27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Indonesia di Gerbang Kelangkaan Obat

Dolar-Ilustrasi
Dolar-Ilustrasi

Jakarta, SUMUTPOS.CO- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) turut jadi perhatian Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek.

Pasalnya, pengokohan mata uang USD itu akan berpengaruh besar pada harga obat dalam negeri. Tidak itu saja, Indonesia pun bisa menghadpi kelangkaan obat.

Dia mengatakan, ada kewaspadaan tersendiri soal melemahnya nilai tukar rupiah pada mata uang USD ini. Sebab, kondisi terus menguatnya dolar akan mempengaruhi harga jual bahan baku obat. sehingga, harga bahan baku obat akan otomatis ikut melambung bila dolar terus menguat. Apalagi, hingga saat ini sebagian besar bahan baku obat yang diproduksi di Indonesia masih harus didatangkan dari luar negeri. Transaksi tersebut pun mengharuskan menggunakan mata uang USD dalam pembayarannya.

“Semalam saya lihat berita, dolar sudah menembus angka Rp13.500. Jadi kita harus waspada pada kemungkinan kenaikan harga obat. Karena, bahan bakunya kan impor lalu harga bahan bakunya naik,” ungkapnya di Jakarta, kemarin (5/8).

Kewaspadaan itu, menurutya, bukan tanpa alasan. Dia mengatakan, kondisi melemahnya rupiah pada dolar Amerika ini mirip dengan krisis moneter tahun 1998. Kala itu, lemahnya nilai tukar rupiah membuat harga jual obat menjadi sangat mahal. Akibatnya, kelangkaan obat pun tidak dapat dihindari.

Karenanya, untuk mengantisipasi hal itu, Nila akan segera melakukan beberapa langkah. Salah satunya, melakukan koordinasi dengan Menteri koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ia akan meminta penjelasan dan masukan untuk mencegah kenaikan nilai tukar dolar  berpengaruh nyata pada harga obat. Sebab, dikhawatirkan kejadian hilangnya sebagian obat dari pasaran seperti krisis moneter dapat kembli terulang. “Tentunya kita akan berupaya agar naiknya dolar tidak sampai mengakibatkan kelangkaan obat. Kita tentunya tidak ingin kejadian krismon berulang,” tutur ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) itu.

Meski tengah siaga penuh, Istri Mantan Menteri Kesehatan Farid Moeloek ini memastikan jika harga obat di pasaran masih normal. Dari pantauan pihaknya di lapangan, belum ada kenaikan harga obat untuk jenis apapun. OLeh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang. (mia/jpnn/rbb)

Dolar-Ilustrasi
Dolar-Ilustrasi

Jakarta, SUMUTPOS.CO- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) turut jadi perhatian Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek.

Pasalnya, pengokohan mata uang USD itu akan berpengaruh besar pada harga obat dalam negeri. Tidak itu saja, Indonesia pun bisa menghadpi kelangkaan obat.

Dia mengatakan, ada kewaspadaan tersendiri soal melemahnya nilai tukar rupiah pada mata uang USD ini. Sebab, kondisi terus menguatnya dolar akan mempengaruhi harga jual bahan baku obat. sehingga, harga bahan baku obat akan otomatis ikut melambung bila dolar terus menguat. Apalagi, hingga saat ini sebagian besar bahan baku obat yang diproduksi di Indonesia masih harus didatangkan dari luar negeri. Transaksi tersebut pun mengharuskan menggunakan mata uang USD dalam pembayarannya.

“Semalam saya lihat berita, dolar sudah menembus angka Rp13.500. Jadi kita harus waspada pada kemungkinan kenaikan harga obat. Karena, bahan bakunya kan impor lalu harga bahan bakunya naik,” ungkapnya di Jakarta, kemarin (5/8).

Kewaspadaan itu, menurutya, bukan tanpa alasan. Dia mengatakan, kondisi melemahnya rupiah pada dolar Amerika ini mirip dengan krisis moneter tahun 1998. Kala itu, lemahnya nilai tukar rupiah membuat harga jual obat menjadi sangat mahal. Akibatnya, kelangkaan obat pun tidak dapat dihindari.

Karenanya, untuk mengantisipasi hal itu, Nila akan segera melakukan beberapa langkah. Salah satunya, melakukan koordinasi dengan Menteri koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ia akan meminta penjelasan dan masukan untuk mencegah kenaikan nilai tukar dolar  berpengaruh nyata pada harga obat. Sebab, dikhawatirkan kejadian hilangnya sebagian obat dari pasaran seperti krisis moneter dapat kembli terulang. “Tentunya kita akan berupaya agar naiknya dolar tidak sampai mengakibatkan kelangkaan obat. Kita tentunya tidak ingin kejadian krismon berulang,” tutur ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) itu.

Meski tengah siaga penuh, Istri Mantan Menteri Kesehatan Farid Moeloek ini memastikan jika harga obat di pasaran masih normal. Dari pantauan pihaknya di lapangan, belum ada kenaikan harga obat untuk jenis apapun. OLeh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang. (mia/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/