30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

PLN Klaim Sumut Surplus Listrik

AMINOER RASYID/SUMUT POS MATI LISTRIK: Kendaraan bermotor berjalan merayap di saat mati listrik beberapa waktu lalu.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
MATI LISTRIK: Kendaraan bermotor berjalan merayap di saat mati listrik beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kitsu mengklaim Sumatera Utara (Sumut) saat ini mendapatkan surplus atau kelebihan pasokan energi listrik. Hal itu muncul setelah Menteri BUMN Rini Sumarno menjanjikan akan ada pasokan daya sebesar 220 MW dari PT Inalum guna mengatasi krisis listrik yang terjadi.

“Menteri BUMN Rini Sumarno mengambil kebijakan terkait krisis energi, kemudian tiba-tiba PLN bilang surplus 10 MW. PLN jangan jadi pahlawan kesiangan. Ini kebijakan Jokowi melalui Menteri BUMN,” kata anggota Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD Sumut, Sopar Siburian, Rabu (5/11).

Kebijakan Menteri BUMN tersebut disampaikan Sopar setelah mendapat penjelasan dari pihak PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) I, Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (Kitsbu), Pembangunan Jaringan, dan PLN Wilayah Sumut, dalam gelaran rapat dengar pendapat (RDP).

Pada rapat itu disampaikan, produksi listrik saat ini mencapai 1.700 MW dan beban puncak untuk daerah Sumut – Aceh sebesar 1.690 MW, sehingga surplus sebesar 10 MW. Namun antara keterangan yang disampaikan pihak PLN tersebut dengan kondisi krisis energi listrik di Sumut yang berkepanjangan, justru menjadi pertanyaan besar.

Menurutnya sumber daya manusia (SDM) yang ada di perusahaan berplat merah itu belum mampu mengatasi krisis listrik di Sumut. Pihak PLN yang dianggap kinerjanya masih rendah di seluruh level, juga dinilai bekerja tanpa melaksanakan program dan komitmen secara konsisten, sehingga krisis listrik di Sumut sejak 7 tahun lalu tidak kunjung tuntas.

Sebagaimana diketahui saat Presiden RI Jokowi mengunjungi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, juga mendapat laporan dimana, Sumut saat ini masih mengalami krisis listrik. Dalam mengatasi hal tersebut, Jokowi meminta agar dilakukan upaya sebagai jalan keluar, dimana PT Inalum memasok energi listrik sebesar 220 MW.

“Jalan keluarnya dari Jokowi kan simple, memerintahkan menteri BUMN dan kemudian memerintahkan Direksi PT Inalum, supaya listrik dialihkan untuk kebutuhan Sumut sebesar 220 MW, dari 90 MW menjadi 220 MW. Dengan masuknya 220 MW itu sudah terpenuhi kebutuhan listrik di Sumut, meskipun tidak surplus,” katanya.

Tetapi saat solusi yang disampaikan pemerintah pusat untuk mengatasi krisis listrik dan dilaksanakan pada Desember mendatang, tiba-tiba saja muncul pernyataan pihak PLN yang mengatakan pasokan listrik mengalami surplus dan masih mampu memenuhi kebutuhan listrik di Sumut. Alasannya adalah pengoperasian PLTU Pangkalan Susu.

“Ini (kondisi surplus ini, red) tidak pernah diungkapkan, kenapa sekarang baru diungkapkan. Ada apa sebetulnya?” sebutnya.

Menurutnya yang perlu dipertanyakan, apakah defisit listrik yang terjadi selama ini dikarenakan adanya pengalihan energi ke daerah lain di luar Sumut. Tidak tertutup kemungkinan pengalihan tersebut terjadi karena pemilik ja-ringan interkoneksi ada di pihak PLN.

Sopar menganggap pernyataan PLN yang  mengaku mampu mengatasi krisi listrik di Sumut setelah Presiden “blusukan” bertujuan agar pejabat PLN saat ini dianggap masih mampu sehingga jabatanya tidak digeser.

Sebeumnya, General Manager PT PLN Kitsbu Bernadus Sudarmanto dalam RDP tersebut  menyatakan pihaknya telah mampu mencapai surplus energi listrik. Namun tidak menjamin pemadaman tidak terjadi, karena gangguan alam dan faktor lainya. (bal/ila)

AMINOER RASYID/SUMUT POS MATI LISTRIK: Kendaraan bermotor berjalan merayap di saat mati listrik beberapa waktu lalu.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
MATI LISTRIK: Kendaraan bermotor berjalan merayap di saat mati listrik beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kitsu mengklaim Sumatera Utara (Sumut) saat ini mendapatkan surplus atau kelebihan pasokan energi listrik. Hal itu muncul setelah Menteri BUMN Rini Sumarno menjanjikan akan ada pasokan daya sebesar 220 MW dari PT Inalum guna mengatasi krisis listrik yang terjadi.

“Menteri BUMN Rini Sumarno mengambil kebijakan terkait krisis energi, kemudian tiba-tiba PLN bilang surplus 10 MW. PLN jangan jadi pahlawan kesiangan. Ini kebijakan Jokowi melalui Menteri BUMN,” kata anggota Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD Sumut, Sopar Siburian, Rabu (5/11).

Kebijakan Menteri BUMN tersebut disampaikan Sopar setelah mendapat penjelasan dari pihak PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) I, Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (Kitsbu), Pembangunan Jaringan, dan PLN Wilayah Sumut, dalam gelaran rapat dengar pendapat (RDP).

Pada rapat itu disampaikan, produksi listrik saat ini mencapai 1.700 MW dan beban puncak untuk daerah Sumut – Aceh sebesar 1.690 MW, sehingga surplus sebesar 10 MW. Namun antara keterangan yang disampaikan pihak PLN tersebut dengan kondisi krisis energi listrik di Sumut yang berkepanjangan, justru menjadi pertanyaan besar.

Menurutnya sumber daya manusia (SDM) yang ada di perusahaan berplat merah itu belum mampu mengatasi krisis listrik di Sumut. Pihak PLN yang dianggap kinerjanya masih rendah di seluruh level, juga dinilai bekerja tanpa melaksanakan program dan komitmen secara konsisten, sehingga krisis listrik di Sumut sejak 7 tahun lalu tidak kunjung tuntas.

Sebagaimana diketahui saat Presiden RI Jokowi mengunjungi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, juga mendapat laporan dimana, Sumut saat ini masih mengalami krisis listrik. Dalam mengatasi hal tersebut, Jokowi meminta agar dilakukan upaya sebagai jalan keluar, dimana PT Inalum memasok energi listrik sebesar 220 MW.

“Jalan keluarnya dari Jokowi kan simple, memerintahkan menteri BUMN dan kemudian memerintahkan Direksi PT Inalum, supaya listrik dialihkan untuk kebutuhan Sumut sebesar 220 MW, dari 90 MW menjadi 220 MW. Dengan masuknya 220 MW itu sudah terpenuhi kebutuhan listrik di Sumut, meskipun tidak surplus,” katanya.

Tetapi saat solusi yang disampaikan pemerintah pusat untuk mengatasi krisis listrik dan dilaksanakan pada Desember mendatang, tiba-tiba saja muncul pernyataan pihak PLN yang mengatakan pasokan listrik mengalami surplus dan masih mampu memenuhi kebutuhan listrik di Sumut. Alasannya adalah pengoperasian PLTU Pangkalan Susu.

“Ini (kondisi surplus ini, red) tidak pernah diungkapkan, kenapa sekarang baru diungkapkan. Ada apa sebetulnya?” sebutnya.

Menurutnya yang perlu dipertanyakan, apakah defisit listrik yang terjadi selama ini dikarenakan adanya pengalihan energi ke daerah lain di luar Sumut. Tidak tertutup kemungkinan pengalihan tersebut terjadi karena pemilik ja-ringan interkoneksi ada di pihak PLN.

Sopar menganggap pernyataan PLN yang  mengaku mampu mengatasi krisi listrik di Sumut setelah Presiden “blusukan” bertujuan agar pejabat PLN saat ini dianggap masih mampu sehingga jabatanya tidak digeser.

Sebeumnya, General Manager PT PLN Kitsbu Bernadus Sudarmanto dalam RDP tersebut  menyatakan pihaknya telah mampu mencapai surplus energi listrik. Namun tidak menjamin pemadaman tidak terjadi, karena gangguan alam dan faktor lainya. (bal/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/