25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sri Mulyani: Riset JPMorgan Bisa Timbulkan Salah Paham

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hasil riset JPMorgan Chase Bank NA berpotensi menimbulkan kesalahpahaman yang bisa mengganggu ekonomi domestik.

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pemerintah telah mengevaluasi hubungan kerja sama dengan seluruh stakeholder, termasuk JP Morgan.

Prinsip yang ditimbang adalah profesionalisme, akuntabilitas, dan kualitas dari keseluruhan hasil kerja sama.

Dia menegaskan bahwa kerja sama juga harus saling menguntungkan.

’’Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama karena menganggap ini akan menguntungkan untuk kita dan partner kita, serta harus dilakukan secara simetris,’’ ujar Sri dalam konferensi pers di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Selasa (2/1) kemarin.

’’Kami menghormati seluruh produk yang dilakukan siapa pun lembaga riset dari sisi akurasi, kredibilitas, dan metodologi assessment-nya. Makin besar namanya, dia makin memiliki tanggung jawab lebih besar dari sisi kualitas dan kemampuan untuk ciptakan confidence,’’ imbuhnya.

Dia menjelaskan, perekonomian suatu negara didorong faktor fundamental dan psikologis.

’’Yang punya nama besar (JPMorgan) memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan psikologis positif, bukan yang misleading,’’ jelas dia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hasil riset JPMorgan Chase Bank NA berpotensi menimbulkan kesalahpahaman yang bisa mengganggu ekonomi domestik.

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pemerintah telah mengevaluasi hubungan kerja sama dengan seluruh stakeholder, termasuk JP Morgan.

Prinsip yang ditimbang adalah profesionalisme, akuntabilitas, dan kualitas dari keseluruhan hasil kerja sama.

Dia menegaskan bahwa kerja sama juga harus saling menguntungkan.

’’Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama karena menganggap ini akan menguntungkan untuk kita dan partner kita, serta harus dilakukan secara simetris,’’ ujar Sri dalam konferensi pers di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Selasa (2/1) kemarin.

’’Kami menghormati seluruh produk yang dilakukan siapa pun lembaga riset dari sisi akurasi, kredibilitas, dan metodologi assessment-nya. Makin besar namanya, dia makin memiliki tanggung jawab lebih besar dari sisi kualitas dan kemampuan untuk ciptakan confidence,’’ imbuhnya.

Dia menjelaskan, perekonomian suatu negara didorong faktor fundamental dan psikologis.

’’Yang punya nama besar (JPMorgan) memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan psikologis positif, bukan yang misleading,’’ jelas dia.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/