26.7 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Launching 3rd Sumatranomics, BI Ingatkan Waspadai Laju Inflasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini, ekonomi di Sumatera Utara (Sumut) tergolong bertumbuh dengan baik, meski masih di bawah rata-rata nasional. Namun di sisi lain laju inflasi juga bergerak cukup tinggi.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Doddy Zulverdi dalam sambutannya, pada acara Launching ‘3rd Sumatranomics’ Sumatra Economic Summit 2022, dengan tema; Strategi Pemulihan Ekonomi Sumatera di Tengah Pencapaian Herd Immunity dan Dampak Spillover Krisis Global, yang dilaksanakan secara Webinar Nasional, Senin (6/6).

Acara tersebut dihadiri, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi, Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri PhD, Ketua BSBI dan Dewan Penasehat Kadin Muhammad Edhie Purnawan PhD, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Prof Dr Muhammad Firdaus SP MSi, dan lainnya.

Karena itu, Doddy mengingatkan seluruh stakeholder di Sumut untuk mewaspadai laju inflasi ini, yang terjadi hingga Mei 2022. “Meskipun di sisi lain ekonomi Sumut mengalami pertumbuhan, yakni pada triwulan 1 2022, mencapai 3,90 persen, tetapi disertai dengan tingginya laju inflasi mencapai 4,18 persen, hingga Mei 2022,” ujarnya.

Dia menyebutkan, agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti inflasi yang berlebih, maka diperlukan inovasi, termasuk inovasi kebijakan. Ini merupakan kunci pertumbuhan ekonomi apalagi di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu saat ini.

Termasuk, lanjutnya, pergerakan laju inflasi yang tinggi di sejumlah negara, ekonomi China yang masih melambat, normalisasi moneter di sejumlah negara seperti Pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga.

“Itulah pentingnya digelar 3rd Sumatranomics Tahun 2022 ini, kita butuh masukan dari semua pihak lewat call paper atau karya tulis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik disertai inflasi yang stabil,” harapnya.

Menurutnya, komoditas yang menjadi andalan Sumut selama ini harus terus didorong supaya mampu memberikan nilai tambah yang semakin tinggi, bukan mengalihkannya ke sektor lain. “Disinilah kita butuh dukungan semua pihak, bagaimana menciptakan nilai tambah komoditas kita yang semakin tinggi, bagaimana kita mendorong ekonomi tumbuh semakin tinggi tanpa dihantui laju inflasi yang berlebihan,” tandasnya.

Sementara itu, Gubsu Edy Rahmayadi meminta para akademisi dan peneliti lainnya untuk memberikan masukan kepada Pemprovsu untuk menghasilkan produk-produk turunan CPO, memberikan masukan apa solusi stabilisasi inflasi.

“Bank Indonesia sudah membagi kita data angka-angka soal inflasi kita. Oleh sebab itu, saya butuh bagaimana cara implementasi menekan laju inflasi itu,” tegasnya.

Di akhir acara, dilakukan launching ‘3rd Sumatranomics’, di mana karya tulis bisa diikuti kategori mahasiswa dan kategori umum, yang informasinya bisa dilihat di website www.sumatranomics.com, yang akan ditutup hingga 31 Agustus 2022. (dwi/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini, ekonomi di Sumatera Utara (Sumut) tergolong bertumbuh dengan baik, meski masih di bawah rata-rata nasional. Namun di sisi lain laju inflasi juga bergerak cukup tinggi.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Doddy Zulverdi dalam sambutannya, pada acara Launching ‘3rd Sumatranomics’ Sumatra Economic Summit 2022, dengan tema; Strategi Pemulihan Ekonomi Sumatera di Tengah Pencapaian Herd Immunity dan Dampak Spillover Krisis Global, yang dilaksanakan secara Webinar Nasional, Senin (6/6).

Acara tersebut dihadiri, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi, Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri PhD, Ketua BSBI dan Dewan Penasehat Kadin Muhammad Edhie Purnawan PhD, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Prof Dr Muhammad Firdaus SP MSi, dan lainnya.

Karena itu, Doddy mengingatkan seluruh stakeholder di Sumut untuk mewaspadai laju inflasi ini, yang terjadi hingga Mei 2022. “Meskipun di sisi lain ekonomi Sumut mengalami pertumbuhan, yakni pada triwulan 1 2022, mencapai 3,90 persen, tetapi disertai dengan tingginya laju inflasi mencapai 4,18 persen, hingga Mei 2022,” ujarnya.

Dia menyebutkan, agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti inflasi yang berlebih, maka diperlukan inovasi, termasuk inovasi kebijakan. Ini merupakan kunci pertumbuhan ekonomi apalagi di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu saat ini.

Termasuk, lanjutnya, pergerakan laju inflasi yang tinggi di sejumlah negara, ekonomi China yang masih melambat, normalisasi moneter di sejumlah negara seperti Pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga.

“Itulah pentingnya digelar 3rd Sumatranomics Tahun 2022 ini, kita butuh masukan dari semua pihak lewat call paper atau karya tulis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik disertai inflasi yang stabil,” harapnya.

Menurutnya, komoditas yang menjadi andalan Sumut selama ini harus terus didorong supaya mampu memberikan nilai tambah yang semakin tinggi, bukan mengalihkannya ke sektor lain. “Disinilah kita butuh dukungan semua pihak, bagaimana menciptakan nilai tambah komoditas kita yang semakin tinggi, bagaimana kita mendorong ekonomi tumbuh semakin tinggi tanpa dihantui laju inflasi yang berlebihan,” tandasnya.

Sementara itu, Gubsu Edy Rahmayadi meminta para akademisi dan peneliti lainnya untuk memberikan masukan kepada Pemprovsu untuk menghasilkan produk-produk turunan CPO, memberikan masukan apa solusi stabilisasi inflasi.

“Bank Indonesia sudah membagi kita data angka-angka soal inflasi kita. Oleh sebab itu, saya butuh bagaimana cara implementasi menekan laju inflasi itu,” tegasnya.

Di akhir acara, dilakukan launching ‘3rd Sumatranomics’, di mana karya tulis bisa diikuti kategori mahasiswa dan kategori umum, yang informasinya bisa dilihat di website www.sumatranomics.com, yang akan ditutup hingga 31 Agustus 2022. (dwi/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/