MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumatera Utara (Sumut) menjamin stok beras di wilayah Sumut bakal aman hingga 4 bulan ke depan.
Menurut Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Imran Rasidy Abdullah melalui Humas, Rudi Adlyn Damanik, stok beras yang ada di Bulog saat ini mencapai sekitar 50 ribuan ton. Jumlah stok tersebut terdiri dari beras PSO 42 ribuan ton dan beras komersil 8 ribuan ton.
“Stok beras kita cukup untuk empat bulan ke depan. Dengan kata lain, stok beras dalam posisi aman,” ujar Rudi Adlyn yang dihubungi, kemarin.
Disebutkannya, stok beras saat ini disuplai dari beberapa daerah lain di luar Sumut. Di antaranya, Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Lampung. Meski begitu, lanjut dia, pihaknya berupaya menyuplai beras dari lokal yang diserap melalui petani di daerah.
“Penyerapan beras petani lokal ditargetkan 2.500 ton dan bahkan sebanyak-banyaknya,” ucap Rudi.
Ia menuturkan, dengan kondisi tersebut di mana pemenuhan kebutuhan beras cukup untuk masyarakat, maka pihaknya siap menetralisir harga komoditi itu seandainya naik di pasaran. Untuk itu, diharapkan tidak ada kenaikan dan mudah-mudahan harganya tetap stabil.
Harga Stabil
Sementara, Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengungkapkan, harga beras sejauh ini masih cenderung stabil atau tidak mengalami pergerseran harga. Diutarakannya, untuk harga beras kualitas rendah masih dijual dikisaran Rp9.000 hingga Rp10.000 per kg-nya. Sedangkan, untuk harga beras kualitas medium dijual Rp11.000 hingga Rp11.500 per kg, dan untuk harga beras premium dijual Rp12.000 sampai Rp12.500 per kg.
“Tidak banyak mengalami perubahan. Kenaikan pada harga beras terjadi sekitar 5 bulan yang lalu. Namun angka kenaikannya juga tidak begitu besar. Jadi, pada intinya saat ini harga beras masih bertahan sejak akhir tahun,” ujar Gunawan.
Dia menilai, tidak ada kecenderungan bahwa harga beras akan naik dalam waktu dekat ini. Oleh karenanya, harga beras diperkirakan akan tetap stabil. Bahkan, dengan kecenderungan turun nantinya.
“Menjelang bulan Maret-April akan datang musim panen, dan stok gabah berpeluang naik. Makanya, saya pikir harga beras akan berpeluang turun. Sementara itu dari sisi konsumsi bulan-bulan tersebut cukup rendah,” cetus Gunawan yang juga praktisi ekonomi dari Universitas ISlam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) ini.
Dia menambahkan, dengan tidak adanya potensi kenaikan harga, pemerintah sebaiknya melakukan upaya menyimpan stok untuk menghadapi bulan ramadhan yang akan datang. Dengan begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait dengan harga beras ke depannya. (ris/ram)