JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di tengah terjadinya perlambatan perekonomian yang terjadi di dalam negeri sejak beberapa tahun terakhir, namun masih ada saja sektor yang menjanjikan, yakni pasar telepon pintar (smartphone).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, pasar smartphone di Indonesia masih cukup menjanjikan, walaupun ekonomi dalam negeri saat ini sedang tidak dalam kondisi yang baik.
Di sisi lain, daya beli masyarakat juga tengah lesu. Sejumlah toko ritel bahkan harus gulung tikar akibat lesunya daya beli.
Bhima menilai, sebagian daya beli masyarakat di toko online beralih ke sektor elektronik. Peralihan itu tidak memperkeruh penjualan smartphone di Tanah Air.
“Sangat menjanjikan karena yang paling banyak geser ke e-commerce adalah produk elektronik. Tekanan daya beli sepertinya tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan gadget,” ujarnya, Sabtu (4/11).
Sementara berdasarkan sub jenis barangnya, perkakas rumah tangga menjadi yang paling terkena dampak penurunan daya beli. “Dari sub jenis barang elektronik yang menurun, sebagian besar adalah perkakas rumah tangga (omset Ace Hardware turun),” tambahnya.
Selain itu, sejumlah riset mengemukakan, penjualan smartphone hingga kuartal I-2017 terus melonjak. Itu artinya, smartphone masih menjadi magnet bagi masyarakat untuk menggunakan uangnya.
“Data International Data Corporation (IDC) penjualan smartphone di kuartal I 2017 justru naik 13 persen (yoy),” tandasnya. (jpg/ram)