SARULLA, SUMUTPOS.CO – Kapasitas listrik di Sumatera Utara bertambah dengan beroperasinya Unit 1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla di Tapanuli Utara sejak 18 Maret. Pada Mei mendatang, kapasitas bertambah lagi dengan mulai beroperasinya unit 2. Masing-masing unit berkapasitas 110 mw.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengklaim, PLTP Sarulla merupakan proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) paling efisien di Indonesia. Metode pembangkitan combine cycle yang digunakan PLTP Sarulla mengalahkan efisiensi PLTP Darajat, PLTP Kamojang, dan PLTP Wayang Windu.
Menurut Jonan, sisa buangan uap panas bumi dapat dimanfaatkan lagi untuk menambah kapasitas energi listrik sehingga nyaris tidak ada uap yang tidak terpakai. ’’Kalau di PLTP lama, misalnya Kamojang, Darajat, Salak, atau Lahendong, itu kan banyak uap panas bumi karena hanya menggunakan metode condensing,’’ jelasnya.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yunus Saefulhak menambahkan, uap sumur yang dimanfaatkan untuk PLTP Sarulla hanya 65 MW, namun dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas terpasang 110 MW.
“Kalau non-combine cycle, uap yang tersedia harus lebih besar (daripada listrik yang dihasilkan, Red). Untuk menghasilkan 110 MW, dibutuhkan uap dari sumur sebesar 130 MW,’’ katanya.
PLTP Sarulla rencananya dikembangkan di dua lokasi. Yakni, Silangkitang (SIL) dengan kapasitas terpasang 1×110 mw (unit 1) dan Namora-I-Langit (NIL) dengan kapasitas terpasang 2×110 mw (unit 2 dan 3).
PLTP Sarulla Unit 1 telah beroperasi (commercial operation date/COD) pada 18 Maret 2017. Unit 2 PLTP Sarulla dijadwalkan COD pada semester kedua tahun ini, sedangkan unit 3 ditargetkan COD pada Mei 2018.