25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Di Hadapan Gubernur se-Indonesia, Gubsu Beberkan Keberhasilan Sumut Kendalikan Inflasi

SUMUTPOS.CO – Kementerian Dalam Negeri memberikan apresiasi kepada 3 daerah (Pemda) untuk Best Paractice Pengendalian Inflasi yaitu Provinsi Sumut, Kota Tarakan dan Kabupaten Tabalong.

Gubernur Edy dihadapan Gubernur dan Bupati/Wali Kota se-Indonesia memaparkan kiat-kiat menjaga inflasi di tengah perekonomian global yang sedang sulit. Pemaparan itu, disampaikan oleh mantan Pangkostrad itu, Best Paractice Pengendalian Inflasi melalui zoom ke Kepala Daerah se-Indonesia, yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri secara virtual di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Senin (5/12) pagi.

Dalam pemaparannya, Gubernur Edy menjelaskan kuncinya mengendalikan inflasi itu, adalah pentingnya memahami suatu daerah secara komperhensif, komunikasi yang baik antar-Pemda dan melibatkan Forkopimda.

Selain itu, mantan Ketua Umum PSSI itu, mengatakan bahwa pemantauan harga dan ketersediaan barang juga harus dilakukan terus menerus, agar bisa mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

“Penyebabnya klasik, beras, cabai merah, bawang putih, transportasi, bensin, jadi mana yang masuk kategori rawan kita lakukan intervensi dan itu butuh komunikasi kuat antar-Pemda dan Forkopimda,” sebut Gubernur Edy.

Inflasi Sumut pada November tercatat sebesar 5,03% (yoy) dengan deflasi 0,13, sedangkan untuk tahun kalender (November 2022 terhadap Desember 2021) 4,55%. Harga pangan dinilai paling berpengaruh pada inflasi Sumut dan harga yang sangat fluktuatif.

“Ada 11 komoditas punya andil pada inflasi kita, tetapi yang paling signifikan cabai merah 44,24%, bawang merah 24,34%, dan cabai rawit 31,2% karena itu perlu dipantau setiap hari,” jelas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait melalui telepon mengatakan, per November 2022, angka inflasi di Sumut sebesar 5,03%.

“Mendagri menilai Gubernur Edy Rahmayadi berhasil mengendalikan inflasi yang dihadiri semua Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia, memang inflasi ini terus menjadi atensi Pak Gubernur,” kata Naslindo, Senin (5/12).

Adapun berbagai program yang telah dilakukan dalam mengendalikan inflasi. Di antaranya penguatan sisi produksi dengan pemberian berbagai macam bibit tanaman kepada petani. Selain memberikan bibit, Edy Rahmayadi juga mendorong gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.

Selanjutnya, penguatan ketersediaan barang dan jangkauan harga dengan melakukan operasi pasar. Penguatan sarana dan prasarana produksi. Kemudian mendorong Kerjasama Antar Daerah (KAD).

Sudah ada 15 kabupaten/kota Sumut yang melakukan KAD. Selain itu telah ada kabupaten dan kota yang melakukan KAD dengan daerah di provinsi lain.

Diantaranya Tapanuli Utara dengan Kota Batam, Simalungun dengan Bangka Belitung dan DKI Jakarta, hingga PT Dhirga Surya dengan Food Station DKI Jakarta.

Serta memperkuat sinergi dan penguatan program jangka panjang. Untuk penguatan program jangka panjang, Pemprov mencanangkan pembangunan kawasan pertanian terpadu.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Keuangan juga mengapresiasi Sumut sebagai 10 besar provinsi terbaik dalam mengendalikan inflasi. Prestasi tersebut diraih di tengah kenaikan harga BBM dan ketidakstabilan perekonomian dunia.

“Oleh sebab itu, kita mendapat bonus dari Menteri Keuangan sebesar Rp10,3 miliar sebagai apresiasi atas keberhasilan pengendalian inflasi,” ujar Naslindo

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memuji langkah Edy Rahmayadi mengendalikan inflasi. Ada 10 Provinsi yang dinilai berhasil menjaga tingkat inflasi (yoy) nya antara lain Gorontalo (5,41%), Sulbar (5,36%), Banten (5,34%), Kepri (5,26%).

Kemudian, Kaltara (5,24%), Sumut (5,03%), Papua Barat (4,70%), Sulut (4,30), DKI (4,11%) dan Maluku Utara (3,26%). Sumut salah satu yang terbaik dengan jumlah populasi dan banyaknya kabupaten/kota.

“Sangat bagus apa yang dilakukan Pak Edy di Sumut, ada 33 kabupaten/kota dan itu sangat tidak mudah, mudah-mudahan bisa menjadi masukan untuk daerah lain,” kata Tito Karnavian.

Kepala Badan Pangan Nasional RI Arief Prasetyo mengatakan bahan pangan yang sulit dipenuhi hampir seluruh wilayah Indonesia adalah gula pasir dan bawang putih. Untuk itu, dia meminta agar Sumut mempererat kerja sama dengan Bulog agar inflasi bisa terus ditekan.

“Sangat baik apa yang dilakukan Pak Edy di Sumut, kalau gula pasir dan bawang putih mayoritas daerah kita memang impor, untuk menjaga inflasi Sumut bisa koordinasikan dengan Bulog kita,” kata Arief Prasetyo.(gus)

SUMUTPOS.CO – Kementerian Dalam Negeri memberikan apresiasi kepada 3 daerah (Pemda) untuk Best Paractice Pengendalian Inflasi yaitu Provinsi Sumut, Kota Tarakan dan Kabupaten Tabalong.

Gubernur Edy dihadapan Gubernur dan Bupati/Wali Kota se-Indonesia memaparkan kiat-kiat menjaga inflasi di tengah perekonomian global yang sedang sulit. Pemaparan itu, disampaikan oleh mantan Pangkostrad itu, Best Paractice Pengendalian Inflasi melalui zoom ke Kepala Daerah se-Indonesia, yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri secara virtual di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Senin (5/12) pagi.

Dalam pemaparannya, Gubernur Edy menjelaskan kuncinya mengendalikan inflasi itu, adalah pentingnya memahami suatu daerah secara komperhensif, komunikasi yang baik antar-Pemda dan melibatkan Forkopimda.

Selain itu, mantan Ketua Umum PSSI itu, mengatakan bahwa pemantauan harga dan ketersediaan barang juga harus dilakukan terus menerus, agar bisa mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

“Penyebabnya klasik, beras, cabai merah, bawang putih, transportasi, bensin, jadi mana yang masuk kategori rawan kita lakukan intervensi dan itu butuh komunikasi kuat antar-Pemda dan Forkopimda,” sebut Gubernur Edy.

Inflasi Sumut pada November tercatat sebesar 5,03% (yoy) dengan deflasi 0,13, sedangkan untuk tahun kalender (November 2022 terhadap Desember 2021) 4,55%. Harga pangan dinilai paling berpengaruh pada inflasi Sumut dan harga yang sangat fluktuatif.

“Ada 11 komoditas punya andil pada inflasi kita, tetapi yang paling signifikan cabai merah 44,24%, bawang merah 24,34%, dan cabai rawit 31,2% karena itu perlu dipantau setiap hari,” jelas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait melalui telepon mengatakan, per November 2022, angka inflasi di Sumut sebesar 5,03%.

“Mendagri menilai Gubernur Edy Rahmayadi berhasil mengendalikan inflasi yang dihadiri semua Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia, memang inflasi ini terus menjadi atensi Pak Gubernur,” kata Naslindo, Senin (5/12).

Adapun berbagai program yang telah dilakukan dalam mengendalikan inflasi. Di antaranya penguatan sisi produksi dengan pemberian berbagai macam bibit tanaman kepada petani. Selain memberikan bibit, Edy Rahmayadi juga mendorong gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.

Selanjutnya, penguatan ketersediaan barang dan jangkauan harga dengan melakukan operasi pasar. Penguatan sarana dan prasarana produksi. Kemudian mendorong Kerjasama Antar Daerah (KAD).

Sudah ada 15 kabupaten/kota Sumut yang melakukan KAD. Selain itu telah ada kabupaten dan kota yang melakukan KAD dengan daerah di provinsi lain.

Diantaranya Tapanuli Utara dengan Kota Batam, Simalungun dengan Bangka Belitung dan DKI Jakarta, hingga PT Dhirga Surya dengan Food Station DKI Jakarta.

Serta memperkuat sinergi dan penguatan program jangka panjang. Untuk penguatan program jangka panjang, Pemprov mencanangkan pembangunan kawasan pertanian terpadu.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Keuangan juga mengapresiasi Sumut sebagai 10 besar provinsi terbaik dalam mengendalikan inflasi. Prestasi tersebut diraih di tengah kenaikan harga BBM dan ketidakstabilan perekonomian dunia.

“Oleh sebab itu, kita mendapat bonus dari Menteri Keuangan sebesar Rp10,3 miliar sebagai apresiasi atas keberhasilan pengendalian inflasi,” ujar Naslindo

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memuji langkah Edy Rahmayadi mengendalikan inflasi. Ada 10 Provinsi yang dinilai berhasil menjaga tingkat inflasi (yoy) nya antara lain Gorontalo (5,41%), Sulbar (5,36%), Banten (5,34%), Kepri (5,26%).

Kemudian, Kaltara (5,24%), Sumut (5,03%), Papua Barat (4,70%), Sulut (4,30), DKI (4,11%) dan Maluku Utara (3,26%). Sumut salah satu yang terbaik dengan jumlah populasi dan banyaknya kabupaten/kota.

“Sangat bagus apa yang dilakukan Pak Edy di Sumut, ada 33 kabupaten/kota dan itu sangat tidak mudah, mudah-mudahan bisa menjadi masukan untuk daerah lain,” kata Tito Karnavian.

Kepala Badan Pangan Nasional RI Arief Prasetyo mengatakan bahan pangan yang sulit dipenuhi hampir seluruh wilayah Indonesia adalah gula pasir dan bawang putih. Untuk itu, dia meminta agar Sumut mempererat kerja sama dengan Bulog agar inflasi bisa terus ditekan.

“Sangat baik apa yang dilakukan Pak Edy di Sumut, kalau gula pasir dan bawang putih mayoritas daerah kita memang impor, untuk menjaga inflasi Sumut bisa koordinasikan dengan Bulog kita,” kata Arief Prasetyo.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/