32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Adil dan Tanpa Riba

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh Nazaruddin A. Wahid mengatakan, sistem ekonomi syariah semakin diminati masyarakat.

Menurut dia, ketertarikan masyarakat Aceh terhadap ekonomi Islam karena sistem tersebut bisa dirasakan kaum muslim dan nonmuslim.

Nazaruddin menilai, sistem yang ditawarkan sangat menyentuh kesadaran budaya umat sekarang untuk menjalankan ekonomi syariah.

Sistem riba, lanjutnya, dapat merugikan bagi masyarakat yang berekonomi lemah karena terus dizalimi oleh pemilik modal yang kuat.

“Sekarang kita juga senang melihat banyak yang sistem konvensional kini beralih ke syariah,” jelasnya, Senin (6/3).

Dia mengatakan, ekonomi Islam dikagumi orang-orang Aceh karena aturannya sudah ada pada UUPA nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.

“Ekonomi syariah dilaksanakan harus sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan keadilan,” harap Nazaruddin.

Dalam ekonomi Islam, sambungnya, diatur bagaimana masyarakat bisa menabung di bank yang sistemnya syariah.

Namun, pelaksanaan sistem ekonomi syariah masih membutuhkan sosialisasi yang masif.

Selain itu, sistem yang dibangun dengan ekonomi syariah, salah satunya, adanya bagi hasil dengan pemilik modal.

“Bila laba sama-sama dan kalau rugi juga sama-sama tidak sepihak,” pungkasnya. (jpnn/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh Nazaruddin A. Wahid mengatakan, sistem ekonomi syariah semakin diminati masyarakat.

Menurut dia, ketertarikan masyarakat Aceh terhadap ekonomi Islam karena sistem tersebut bisa dirasakan kaum muslim dan nonmuslim.

Nazaruddin menilai, sistem yang ditawarkan sangat menyentuh kesadaran budaya umat sekarang untuk menjalankan ekonomi syariah.

Sistem riba, lanjutnya, dapat merugikan bagi masyarakat yang berekonomi lemah karena terus dizalimi oleh pemilik modal yang kuat.

“Sekarang kita juga senang melihat banyak yang sistem konvensional kini beralih ke syariah,” jelasnya, Senin (6/3).

Dia mengatakan, ekonomi Islam dikagumi orang-orang Aceh karena aturannya sudah ada pada UUPA nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.

“Ekonomi syariah dilaksanakan harus sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan keadilan,” harap Nazaruddin.

Dalam ekonomi Islam, sambungnya, diatur bagaimana masyarakat bisa menabung di bank yang sistemnya syariah.

Namun, pelaksanaan sistem ekonomi syariah masih membutuhkan sosialisasi yang masif.

Selain itu, sistem yang dibangun dengan ekonomi syariah, salah satunya, adanya bagi hasil dengan pemilik modal.

“Bila laba sama-sama dan kalau rugi juga sama-sama tidak sepihak,” pungkasnya. (jpnn/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/