (1/12).

Menurut Ari, para peserta difasilitasi untuk memperdalam pengetahuan perencanaan pembangunan berkelanjutan pada konteks pendidikan melalui rangkaian lokakarya dan mini-project. Mereka juga didampingi menulis dokumen rencana aksi peningkatan kualitas pendidikan untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.

Permasalahan pendidikan masih seragam.

Sementara itu Bupati Kab. Karo, Cory Sriwaty Sebayang, Perwakilan Kepala Daerah wilayah Mitra dalam sambutannya menyampaikan bahwa kemitraan bersama Tanoto Foundation dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menentukan acuan kebijakan Pendidikan di daerah.

“Ada banyak hasil penting yang dicapai program pintar dan menunjukkan dampak positif serta keberhasilan pelaksanaan program tanoto foundation di daerah dan dengan adanya workshop yang telah diikuti para peserta kami berharap bisa di implementasikan di wilayah kerja masing-masing”, jelas Cory.

Cory juga menyampaikan bahwa Hasil dari kegiatan ini dapat menjadi instrumen bagi para Aparatur Sipil Negara (ANS) dan institusi birokrasi di pemerintahan daerah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas perencanaan pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Selama kegiatan lokakarya, peserta telah mengidentifikasi berbagai permasalahan pendidikan di daerahnya masing-masing yang dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi untuk mengatasinya.

Seperti di Kabupaten Karo, menurut Hisyam Siregar perwakilan Bappedda Kabupaten Karo, permasalahan yang dihadapi adalah guru yang berstatus sarjana masih belum memadai.

“Guru-guru seniornya sudah terlalu nyaman dengan status yang ada sehingga enggan meneruskan ke tingkat sarjana. Persentase kepala sekolah yang bersertifikat masih rendah,” tambah Hasyim.

15 SDGs Champions untuk Pendidikan Berkualitas

Kegiatan ini diikuti perwakilan 25 kabupaten dan kota mitra Tanoto Foundation, dan terpilih 15 daerah sebagai SDGs Champions dalam menyusun peta jalan peningkatan kualitas pendidikan. Kabupaten/kota tersebut yaitu Cilacap, Kendal, Banyumas, Semarang, dan Tegal (Jawa Tengah), Karo dan Pematang Siantar (Sumatera Utara), Sarolangun, Tebo, dan Tanjung Jabung Timur (Jambi), Bengkalis, Dumai dan Siak (Riau), serta Kutai Kartanegara dan Balikpapan (Kalimantan Timur).  

Drs. Nyoto Suwignyo, MM, dari Direktorat Jendral Pembangunan Daerah Kemendagri menyampaikan kolaborasi adalah wajib untuk mencapai SDGs. 

“Dinas Pendidikan tidak dapat bekerja sendiri, Kepala Daerah pun harus dibantu oleh swasta, masyarakat dan mitra pembangunan,” tambah Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah ini, 

Khoironurrofik PhD, Wakil Kepala LPEM UI Bidang Pendidikan dan Pelatihan berharap program peningkatan kapasitas berbasis SDGs menjadi suatu bentuk investasi di bidang pendidikan. 
Dengan membangun sumber daya manusia maka pembangunan lainnya akan mengikuti.

“Investasi yang tidak akan pernah rugi adalah investasi di bidang pendidikan sumber daya manusia,” kata Khoironurrofik (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru