26 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

September, Tol Medan-Tebing Beroperasi

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis juga mengatakan, pengerjaan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,72 kilometer tersebut kembali dikebut. Konstruksi ruas jalan yang menjadi bagian dari jaringan Tol Trans-Sumatera ini telah mencapai 79,8 persen.

“Kami akan mulai mempercepat pengerjaan ruas tol darurat, kami genjot lagi untuk mendukung mudik Lebaran 2018 sehingga pelayanannya bisa lebih baik lagi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya.

Untuk meningkatkan kelayakan investasi, pemerintah memberikan dukungan pembiayaan pembangunan tol tersebut. Dukungan itu berupa pembangunan sebagian konstruksi jalan tol pada Seksi 1 Simpang Tanjung Morawa-Simpang Perbarakan (7,5 Km) dan Seksi 2 Simpang Perbarakan – Kualanamu (7,05 kilometer) dengan dana APBN Rp1,4 triliun.

Progres konstruksi yang menjadi porsi Pemerintah tersebut kini sudah 77,03 persen, sementara untuk pengadaan lahannya sudah 99,06 persen. Sementara itu PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), mengerjakan konstruksi Seksi 1A Tanjung Morawa (3,5 kilometer), Seksi 3 Sp. Perbarakan-Sp. Lubuk Pakam (4,85 kilometer), dan Seksi 4A dan Seksi 4B Sp. Lubuk Pakam-Sp. Perbaungan (12,83 kilometer).

Mereka juga mengerjakan Seksi 5 Simpang Perbaungan-Teluk Mengkudu (9,58 kilometer), Seksi 6 Teluk Mengkudu-Sei Rampah (7,79 kilometer) dan Seksi 7 Sei. Rampah-Tebing Tinggi (8,87 kilometer). Progres untuk Seksi 3-6 semuanya sudah di atas 86 persen, sedangkan Seksi 1A 12 persen, dan Seksi 7 masih dalam proses pengadaan lahan.

“Ditargetkan pada Desember 2017, sebagian ruas tol ini yakni Seksi 1-6 sepanjang 49,6 bisa selesai. Sisanya sepanjang 12,12 kilometer yakni Seksi 1A dan Seksi 7 dapat selesai tahun 2018,” lanjut Basuki.

Bila proses konstruksi telah rampung, jalan tol ini mampu memangkas waktu tempuh dari Kota Medan ke Bandara Kualanamu dan sebaliknya menjadi sekitar 30 menit, dari normalnya satu jam.  Selain itu, perjalanan masyarakat dari Kota Medan  ke Tebing Tinggi juga akan lebih cepat menjadi satu jam, dari pada saat ini sekitar 2,5-3 jam.

Keberadaan jalan tol ini juga dapat mempercepat akses menuju Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba yang akan dikembangkan menjadi satu dari 10 Bali baru, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Akses menuju Danau Toba akan semakin lancar karena Tol MKTT nantinya tersambung dengan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 143,25 kilometer yang pembangunannya menggunakan skema penugasan Pemerintah  kepada PT Hutama Karya (persero).

Selanjutnya PT Hutama Karya (persero) bersama PT Jasa Marga (persero) Tbk dan anak perusahaan PT Waskita Karya (persero) Tbk, yaitu PT Waskita Toll Road membentuk BUJT yakni PT Hutama Marga Waksita dan ditargetkan beroperasi pada 2020 dengan masa konsesi selama 40 tahun.

Seperti Tol MKTT, pemerintah juga memberikan dukungan sebagian kontruksi tol ini sepanjang 50 kilometer. Pengadaan tanahnya diharapkan dapat lebih cepat menggunakan skema dana talangan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dimana MoU nya telah ditandatangani pada Juni 2017 lalu. (dvs/adz)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis juga mengatakan, pengerjaan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,72 kilometer tersebut kembali dikebut. Konstruksi ruas jalan yang menjadi bagian dari jaringan Tol Trans-Sumatera ini telah mencapai 79,8 persen.

“Kami akan mulai mempercepat pengerjaan ruas tol darurat, kami genjot lagi untuk mendukung mudik Lebaran 2018 sehingga pelayanannya bisa lebih baik lagi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya.

Untuk meningkatkan kelayakan investasi, pemerintah memberikan dukungan pembiayaan pembangunan tol tersebut. Dukungan itu berupa pembangunan sebagian konstruksi jalan tol pada Seksi 1 Simpang Tanjung Morawa-Simpang Perbarakan (7,5 Km) dan Seksi 2 Simpang Perbarakan – Kualanamu (7,05 kilometer) dengan dana APBN Rp1,4 triliun.

Progres konstruksi yang menjadi porsi Pemerintah tersebut kini sudah 77,03 persen, sementara untuk pengadaan lahannya sudah 99,06 persen. Sementara itu PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), mengerjakan konstruksi Seksi 1A Tanjung Morawa (3,5 kilometer), Seksi 3 Sp. Perbarakan-Sp. Lubuk Pakam (4,85 kilometer), dan Seksi 4A dan Seksi 4B Sp. Lubuk Pakam-Sp. Perbaungan (12,83 kilometer).

Mereka juga mengerjakan Seksi 5 Simpang Perbaungan-Teluk Mengkudu (9,58 kilometer), Seksi 6 Teluk Mengkudu-Sei Rampah (7,79 kilometer) dan Seksi 7 Sei. Rampah-Tebing Tinggi (8,87 kilometer). Progres untuk Seksi 3-6 semuanya sudah di atas 86 persen, sedangkan Seksi 1A 12 persen, dan Seksi 7 masih dalam proses pengadaan lahan.

“Ditargetkan pada Desember 2017, sebagian ruas tol ini yakni Seksi 1-6 sepanjang 49,6 bisa selesai. Sisanya sepanjang 12,12 kilometer yakni Seksi 1A dan Seksi 7 dapat selesai tahun 2018,” lanjut Basuki.

Bila proses konstruksi telah rampung, jalan tol ini mampu memangkas waktu tempuh dari Kota Medan ke Bandara Kualanamu dan sebaliknya menjadi sekitar 30 menit, dari normalnya satu jam.  Selain itu, perjalanan masyarakat dari Kota Medan  ke Tebing Tinggi juga akan lebih cepat menjadi satu jam, dari pada saat ini sekitar 2,5-3 jam.

Keberadaan jalan tol ini juga dapat mempercepat akses menuju Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba yang akan dikembangkan menjadi satu dari 10 Bali baru, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Akses menuju Danau Toba akan semakin lancar karena Tol MKTT nantinya tersambung dengan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 143,25 kilometer yang pembangunannya menggunakan skema penugasan Pemerintah  kepada PT Hutama Karya (persero).

Selanjutnya PT Hutama Karya (persero) bersama PT Jasa Marga (persero) Tbk dan anak perusahaan PT Waskita Karya (persero) Tbk, yaitu PT Waskita Toll Road membentuk BUJT yakni PT Hutama Marga Waksita dan ditargetkan beroperasi pada 2020 dengan masa konsesi selama 40 tahun.

Seperti Tol MKTT, pemerintah juga memberikan dukungan sebagian kontruksi tol ini sepanjang 50 kilometer. Pengadaan tanahnya diharapkan dapat lebih cepat menggunakan skema dana talangan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dimana MoU nya telah ditandatangani pada Juni 2017 lalu. (dvs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru