31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Listrik Padam Lagi, PLN Klaim Gardu Rusak

Gardu listrik-ilustrasi.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO Pemadaman listrik yang terjadi pada Selasa (4/7) lalu, mengganggu sistem pelayanan arus balik lewat jalur laut di terminal Bandar Deli Belawan. Bahkan, sejumlah bayi menjerit kegerahan akibat pemadaman itu. PT PLN pun kembali berdalih, pemadaman listrik saat itu disebabkan adanya kerusakan pada jaringan gardu induk di Belawan.

Plt Deputi Menejer Humas PLN Pembangkit Sumbagut, Rudi Artono mengatakan, akibat dari rusaknya jaringan tersebut, membuat trip gardu penghubung di wilayah Belawan mengalami terputus, hingga memicu pada terjadi padamnya aliran listrik. “Ada gangguan jaringan, ini yang menyebabkan trip pada gardu penghubung terganggu,” kata Rudi, Rabu (5/7).

Kerusakan sistem jaringan gardu pengatur dan pengolah daya listrik itu, sebut dia, biasanya dikarenakan adanya ranting pohon menyentuh kabel penghubung gardu listrik. “Penyebab gangguan ada pohon yang menyentuh jaringan. Tapi sekarang sudah normal kembali,” ucapnya.

Juru bicara PLN ini membantah jika penyebab masih terjadinya pemadaman bergilir di Kota Medan hingga kini, diakibatkan kapal pembangkit listrik yang belum beroperasi secara maksimal. “Sudah beroperasi maksimal, daya listrik dari kapal Onur Sultan yang masuk ke sistem kelistrikan PLN sudah 240 MW (Megawatt),” terangnya.

Sebelumnya, puncak arus balik kapal laut KM Kelud terganggu oleh pemadaman listrik. Sebanyak 3.114 penumpang termasuk bayi dan anak-anak berjejalan kepanasan di ruang tunggu terminal Bandar Deli Belawan. Dirut PT Pelindo I, Bambang Eka Cahyana yang melakukan pemantauan sempat berang setelah mengetahui tangisan bayi serta pelayanan chek ini terjadi gangguan.

Sedangkan pengamat kelistrikan Sumatera Utara Ir Parlaungan Simangunsong menegaskan, tidak ada bisa menjamin listrik Sumatera Utara tidak padam. Meskipun daya sudah mencukupi, tapi pemadaman bisa terjadi akibat faktor teknis dan non teknis.

“Secara umum, intensitas pemadaman listrik di Sumut sebenarnya sudah sangat berkurang, karena daya kita sudah surplus. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, tidak ada yang bisa menjamin listrik Sumut tidak padam. Sebab, banyak faktor yang menyebabkan listrik padam,” ujar Parlaungan kepada Sumut Pos, Rabu (5/7).

Dijelaskan, listrik padam bisa diakibatkan gangguan teknis, seperti gardu rusak dan trafo meledak. “Walaupun pembangkit di hulu sudah bagus, bisa saja di hilir rusak. Apalagi jaringan listrik kita sudah cukup lama,” sebut Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Sumatera Utara itu.

Selain itu, pemadaman bisa diakibatkan faktor non teknis, seperti gangguan alam. “Terkadang, jaringan bagus juga tidak membuat kita aman dari pemadaman. Bisa saja gangguan alam seperti pohon tumbang membuat kabel putus, sehingga terpaksa terjadi pemadaman,” ungkap Anggota DPRD Kota Medan tersebut.

Untuk menghindari semua gangguan tersebut, Parlaungan menyebutkan PLN harus membangun jaringan di bawah tanah. Namun hal itu membutuhkan dana cukup besar. Bahkan tiga kali dari membangun jaringan listrik di udara.

“Di kota-kota besar luar negeri, mereka sudah membangun jaringan listrik di bawah tanah. Itu dilakukan untuk menghindari bencana dan memperindah kota, tapi membutuhkan biaya besar. Kita masih jauh untuk itu,” pungkasnya. (rul/prn/adz)

Gardu listrik-ilustrasi.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO Pemadaman listrik yang terjadi pada Selasa (4/7) lalu, mengganggu sistem pelayanan arus balik lewat jalur laut di terminal Bandar Deli Belawan. Bahkan, sejumlah bayi menjerit kegerahan akibat pemadaman itu. PT PLN pun kembali berdalih, pemadaman listrik saat itu disebabkan adanya kerusakan pada jaringan gardu induk di Belawan.

Plt Deputi Menejer Humas PLN Pembangkit Sumbagut, Rudi Artono mengatakan, akibat dari rusaknya jaringan tersebut, membuat trip gardu penghubung di wilayah Belawan mengalami terputus, hingga memicu pada terjadi padamnya aliran listrik. “Ada gangguan jaringan, ini yang menyebabkan trip pada gardu penghubung terganggu,” kata Rudi, Rabu (5/7).

Kerusakan sistem jaringan gardu pengatur dan pengolah daya listrik itu, sebut dia, biasanya dikarenakan adanya ranting pohon menyentuh kabel penghubung gardu listrik. “Penyebab gangguan ada pohon yang menyentuh jaringan. Tapi sekarang sudah normal kembali,” ucapnya.

Juru bicara PLN ini membantah jika penyebab masih terjadinya pemadaman bergilir di Kota Medan hingga kini, diakibatkan kapal pembangkit listrik yang belum beroperasi secara maksimal. “Sudah beroperasi maksimal, daya listrik dari kapal Onur Sultan yang masuk ke sistem kelistrikan PLN sudah 240 MW (Megawatt),” terangnya.

Sebelumnya, puncak arus balik kapal laut KM Kelud terganggu oleh pemadaman listrik. Sebanyak 3.114 penumpang termasuk bayi dan anak-anak berjejalan kepanasan di ruang tunggu terminal Bandar Deli Belawan. Dirut PT Pelindo I, Bambang Eka Cahyana yang melakukan pemantauan sempat berang setelah mengetahui tangisan bayi serta pelayanan chek ini terjadi gangguan.

Sedangkan pengamat kelistrikan Sumatera Utara Ir Parlaungan Simangunsong menegaskan, tidak ada bisa menjamin listrik Sumatera Utara tidak padam. Meskipun daya sudah mencukupi, tapi pemadaman bisa terjadi akibat faktor teknis dan non teknis.

“Secara umum, intensitas pemadaman listrik di Sumut sebenarnya sudah sangat berkurang, karena daya kita sudah surplus. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, tidak ada yang bisa menjamin listrik Sumut tidak padam. Sebab, banyak faktor yang menyebabkan listrik padam,” ujar Parlaungan kepada Sumut Pos, Rabu (5/7).

Dijelaskan, listrik padam bisa diakibatkan gangguan teknis, seperti gardu rusak dan trafo meledak. “Walaupun pembangkit di hulu sudah bagus, bisa saja di hilir rusak. Apalagi jaringan listrik kita sudah cukup lama,” sebut Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Sumatera Utara itu.

Selain itu, pemadaman bisa diakibatkan faktor non teknis, seperti gangguan alam. “Terkadang, jaringan bagus juga tidak membuat kita aman dari pemadaman. Bisa saja gangguan alam seperti pohon tumbang membuat kabel putus, sehingga terpaksa terjadi pemadaman,” ungkap Anggota DPRD Kota Medan tersebut.

Untuk menghindari semua gangguan tersebut, Parlaungan menyebutkan PLN harus membangun jaringan di bawah tanah. Namun hal itu membutuhkan dana cukup besar. Bahkan tiga kali dari membangun jaringan listrik di udara.

“Di kota-kota besar luar negeri, mereka sudah membangun jaringan listrik di bawah tanah. Itu dilakukan untuk menghindari bencana dan memperindah kota, tapi membutuhkan biaya besar. Kita masih jauh untuk itu,” pungkasnya. (rul/prn/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/